Mendengar Flying Frog, teman-teman pasti langsung teringat pada aktivitas permainan flying fox dimana kita menyeberang dari satu pohon ke pohon lainnya dengan bantuan seutas tali. Ini ada hewan unik yang namanya mirip, lho. Hehe…
Namanya Flying Frog (Katak Terbang) yang bisa terbang dari satu pohon ke pohon lainnya. Terbang dari satu pohon ke pohon yang lain adalah salah satu cara ia berpindah tempat karena binatang ini termasuk jenis binatang Aboreal.
Aboreal merupakan hewan yang menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya berada di atas pohon atau semak belukar. Mereka sangat jarang sekali turun ke tanah.
Hutan Lebat
Flying Frog banyak ditemui di daerah yang memiliki hutan dan semak belukar yang sangat lebat dan lembab, salah satunya adalah Indonesia.
Katak Terbang adalah katak dari jenis Rhacophorus. Di Indonesia katak ini diberi nama Katak Terbang Wallace’s (Rhacophorus nigropalmatus) banyak ditemui di Semenanjung Melayu hingga ke Barat Indonesia.
Ciri fisik yang dimiliki Katak Terbang ini membuat tubuhnya sangat enak dipandang. Memiliki mata yang besar dan mencolok, ukurannya relatif kecil sekitar 9-10 cm, dan memiliki warna yang cukup kontras yaitu hijau terang kombinasi dengan kuning terang pada rusuk, jari-jari serta ujung mulutnya.
Selaput Membran
Hewan unik ini dikategorikan sebagai amphibi aboreal yang memiliki hal terunik untuk sebuah katak, yaitu selaput membran. Selaput membran ini menghubungkan jari-jari kakinya. Ukuran tubuh bagian belakang yang lebih besar dari bagian depan, memberikan kemampuan pada Flying Frog untuk terbang (gliding) lebih lama dari satu dahan ke dahan lain demi berpindah tempat.
Kalau teman-teman mencari kuping dari binatang unik ini, tidak akan terlihat dengan mudah karena alat pendengarnya berada di belakang mata yang besar. Kondisi unik seperti ini dinamakan tympanic membrane/selaput anak telinga.
Keunikan lain kenapa katak jenis ini disebut sebagai Katak Terbang adalah kemampuannya turun dari pohon yang lebih tinggi ke yang lebih rendah dengan sudut kurang dari 45º. Posisi yang sangat curam dan hanya bisa dilakukan oleh binatang yang memiliki sayap dan membran saja, sehingga mereka bisa melayang.
Foto: Istimewa