Dhug..dhug…dhug! Helly yang kaget, terbangun dari tidurnya. “Suara apa itu?” gumam Helly terdiam dan menunggu. Tapi, suara itu tidak muncul lagi. “Mungkin aku salah dengar! Sudahlah, lebih baik aku tidur lagi!” ucap Helly kemudian.

Keesokan harinya di sekolah. Helly melamun. Bekal makan siangnya terbuka tanpa disentuh. “Helly, nanti bekalmu dingin, lho! Padahal nasi goreng dan telur dadarnya kelihatan enak! Buat aku saja, ya?” tegur Lulu, teman Helly. “Eh! Maaf, Lulu, aku terlalu asyik memikirkan kejadian aneh yang terjadi kemarin malam!” kata Helly. “Kejadian aneh? Bukan kejadian yang seram, kan?” tanya Lulu khawatir. “Hmm..aku tidak tahu, seram atau tidak. Sebaiknya kuceritakan saja. Aku terbangun pukul dua dini hari dan mendengar suara aneh, seperti suara orang memukul-mukul sesuatu,” kata Helly.

“Ba..bagiku, itu menyeramkan! Karena aku pernah mendengar cerita rumah berhantu yang mirip sekali dengan pengalamanmu!” kata Lulu ketakutan. “Apa?! Tidak mungkin!” seru Helly. “Itu benar, Helly! Mana mungkin aku bohong?!” ujar Lulu bersikeras. “Sudahlah, jangan membicarakan yang seram-seram! Ayo, makan bekalku! Kita bagi dua, ya!” seru Helly. “Asyiiik! Terima kasih, Helly!” ucap Lulu melompat gembira.

Malam hari ketika hendak mengulang pelajaran sekolah di kamarnya, Helly kembali mendengar suara aneh itu. “Jangan-jangan Lulu benar? Hiii…Hantu!” ucap Helly yang mulai ketakutan. Suara aneh itu kemudian berhenti sama sekali. Dia segera meninggalkan meja belajarnya dan turun ke lantai bawah.

“Ada apa, Helly?” tanya Papa dan Mama. “Ada suara misterius di atas kamarku, membuatku tidak bisa konsentrasi belajar!” keluh Helly. “Jangan-jangan ada bagian atap yang lepas, Pa. Belakangan ini angin sangat kencang,” kata Mama. “Besok Papa akan melihatnya,” ujar Papa. Helly tersenyum gembira dan lega.

Hari Sabtu sepulang sekolah, Helly dan Lulu pergi ke sebuah toko buku. Mereka berdua menemani Ledy mencari buku cerita seram. Ledy adalah teman Helly dan Lulu yang bersekolah di tempat lain. Ledy melihat buku-buku cerita hantu yang dipajang di rak toko buku. “Wah, judul ini menarik!” kata Ledy sambil mengambil sebuah buku yang berjudul ‘Hantu-hantu Perumahan Modern’. Ledy membalik buku itu untuk melihat harganya. “Harganya juga murah! Aku mau beli ini!” serunya.

“Eh, aku jadi ingat cerita Helly…,” kata Lulu. “Cerita hantu, ya?!” seru Ledy semangat. “Ooh itu!” ujar Helly tertawa. “Maaf sekali, kalian berdua harus kecewa. Rumahku tidak berhantu. Suara misterius yang kudengar ternyata bagian loteng atau atap yang lepas. Papa dan Mama akan memperbaikinya,” ujar Helly yakin.

“Waah, syukurlah, ternyata bukan hantu!” ucap Lulu ikut lega. Tiga sahabat itu kemudian makan di sebuah restoran. Ledy asyik membaca buku barunya. “Hei, dengarkan cerita menarik ini! Ada hantu yang bisa berubah wujud menjadi binatang di rumah Jalan Jasa No. 5!” kata Ledy. Helly menjatuhkan sendok makannya. “Itu kan rumahku!” ujarnya kaget.

“Katanya, rumah itu dijual murah karena banyak keluhan tentang hal-hal menyeramkan yang terjadi pada orang yang tinggal di sana,” lanjut Ledy sambil membaca bukunya. “I…Itu tidak mungkin,” kata Helly.

Ketika Helly pulang ke rumah, Papa dan Mama memberitahukan kabar baik. “Pak Mumu sudah memeriksa atap dan loteng di atas kamarmu, memang benar ada kayu yang terlepas dan terayun-ayun karena angin. Sekarang sudah dibetulkan, jadi jangan khawatir! Dan ternyata, di lotengmu ada sarang tikus!” cerita Mama. “Horee, terima kasih Papa, Mama!” seru Helly senang.

Ketika Helly bersiap tidur, sebuah gerakan di jendela mengejutkannya. “Oh, hanya angin kencang yang membuat dahan bergoyang! Huh, membuatku takut saja!” ujar Helly.

Dhug….dhug…dhug! Helly terdiam. “Mengapa suara itu muncul Lagi?! Itu pasti suara hantu!” kata Helly yang segera berlari keluar kamar dan pergi ke kamar tamu. Dia tidur di sana semalaman!

Di sekolah, Helly menceritakan kejadian menyeramkan yang dialaminya semalam pada Lulu. “Kita harus bertemu Ledy. Mungkin dia punya ide,” kata Lulu.

“Jadi, benar-benar ada hantu di loteng Helly?!” seru Ledy terkejut setelah mendengar cerita Helly. “Apa yang harus kulakukan?!” tanya Helly cemas.  Ledy berpikir sejenak lalu berkata, “Aku pernah baca di sebuah buku. Hantu tidak akan mengganggu kalau kita tidak takut. Kau tidak perlu takut, Helly!”

Akhirnya, Ledy dan Lulu menemani Helly untuk menghadapi si hantu. “Pokoknya, kita harus tenang!” kata Lulu berulang-ulang ketika mereka bertiga berjalan ke rumah Helly.

“AAAAA!” tiba-tiba Ledy menjerit keras dan menunjuk ke atas. Dari atap rumah Helly muncul seekor ular! Ular itu lalu merayap di dahan pohon dan turun ke tanah.

“Jangan ada yang bergerak!” seru Helly. Si ular melewati Helly, Lulu, dan Ledy dengan cepat.

Setelah ular itu pergi, wajah Helly menjadi ceria. “Ooh, jadi suara dhug…dhug yang kudengar adalah suara ular ini berburu tikus di loteng! Si ular pasti sembunyi ketika Pak Mumu membetulkan kayu yang lepas,” ucap Helly. “Hahaha…jadi kita tidak perlu takut!” kata Lulu senang. “Haaah…untung saja ularnya bukan ular berbahaya dan berbisa!” kata Ledy tertawa lega. (Teks: Seruni/ Ilustrasi: Just For Kids)

 

 

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *