Keri suka menyulam. Keahlian tersebut ia dapatkan dari almarhum Neneknya. “Kalau sudah besar, aku ingin menyulam persis seperti Nenek, karena Nenek hebat,” tutur Keri. “Terima kasih, Keri. Tapi, Nenek yakin di dunia ini masih ada yang lebih hebat dari Nenek,” jawab Nenek kala itu.

Sebelum meninggal, Nenek mewariskan sebuah buku yang sangat berharga untuk Keri. Buku tersebut berisi gambar-gambar pola sulaman buatan Nenek. Ada gambar orang, bangunan, binatang, dan bunga. “Semua pola sulaman di buku ini adalah yang terindah di dunia!” seru Keri penuh keyakinan.

Keri membawa hasil sulamannya ke pelabuhan tempat kapal-kapal pedagang berlabuh. Para pedagang akan membeli hasil sulaman Keri yang indah. Tapi, hari ini ada badai di laut, sehingga kapal pedagang tidak bisa datang. Kemudian, terjadi perang saudara di negara tempat para pedagang itu. Berarti kapal-kapal dagang tak akan bisa datang ke negeri tempat Keri tinggal untuk waktu lama. “Bagaimana caraku mendapat uang untuk hidup sehari-hari?” keluh Keri.

Suatu hari, pertolongan datang. Seorang pejabat istana datang untuk membeli sulaman Keri. “Apakah ada gambar lain?” tanyanya setelah melihat-lihat. “Tidak ada, Tuan,” jawab Keri. Si pejabat menghela nafas kecewa, lalu pergi tanpa membeli satu pun sulaman Keri.

Keri yang merasa sedih, melihat buku pola sulaman Neneknya. “Mengapa bisa terjadi? Aku yakin pola sulaman Nenek sempurna,” gumamnya. Tiba-tiba, secarik kertas jatuh, dan Keri mengambilnya. Dia terkejut melihat gambar pola rumit yang belum selesai. “Ini gambar Nenek…,” bisiknya. Keri merasa pernah melihat pola rumit di gambar itu. “Oh, ini jaring laba-laba!” serunya. Ya, laba-laba membuat jaring yang sangat indah. Rupanya, sebelum meninggal, Nenek mendapat ide dari laba-laba dan berusaha menggambarnya.

Keri memperhatikan seekor laba-laba yang sedang membuat jaring. “Kalau kau melihatku terus, aku jadi malu,” ujar si Laba-laba pada Keri. “Maaf, itu karena aku kagum padamu,” jawab Keri. “Aku bisa membuat jaring ini karena belajar dari laba-laba lain,” tandas si Laba-laba. Mendengar itu, Keri teringat nasihat Neneknya. “Jangan cepat puas dengan kemampuanmu sendiri. Kau harus terus mempelajari hal-hal baru dan jangan sombong,” ujar Nenek.

Keri menggambar pola rumit yang mirip dengan jaring laba-laba dan membuat sulaman sesuai dengan pola itu. Suatu hari, pejabat istana lewat di depan rumah Keri, dan ia melihat sulaman baru yang dipajang. “Luar biasa!” seru si pejabat istana. Dia segera membeli sulaman Keri. “Aku menyukai karya-karya barumu. Setiap ada sulaman baru dengan pola rumit, aku pasti akan membelinya!” seru pejabat istana itu pada Keri. Keri sangat bahagia. Dia membuka buku pola sulaman Nenek. Masih banyak halaman kosong. “Tugaskulah untuk mengisi halaman kosong ini dengan pola-pola baru!” ucap Keri tersenyum bersemangat.(Teks: Seruni/ Ilustrasi: Fika)

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *