Sebagai negara tropis, Indonesia sangat beruntung karena dianugerahi dengan sinar Matahari yang melimpah. Seperti kita ketahui, sinar Matahari sangat berperan dalam memroduksi vitamin D dalam tubuh. Asal tahu saja, sekitar 80 persen vitamin D dalam tubuh manusia itu, berasal dari previtamin D yang diproduksi di kulit yang diinduksi (dirangsang) oleh sinar UV B (Matahari). Itulah mengapa sejak masih bayi, kita harus rajin berjemur setiap pagi, ya, Kids!
Melawan Bakteri H.pylori
Penelitian menunjukkan, kebanyakan orang tak menyadari bahwa mereka kekurangan vitamin D. Padahal, vitamin ini bisa melawan bakteri H.pylori yang menyebabkan peradangan dan gejala alergi.
Bahkan fakta terbaru mengungkapkan bahwa pasien Covid-19 yang meninggal dunia, kebanyakan kekurangan vitamin D. Para Peneliti pun menyadari bahwa vitamin D adalah nutrisi penting untuk menangkal infeksi.
Daya Tahan Tubuh
Berdasarkan penelitian di University of Copenhagen, Denmark, ditemukan bahwa tanpa asupan vitamin D yang cukup, T-cell yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh, tak akan bisa bekerja efektif terhadap infeksi.
Untuk menghindari peradangan yang bisa memicu reaksi alergi, Peneliti menyarankan untuk memenuhi kebutuhan vitamin D dalam tubuh. Vitamin D bisa didapatkan melalui makanan seperti jamur, telur, salmon, dan juga ikan lainnya.
Sejumlah penelitian pun menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan kasus alergi di dunia. Hal tersebut dihubungkan dengan rendahnya kadar vitamin D akibat dari banyak orang yang lebih banyak tinggal di dalam ruangan sehingga kurang mendapatkan paparan sinar Matahari yang membuat rendahnya produksi vitamin D di kulit.
Ya, kurangnya paparan sinar Matahari merupakan penyebab utama kekurangan vitamin D. Sebab, sekitar 80 persen vitamin D dalam tubuh manusia, berasal dari previtamin D yang diproduksi di kulit yang diinduksi oleh sinar UV B (Matahari).
Foto: Ist
