JAKARTA, majalahjustforkids.com – “Saat kecil dulu, saya sering banget batpil (batuk pilek). Biasanya pada malam hari dan pagi hari sebelum berangkat ke sekolah suka bersin-bersin. Tapi kalau sudah di sekolah, bersinnya hilang. Begitu terus,” cerita Mom Ivy Batuta saat memoderatori webinar “Atasi Alergi Tungau untuk Anak” yang digelar HydroClean-pionir jasa premium vacuum tungau dan debu profesional pertama di Indonesia-Kamis, 6 Oktober 2022.

Saat itu diakui Mom Ivy, orangtuanya tidak melakukan apa-apa dan ia baru berhenti mengalami bersin-bersin setelah menikah, saat sang suami menemukan cara membersihkan rumah.
Dikatakan dr. Mesty Ariotedjo, SP.A, Dokter Spesialis Anak dan Founder Tentang Anak, bisa jadi orangtua Mom Ivy saat itu tidak mengetahui kalau Mom Ivy ternyata alergi tungau. Menurutnya, banyak orangtua yang bingung kenapa anaknya bolak balik bersin atau batpil.

“Harus disadari bahwa hidup kita tidak hanya dibayang-bayangi debu, tapi juga tungau. Dimana saat tidur, tungau memakan serpihan sel kulit mati yang biasanya banyak terdapat di kasur dan menyempil di sofa. Ternyata, ada makhluk yang berbahaya yaitu tungau,” jelas dr. Mesty.
“Batuk pilek bukan hanya karena infeksi, tapi bisa juga karena alergi. Alergi tidak hanya dicetus oleh makanan. Ada beragam pencetus alergi, misalnya pencetus hirupan seperti tungau, debu, asap rokok, bulu binatang atau pencetus lain seperti udara dingin atau kecoa. Di rumah, yang kadang tidak disadari dan tidak kasat mata adalah debu dan tungau. Dimana sebenarnya pencetus alergi akibat debu dan tungau tersebut dapat dicegah dengan pembersihan soft furniture secara rutin,” tambah dr. Mesty.
Dan jangan anggap sepele alergi ini. Karena, menurut dr. Mesty, sangat berbahaya bagi kesehatan. “Khususnya alergi debu dan tungau dimana bisa menyebabkan batuk dan pilek yang berdampak pada berbagai hal. Misalnya, jadi tidak fokus di sekolah. Di sekolah ngantuk karena tidurnya terganggu. Sangat berdampak pada aktivitas anak, stamina, dan pertumbuhannya,” urai dr. Mesty.
Bahaya Tungau
Tungau merupakan hewan mikroorganisme yang hidup dan berkembangbiak di tempat yang hangat dan lembap, contohnya seperti kasur, sofa, dan lain-lain. Di tempat-tempat tersebut banyak terdapat serpihan sel kulit mati manusia yang merupakan makanan bagi tungau. Ini disebabkan karena waktu kita banyak dihabiskan di area soft furniture tersebut, terutama kasur, dimana kita menghabiskan sepertiga waktu kita dalam sehari.
Tanpa disadari orangtua, kehadiran tungau ini dapat menimbulkan reaksi alergi pada anak berupa iritasi pada kulit seperti gatal dan ruam. Kotoran tungau mengandung alergen (zat pemicu alergi) yang pada beberapa kasus dapat memicu gangguan pernapasan pada anak seperti asma, gejala sesak napas, nyeri dada hingga batuk. Oleh sebab itu, kebersihan soft furniture harus selalu diperhatikan agar tungau tidak makin menumpuk dan menyebabkan gangguan kesehatan.

Diakui Ibu Pratiwi Halim, Founder HydroClean, ia masih melihat banyak konsumen yang belum aware akan pentingnya kebersihan soft furniture. “Inilah yang membuat kami tergerak untuk berkolaborasi dengan Tentang Anak dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memahami bahaya tungau bagi kesehatan anak yang dapat memicu alergi dan berbagai komplikasi lainnya,” ungkap Ibu Pratiwi yang akrab disapa Tiwi.
Tips dari HydroClean
Tips dari Ibu Tiwi, kita dianjurkan untuk membersihkan secara rutin dengan cara menyedot debu dan tungau pada soft furniture seperti sofa, gorden, kasur, dan lain sebagainya.
Saran Ibu Tiwi, penyedotan debu dan tungau bisa dilakukan 3-6 bulan sekali, namun bagi keluarga yang punya anak risiko terhadap alergi tinggi, bersihkan satu bulan sekali.
“Pastikan kasur dan gorden tidak lapuk karena itu bisa menjadi sumber debu. Vakum debu dan tungau itu berbeda. Vakum biasa, tidak bisa menyedot tungau karena tungau ada di dalam dan punya cengkeraman sendiri sehingga dibutuhkan kekuatan yang tinggi agar tungau bisa terangkat,” ucap Ibu Tiwi.
Apakah dengan menjemur kasur di panas matahari, tungau bisa hilang? Diterangkan Ibu Tiwi, hal tersebut merupakan salah satu solusi zaman dahulu, dimana dengan dijemur, kasur menjadi tidak lembap sehingga tungau tidak dapat berkembang biak. “Tapi, di zaman sekarang dimana tempat untuk menjemur kurang, apalagi kasur spring bed juga beratnya luar biasa, maka sedot debu dan tungau menjadi solusi,” katanya.
Teknologi HydroAllergenic
HydroClean yang telah berdiri sejak tahun 2015, selama ini gencar memperkenalkan sistem teknologi HydroAllergenic yang dikenal sebagai sistem separator serta memiliki daya hisap lebih dari 20.000 rpm yang mampu memisahkan udara, partikel debu, dan tungau yang terhisap dengan pengisolasian 99.99% partikel dalam media air sehingga tidak akan beterbangan ke udara, 100% kering dan bebas bahan kimia.
HydroClean juga memperkenalkan inovasi lainnya dalam layanan mereka yaitu MicroTech-Ray berupa teknologi penyinaran UV dan pelepasan gas ozon yang dapat mematikan kuman dan bakteri penyebab penyakit yang ada di udara.
HydroClean melengkapi seluruh HydroCleaners (sebutan untuk para cleaning crew HydroClean) dengan pelatihan Inhouse Development Center yang merupakan pusat pengembangan internal secara berkala agar dapat membersihkan soft furniture secara menyeluruh sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah sejak pandemi dan selalu ter-update dengan berbagai inovasi dari sisi layanan dan produk.
HydroClean kini memiliki cakupan layanan terluas yang tersebar di 18 kota besar Indonesia, yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cikarang, Karawang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Solo, Medan, Pekanbaru, Palembang, Makassar, Malang, dan Bali.
“Kekuatan utama HydroClean adalah dari sisi people development. Kami percaya tim kami yang berada di garda depan bertemu dengan pelanggan setiap harinya adalah wajah dari HydroClean. Kenyamanan dan keamanan pelanggan serta tim kami akan selalu menjadi prioritas utama sejak awal HydroClean beroperasi. Untuk mendukung hal tersebut, setiap peralatan HydroClean yang digunakan untuk membersihkan soft furniture pelanggan telah dibersihkan dengan disinfektan yang aman bagi orang dewasa maupun anak-anak,” tutup Ibu Tiwi.
Foto: Novi, Ist