Fenomena setan api ini sebenarnya adalah fenomena alam saat musim kemarau berkepanjangan. Suhu udara yang sangat panas, menimbulkan titik-titik api yang bisa menyebabkan kebakaran hutan. Kebakaran hutan inilah pemicu awal timbulnya firenadoe nama lain dari setan api.
Firenadoe terjadi karena banyaknya titik-titik api di areal yang sangat kering, lalu tertiup angin sehingga bercampur menjadi satu. Percampuran suhu tinggi, angin, dan titik-titik api tersebut, naik dengan cepat membentuk pusaran kolom vertikal dan semakin mengerucut serta menyedot udara di sekitarnya seperti halnya vacuum. Gerakan berputar dari kolom vertikal tersebut terjadi seperti gerakan vorteks pada putaran tornado dengan api yang menyala-nyala menjulang ke langit.
Kurang Terlihat
Diameter inti api sekitar 0,3-0,9 meter dengan tinggi mencapai 3 meter. Diameter bisa semakin melebar dan semakin tinggi, tergantung pada pemicu sekitar setan api tersebut.
Setan api selama ini dianggap fenomena alam yang langka karena fenomena ini jarang terekam kamera. Sifatnya yang sangat singkat lalu disusul oleh kebakaran hutan atau lahan yang sangat besar, menjadikan fenomena ini kurang banyak tertangkap oleh mata telanjang.
Fenomena ini terjadi dalam durasi yang sangat cepat yaitu sekitar 1–5 menit. Setan api yang memakan korban cukup besar pernah terjadi di Kanto, Tokyo pada tahun 1923. Pusaran api pada saat itu dipicu oleh gempa bumi besar hingga menelan 38.000 korban jiwa dalam waktu 15 menit.
Teks: JFK Foto: Istimewa