Hayooo, jujur, siapa di antara kalian yang sering tidur malam tanpa menggosok gigi? Kirana, siswi SD Negeri Gunung 01, Jakarta Selatan, mengaku kerap melewatkan aktivitas penting itu. “Seringnya udah keburu ngantuk, jadi ya langsung tidur,” katanya. Apalagi orangtuanya di rumah, juga tidak ketat dalam hal itu. Jadilah kegiatan menyikat gigi sebelum tidur malam, terabaikan.
Tidak melewatkan sikat gigi malam, adalah salah satu pesan yang ingin digaungkan oleh Pepsodent, merek perawatan kesehatan gigi dan mulut produksi PT Unilever Indonesia Tbk. Bertempat di SD Negeri Gunung 01, Jakarta Selatan, mereka bekerjasama dengan FDI World Dental Federation dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), kembali menggelar peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2019 pada hari Rabu, 20 Maret 2019.

“Peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia kembali kami laksanakan untuk mengedukasi, memberikan pemeriksaan gigi gratis, sekaligus membiasakan masyarakat Indonesia – khususnya anak-anak – untuk merawat kesehatan gigi dengan menyikat gigi mereka pada pagi setelah sarapan, dan malam hari sebelum tidur, serta memeriksakan diri ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali,” ujar Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. selaku Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia.
Ya, kondisi kesehatan gigi masyarakat Indonesia, belum menggembirakan, alias masih nilai merah, Kids. Menurut Dr. drg. R. M. Sri Hananto Seno, Sp.BM (K)., MM selaku Ketua PB PDGI, setiap individu yang ada di Indonesia, rata-rata memiliki 7 kerusakan gigi di rongga mulutnya. Salah satu penyebabnya, karena sejak kecil tidak diajarkan bagaimana merawat gigi dengan baik. “Inilah mengapa, edukasi pentingnya menajga kesehatan gigi dan mulut, harus terus digalakkan,” katanya pada acara jumpa media Pepsodent bertajuk “Senyum Sehat Cerahkan Masa Depan Anak Indonesia,” di Kebayoran Baru, Jakarta (20/03/19).

Pada kesempatan itu, Pepsodent juga merilis hasil survei global yang mereka lakukan pada tahun 2018 lalu di delapan negara, yaitu Chili, Mesir, Perancis, Italia, Indonesia, Amerika Serikat, Ghana dan Vietnam. Survei ini melibatkan 4.094 anak berusia 6-17 tahun beserta orangtua mereka. Di Indonesia sendiri, survei dilakukan pada 506 anak.
Hasil survei menyebutkan, 64% anak Indonesia pernah mengeluhkan sakit gigi selama satu tahun terakhir. Lebih dari setengahnya, yakni 41% mengaku intensitas rasa sakitnya mencapai tingkat sedang hingga berat.
“Masalah ini ternyata menyebabkan mereka menemui banyak kesulitan di sekolah, baik dalam meraih prestasi akademis maupun bersosialisasi,” lanjut Drg. Mirah.
Ya, kondisi kesehatan gigi ternyata memengaruhi prestasi belajar dan kepercayaan diri anak. Menurut survei, gara-gara sakit gigi – entah itu karena gigi berlubang, radang gusi, atau karies (karang gigi) – 37% anak terpaksa absen dari sekolah dengan rata-rata jumlah absen 2 hari per tahun.

Rasa sakit menyebabkan 29% dari anak-anak tersebut alami susah tidur. Mereka pun terpaksa harus sekolah dalam keadaan mengantuk. Didapati pula sebagian besar dari mereka sulit berkonsentrasi dan tidak bisa turut aktif dalam berbagai kegiatan sekolah, akhirnya kemampuan untuk menyerap materi pelajaran menjadi sangat terganggu. Bayangin saja, kalau sakit gigi pas ujian, tentu akan memengaruhi prestasi belajar kalian, bukan?
Tak hanya itu, 48% anak-anak tersebut bahkan mengaku tidak percaya diri berbicara di depan kelas. “Anak-anak yang bermasalah dengan gigi dan mulut cenderung dua kali lebih rentan untuk mengalami krisis kepercayaan diri, kesulitan bersosialisasi bahkan menolak untuk memperlihatkan senyum mereka dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki gigi dan mulut yang sehat,” terang Drg. Mirah.

Dalam menemukan rasa percaya diri, menurut Ayoe Sutomo, seorang psikolog anak dan keluarga, ada beberapa komponen yang saling mendukung. Antara lain rasa nyaman terhadap diri sendiri yang menimbulkan perasaan positif, serta membuat diri merasa berharga, atau biasa disebut dengan self-esteem.
“Salah satu cara membuat self-esteem menjadi positif adalah kondisi fisik yang baik, salah satunya kondisi kesehatan gigi yang baik,” katanya. Ya, jika kalian memiliki self-esteem yang tinggi, maka kalian akan percaya diri dan optimis dalam menghadapi tantangan ke depan, Kids. Sebaliknya, bila self-esteem rendah, akan membuat seseorang itu mudah merasa pesimis, putus asa dan tidak yakin bisa melakukan hal besar. Wah, sayang banget, bukan?
Nah, mulai sekarang jadikan kebiasaan hidup sehat menjadi gaya hidup, yuk! Termasuk, menjaga kesehatan gigi dan mulut! Jangan sampai hidup kita buram gara-gara sakit gigi. Jadi, cegah sebelum terlambat dengan rajin merawat kebersihan gigi. (Foto: Efa, Istimewa)