Bandung, majalahjustforkids.com – Apa nih yang kamu lakukan ketika selesai makan camilan, biskuit misalnya? Membuang bungkusnya di tempat sampah, menyelipkannya di sofa atau malah meletakkannya asal di laci meja? Waduh! Dua yang terakhir jangan dilakukan ataupun ditiru ya, Kids!
Tidak menyisakan makanan dan membuang sampah pada tempatnya, adalah suatu perilaku yang seharusnya kita lakukan. Namun, tahukah kamu, membuang sampah pun sebenarnya ada aturannya loh, dimana kita sebaiknya memilah sampah berdasarkan kategori sehingga sampah tersebut nantinya bisa didaur ulang dan dipergunakan lagi, jadi bukan sekadar menumpuk memenuhi Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Untuk kamu ketahui, sampah sendiri dibagi ke dalam 3 kategori, yakni sampah organik, anorganik, serta Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Sampah organik ini berupa sampah yang bisa membusuk atau terurai dengan sendirinya. Misalnya saja sisa makanan, daun kering, sayuran, kotoran hewan, dan lainnya. Sementara sampah anorganik merupakan sampah yang susah terurai, contohnya botol kaca, plastik kemasan, kaleng bekas, besi berkarat, dan sebagainya. Terakhir, jenis sampah B3 di antaranya oli dan aki bekas, lampu TL dan bohlam, pengkilap kayu, pembasmi serangga, batu baterai, dan lainnya.
Nah, untuk mengajak masyarakat mengurangi penumpukan sampah, Yayasan WINGS Peduli secara resmi meluncurkan #PilahdariSekarang. Gerakan ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama memilah sampah berdasarkan kategori.
Program ini terdiri dari kegiatan edukasi yang menyasar masyarakat dari berbagai latar belakang, yang diwujudkan melalui upaya kolaborasi. Program perdana dilakukan di kegiatan senam bersama ribuan Ibu di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, yang akan terus digulirkan di sepanjang tahun ini.
Melalui kampanye #PilahdariSekarang, Yayasan WINGS Peduli ingin meningkatkan kesadaran masyarakat mulai dari lingkup keluarga, sebagai langkah awal pengelolaan sampah yang bertanggungjawab.
Ini menjadi penting sebab kesadaran memilah sampah di level masyarakat masih tergolong rendah. Survey Katadata Insight Center, menyebutkan bahwa pemilahan sampah hanya dilakukan oleh 50,8 persen rumah tangga di Indonesia.
Sayangnya 77,6 persen di antaranya memisahkan sampah hanya menjadi dua kategori, yakni basah dan kering serta organik dan non-organik. Kategori ini belum cukup karena sampah non-organik, seperti plastik, kaca, dan kertas, masih tercampur sehingga sulit didaur ulang. Hal ini dapat menyebabkan sampah plastik menumpuk dan bocor ke lingkungan dalam wujud mikroplastik.
Edukasi yang mendalam inilah yang dirasa perlu terus dilakukan terhadap masyarakat. Ibu Sheila Kansil, perwakilan Yayasan WINGS Peduli mengatakan, “Kampanye #PilahdariSekarang menjadi medium kami terjun langsung ke masyarakat untuk menyosialisasikan pentingnya memilah sampah dan cara menerapkannya, untuk meningkatkan kesadaran memilah sampah dari rumah. Inisiatif ini tentu akan kami lanjutkan dengan berbagai program di bidang lingkungan lainnya, sehingga dapat menjadi gerakan berkelanjutan,” ungkapnya.
Kampanye #PilahdariSekarang terdiri dari dua elemen penting. Pertama adalah edukasi, dimana Yayasan WINGS Peduli akan terjun langsung ke masyarakat di berbagai daerah melalui berbagai kegiatan interaktif. Mulai dari memanfaatkan medium informasi menarik, game interaktif, hingga fasilitas tempat sampah pilah, untuk meningkatkan kesadaran mengenai pemilahan sampah.
Kedua adalah kolaborasi, dimana Yayasan WINGS Peduli bersinergi dengan berbagai pihak, mulai dari kegiatan brand WINGS Group, organisasi lingkungan, lembaga pendidikan, hingga pemerintah terkait, untuk dapat menjangkau berbagai elemen masyarakat.
Sampah merupakan tanggungjawab semua pihak, mulai dari pelaku di bidang produksi, distribusi, hingga konsumsi. Oleh karena itu, kampanye #PilahdariSekarang akan menjangkau konsumen di berbagai usia, termasuk memulai kampanye dari internal WINGS Group, agar dapat menjadi gerakan masif yang berdampak bagi lingkungan.
Foto: Ist