“Pokoknya pas berbuka nanti aku mau pesan dan makan nasi goreng, iga sapi, sate ayam, mie goreng, es krim, puding, bla… bla…” Duh, stop, stop, jangan keburu kalap, Kids. Walau kita menjalani puasa, bukan berarti saat berbuka kita makan berlebihan, loh. Nanti, perut kamu malah sakit. Yuk, terapkan makan bijak!
Ya, saat Ramadan ini, banyak sekali yang memilih untuk berbuka puasa di luar rumah. Tahukah kamu, berdasarkan data tahun 2016, Dinas Kebersihan DKI Jakarta mengungkapkan adanya peningkatan volume sampah sebesar 10 persen, hanya pada 10 hari pertama Ramadan, loh! Ternyata sebagian besar sampah tersebut adalah sampah organik seperti sisa makanan. Artinya, banyak orang – entah sadar atau tidak – melakukan food wasting alias menyia-nyiakan makanan. Sayang, bukan?
Di sisi lain, orang yang memaksakan diri untuk menghabiskan makanan daripada membuangnya, juga akan berdampak tak baik bagi kesehatan perut karena makan berlebihan. Jadi, yang terbaik adalah, kita makan secukupnya.
Dampak Makan Berlebihan
“Mengonsumsi makanan berlebihan dapat menimbulkan rasa begah dan tidak nyaman pada perut. Ketidaknyamanan ini dapat mengganggu aktivitas sehari – hari, terutama saat berpuasa. Puasa yang seharusnya dapat dijadikan momen emas untuk ibadah sambil detoks, mencegah dan menurunkan inflamasi (radang) dan obesitas, bisa gagal karena makan berlebihan selama bulan puasa. Seharusnya puasa dapat menjadikan penduduk lebih sehat dan lebih hemat (tidak boros),” ungkap Ahli gizi, Prof. Hardinsyah, MS, PhD. selaku Ketua PERGIZI Pangan Indonesia dalam acara temu media #MakanBijak Bersama Mylanta di Eat & Eat fX Sudirman, Jakarta.

Gerakan #MakanBijak
Melihat korelasi antara makan berlebihan versus membuang-buang makanan tersebut, Mylanta, merek obat antasida atau untuk menetralkan asam lambung dari PT. Johnson & Johnson Indonesia, kembali menggiatkan gerakan sosial #MakanBijak. Mereka mengajak kamu, Mama, Papa, kakak, adik, dan semua masyarakat Indonesia agar ‘makan secara bijak’ (tidak berlebihan) untuk menjaga kesehatan perut dan membantu mengurangi sampah.
Gerakan #MakanBijak ini telah diprakarsai oleh Mylanta sejak tahun 2018 lalu dan berhasil mengedukasi lebih dari 32.000 orang untuk berpartisipasi. Caranya dengan memisahkan terlebih dahulu makanan berlebihnya di awal. Dalam kurun waktu 25 hari, lebih dari 15,000 kotak makan ramah lingkungan telah dibagikan secara gratis di sejumlah lokasi Eat & Eat di Jakarta.
“Tahun ini, kami bekerja sama kembali dengan Eat & Eat dan mengingatkan masyarakat untuk menerapkan #MakanBijak dengan cara yang lebih menarik, yaitu membawa kotak makan sendiri (Bring Your Own Box),” ungkap Ibu Dinda Parameswari, Associate Brand Manager Mylanta.

Tujuannya, agar kita dapat memisahkan dan menyimpan sebagian porsi makanan yang telah dipesan di awal – apabila dirasa porsinya terlalu banyak dan tidak dapat dihabiskan sekaligus – sehingga makanan tersebut tidak akan terbuang percuma sekaligus tidak membuat kita mengonsumsi makanan secara berlebihan.
Tempat Makan Edisi Khusus
Selain itu, Mylanta juga bekerja sama dengan salah satu ilustrator ternama, Kids. Namanya Kak Diela Maharanie untuk mendesain tempat makan edisi khusus. Desain-nya bagus, deh, bergambar bapak dan Ibu Tani yang sedang tersenyum ceria. Konsep tersebut, menurut Kak Diela, mengandung makna jikalau kita tidak membuang-buang makanan, maka para petani maupun alam ikut bersukacita.
“Kini 37 persen penduduk Indonesia mengalami gemuk dan obesitas, ini pertanda sederhana banyak yang kelebihan konsumsi pangan terutama pangan sumber energi. Untuk itu, masyarakat perlu mengasup gizi seimbang dengan memperhatikan keragaman jenis makanan dan jumlah makanan yang tidak berlebihan,” tutup Prof. Hardinsyah.
Yuk, teman-teman, mulai sekarang kita terapkan makan bijak. Makan secukupnya, tidak berlebihan dan tidak terbuang sehingga baik untuk perutmu, juga baik untuk lingkunganmu.
Foto: Istimewa