Sebagai rasa syukur atas musim panen, masyarakat di Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Maros, mengadakan tradisi adu betis. Wah, seperti apa, ya?
Mungkin kalian baru mendengar tradisi adu betis ini, ya, Kids? Tradisi yang sudah turun temurun itu, dilakukan lewat permainan yang disebut Mappalanca.
Tradisi ini sangat unik dan menarik, Kids! Setiap pria saling unjuk kekuatan dengan mengadu betis mereka. Tak hanya anak muda, tapi juga orang tua. Uniknya lagi, tradisi adu betis ini dilakukan di tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Yaitu sebuah pemakaman keramat yang letaknya agak jauh dari perumahan penduduk. Hiiii….
Hari Kemerdekaan
Biasanya, tradisi adu betis digelar setiap bulan Agustus yang tentunya bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia. Selain tradisi adu betis, dilaksanakan juga upacara tumbuk padi (akdengka ase lolo) dan sepak takraw (paraga).
Adu betis dimulai secara berkelompok. Para pria membentuk sebuah lingkaran besar, sementara para penonton menyaksikan di tepian arena. Setelah aba-aba diberikan, para pria tadi saling menendangkan betis mereka sebagai bentuk adu kekuatan. Tidak ada pemenang dalam tradisi ini, Kids. Yang penting adalah nilai patriotisme (kepahlawanan) serta kebersamaan masyarakat. (Nov)
***
Yang Khas dari Sulawesi Selatan:
Rumah Adat : Tongkonan
Tarian Tradisional : Tari Bosara, Tari Kipas
Makanan Khas : Es Pisang Hijau, Coto Makassar, Sop Konro, Pallu
Basa
Lagu Daerah : Angin Mamiri, Ma Rencong, Pakarena
Alat Musik : Alosu, Anak Becing, Basi-Basi, Popondi, Keso-
Keso, Lembang
Ibukota : Makassar