Putri Helga menguap lebar. “Hari ini aku mengantuk sekali. Aku mau cepat tidur!” katanya. “Sebaiknya makan malam dulu, Tuan Putri,” kata seorang dayang. “Aku mau disuapi!” jawab Putri Helga dengan manja. Kedua dayang tak punya pilihan lain. Salah seorang dayang akhirnya menyuapi sang Putri. (Princess Helga yawns widely. “I’m very sleepy today. I want to sleep right away!” she says. “You’d better have dinner first, Princess,” says one of the servants. “I want to be fed!” replies the spoled Princess Helga. The two servants have no other choice. One of the servants spoon-fed the princess.)
Setelah makan, dayang-dayang mengantar Putri Helga ke kamar tidurnya. “Selamat malam, Putri Helga,” kata mereka sesampainya di depan pintu kamar. “Akhirnya, aku bisa tidur,” gumam Putri Helga. (After eating, the servants take Princess Helga to her sleeping quarters. “Good night, Princess Helga,” the two say at the quarter’s entrance. “Finally, I can get some sleep,” Princess Helga says.)
Tak lama kemudian, terdengar suara teriakan Putri Helga. Kedua dayang tekejut. Mereka segera membuka pintu kamar. “Putri Helga, apa yang terjadi?” tanya seorang dayang. (Not long after, Princess Helga’s scream is heard. Both servants are surprised. They soon open the quarter doors. “Princess Helga, what happened?” asks one of the servants.)
“Te… Te… Tempat tidurku hilang!” jawab Putri Helga dengan wajah pucat. Ia lantas menangis di kamarnya. “Aku ingin tempat tidurku…,” kata Putri Helga. (“My…My…My bed is missing!” replies Princess Helga with a face gone pale. She then cries in her quarters. “I want my bed….,” says Princess Helga.)
“Ini balasan perbuatanmu, Putri nakal!” seru seseorang tiba-tiba. “Si… Siapa itu?” tanya Putri Helga ketakutan. Seberkas cahaya bulat mendekat dan pelan-pelan menjadi besar. (“This is what you deserve, naughty Princess!” exclaims someone all of a sudden. “Who is that?” asks Princess Helga in fear. A sphere of light approaches and slowly turns large.)
Di dalam cahaya itu, ada seorang gadis kecil bersayap. “Namaku Kerlip, peri hutan! Kau pernah mengambil tempat tidurku. Sekarang giliranku mengambil tempat tidurmu!” kata si peri. (Inside the light, there is a little girl with wings. “My name is Kerlip, the forest fairy! You once took my bed. Now it’s my turn to take away yours!” says the fairy.)
“Kapan aku melakukannya?” kata Putri Helga bingung. “Kau pernah memetik bunga mawar di hutan dan membuangnya begitu saja. Bunga mawar itu adalah tempat tidur para peri,” jelas Kerlip. (“When did I do it?” Princess Helga asks in confusion. “You once picked a rose in the forest and threw it away just like that. That rose is the bed of the fairies,” tells Kerlip.)
Putri Helga baru ingat! Waktu itu, ia menyuruh dayang-dayangnya untuk memetik bunga mawar di hutan untuk dijadikan kalung. Padahal, dayang-dayangnya sudah memperingatkan Tuan Putri. Tapi Putri Helga tak mau mendengarnya. Setelah digunakan untuk kalung, mawar-mawar hutan itu pun jadi layu, lalu Putri Helga membuangnya. (Princess Helga then remembers! She asked her servants to pick some roses in the forest to make a necklace for her. Her servants did warn the princess. But Princess Helga wouldn’t listen. After it was made into a necklace, the forest roses withered, the Princess Helga threw them away. )
“Maafkan aku, Kerlip… Sekarang aku mengerti bagaimana rasanya tidak punya tempat tidur!” ujar Putri Helga menyesal. Kerlip lalu menepuk tangannya. Tempat tidur Putri Helga yang hilang pun muncul kembali. Sejak itu, Putri Helga tak lagi manja. Ia tidak pernah lagi merusak tanaman di hutan dan selalu menuruti nasehat para dayang. (“I’m sorry, Kerlip… now I know what it feels like of not having a bed!” says Princess Helga in remorse. Kerlip then claps her hands. Princess Helga’s vanished bed then reappears. Since then, Princess Helga is no longer spoiled. She would never again ruin the plants in the forests and always listens to the advices from the servants.)
(Teks: Seruni/ Ilustrator: Just For Kids/ Translator: Yos)