Hati Yan Sistavanie asal Bekasi, sedih setiap kali melihat Ayahnya pulang dari mengantarkan barang-barang dagangan. Anak perempuan yang akrab disapa Sita itu tak kuasa menahan haru manakala melihat sang Ayah yang tidak muda lagi itu, nampak begitu kelelahan. Ya, sudah 20 tahun, setiap hari Ayahnya harus mengantarkan barang-barang dagangan dari satu toko ke toko lainnya dengan menggunakan sepeda yang dimodifikasi menjadi gerobak gowes. Dalam hati, Sita bertekad ingin menabung agar bisa membelikan sang Ayah gerobak motor sehingga tidak harus capai menggowesnya kesana kemari. Sita yang kini sudah bekerja, sering memberi Ayahnya uang untuk menyicil gerobak motor, namun sang Ayah lebih memilih menggunakannya sebagai modal untuk warung, karena warung sudah sering sepi pembeli.
Gerobak Motor untuk Ayah
Suatu ketika, Sita melihat instagram McDonald’s Indonesia yang mengadakan kompetisi #RayakanHarapan2. Disebutkan bahwa McDonald’s akan mengabulkan harapan konsumennya dengan cara mem-posting foto, menulis apa harapannya disertai usaha-usaha apa saja yang sudah dilakukan untuk mewujudkan harapan tersebut. Sita pun mem-posting foto Ayahnya yang sedang mengendarai gerobak gowes dengan harapan bahwa ia bisa mengganti gerobak gowes tersebut dengan gerobak motor agar sang ayah tidak kelelahan. Usaha-usaha yang sudah ia lakukan yaitu berdoa, menabung, dan membetulkan gerobak itu berkali-kali agar nyaman.
Tak disangka, ternyata harapan Sita terpilih dan diwujudkan oleh McDonald’s. “Setelah dapat gerobak motor dari McDonald’s, Alhamdulillah sekarang pendapatan saya meningkat. Pelanggan-pelanggan yang dulu sempat banyak yang hilang karena jauh, kini bisa saya samperin lagi. Sekarang saya juga tidak terlalu capai karena tidak harus menggowes lagi,” ucap Bapak Warsito, Ayahanda Sita.
Gadget Terbaru Hingga Keliling Dunia
Ya, Kamis, 28 Maret 2019, bertempat di McDonald’s Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, diumumkan 3 pemenang kompetisi selfie #RayakanHarapan2. Kompetisi tersebut untuk mendukung kampanye menu Prosperity tahun ini. Selama 8 tahun berturut-turut, McDonald’s secara konsisten menawarkan pilihan menu Prosperity di akhir tahun. Pada setiap peluncuran menu Prosperity yang kini selalu dinantikan kehadirannya oleh konsumen setiap tahun tersebut, pesan yang disampaikan adalah merayakan harapan dan menjadi lebih baik di tahun yang baru.
Sukses dengan kompetisi #RayakanHarapan tahun lalu, maka tahun ini kembali digelar kompetisi serupa yang dinamakan #RayakanHarapan2. Dengan mengusung tema yang sama seperti tahun lalu, McDonald’s kembali mengajak konsumen merayakan harapan mereka di tahun yang baru, dengan mengunggah foto menggunakan template yang telah disediakan di Instastory akun Instagram @McDonaldsID. Konsumen menceritakan harapan serta usahanya untuk menggapai harapan tersebut di tahun 2019 ini. Sebanyak hampir seribu foto dan cerita telah terkumpul dengan harapan yang beragam, mulai dari ingin memiliki gadget terbaru, hingga liburan keliling dunia.
“Melalui kompetisi ini, McDonald’s ingin mengetahui secara langsung apa harapan para konsumen di tahun 2019, serta usaha apa yang telah mereka lakukan untuk menggapai harapan tersebut. Kami telah secara detail membaca seluruh harapan para konsumen dari yang unik hingga yang sangat menyentuh. Tidak mudah menentukan pemenang dari kompetisi ini, karena kami percaya pada setiap harapan pasti terdapat arti mendalam bagi para penulisnya,” terang Ibu Caroline Kurniadjaja, Associate Director of Marketing McDonald’s Indonesia.
Mengobati Anak
Jika Sita menjadi pemenang periode 1 (10 Januari-25 Januari 2019), periode 2 (24 Januari-6 Februari 2019) giliran harapan Ibu Fransisca Heri Pratiwi asal Tangerang yang diwujudkan. Ibu Sisca berharap anak semata wayangnya, Arjuna (3 tahun) yang sedang sakit, bisa di MRI (Magnetic Resonance Imaging) yaitu pemeriksaan dengan teknik pengambilan gambar detail organ dari berbagai sudut dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio.
Menurut Ibu Sisca, sejak lahir sampai dengan sekarang, Arjuna tidak bisa berbicara dan tidak bisa berjalan. Saat ini Arjuna harus minum obat setiap hari, dan setiap 3 bulan sekali ke rumah sakit. Daya tahan tubuh Arjuna juga rendah. Suhu bagian kepalanya selalu tinggi, lebih panas dibandingkan dengan suhu badannya sehingga ia sering sekali memukul kepalanya sendiri dengan kuat, bahkan mungkin ketika rasa sakitnya semakin terasa, ia sering membenturkan kepalanya ke lantai atau ke dinding sambil menangis dan berteriak-teriak. Arjuna bisa merangkak tapi lututnya jadi sering lecet. Pencernaan Arjuna juga sensitif, akan diare jika makanan terlalu lembek, sebaliknya akan pendarahan jika makanan terlalu keras.
Ibu Sisca sudah membawa Arjuna berobat kemana-mana. Berbagai tes di berbagai rumah sakit sudah ia lakoni. Diagnosa dokter beragam, ada yang mengatakan Arjuna terkena penyakit hipotiroid, ada yang mengatakan penyakitnya tidak bisa disembuhkan dan harus minum obat seumur hidup, dan ada yang mengatakan Arjuna menderita meningitis. Ada pula dokter yang menyarankan Arjuna melakukan pemeriksaan MRI, agar dapat dicek keseluruhan tubuhnya sehingga bisa diketahui dengan pasti penyakitnya. “Tapi sayang, biaya MRI cukup mahal dan tidak masuk BPJS. Saya sudah mencoba menabung, namun kondisi keuangan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan membayar obat Arjuna, karena tidak semua obat ditanggung BPJS. Saya juga sudah tidak bekerja lagi agar bisa fokus pada kesehatan Arjuna. Jadi hanya mengandalkan pendapatan suami saja,” cerita Ibu Sisca.
Beruntung harapan Ibu Sisca bisa diwujudkan. Pemeriksaan MRI untuk Arjuna telah dilakukan di salah satu Rumah Sakit Swasta di Tangerang. Atas saran dokter, Arjuna juga melakukan tes darah dan konsultasi dengan dokter. McDonald’s Indonesia tidak hanya membiayai MRI, tetapi juga biaya tes darah dan konsultasi dokter. Hasil pemeriksaan MRI menunjukkan bahwa ada selaput putih yang menutupi otak depan Arjuna. Dari hasil tes darah diketahui bahwa jumlah sel darah putih Arjuna abnormal. “Setelah penyakitnya diketahui dengan pasti dan dilakukan pengobatan, sekarang Arjuna sudah mulai bisa merambat dan berdiri sendiri. Dia juga sudah mulai bisa mengucapkan beberapa patah kata seperti papa misalnya,” ucap Ibu Sisca bersyukur dan sangat berterima kasih pada McDonald’s.
Tangan Palsu untuk Suami
Setelah Sita dan Ibu Sisca, periode ketiga (7 Februari-24 Februari 2019) harapan Ibu Chorniati asal Tulung Agung, Jawa Timur yang ingin membelikan tangan palsu untuk suaminya pun diwujudkan. Bermula pada tahun 2000 dimana suami Ibu Chorniati mengalami kecelakaan kerja saat bekerja di pabrik kayu yang membuat tangan kirinya harus diamputasi. Sejak itu sang suami pun mulai menggunakan tangan palsu. Bapak Kanafi, suami Ibu Chorniati saat ini bekerja sebagai petani dan memberi pakan ternak. Tangan palsu yang dipakainya saat ini sudah tidak layak. Sudah coba diberi lem tapi tetap tidak nyaman. Mereka juga sudah mencoba beli yang murah, namun ternyata cepat melar karena terbuat dari karet, dan membuat tangan Bapak Kanafi menjadi kemerahan dan membesar, sehingga bagian jari-jarinya patah.
Ibu Chorniati sudah mulai menabung untuk membeli tangan palsu yang lebih bagus kualitasnya. Namun, karena keluarganya memiliki banyak kebutuhan, terlebih dengan 6 orang anak yang masih sekolah, uang tabungannya sering terpakai untuk kebutuhan lain. Dari hasil menabung, sudah terkumpul Rp 2.000.000. Namun, masih dibutuhkan tambahan dana karena tangan palsu yang bagus harganya tidak murah.
Pada tanggal 6 Maret 2019, harapan Ibu Chorniati membelikan tangan palsu untuk suami terwujud. Bapak Kanafi pun mengunjungi Surabaya Prosthetic Orthopedic untuk membuat tangan palsu sesuai ukuran tangannya. “Saya doakan agar McDonald’s semakin sukses dan terus berkembang,” ujar Bapak Kanafi.
Foto: Istimewa