Suatu hari, Peri Dinda murung. “Kakak, ada apa?” tanya Peri Novi, adik Peri Dinda. “Aku kehabisan minyak wangi mawar hadiah dari lomba seruling,” keluh Peri Dinda. “Aku akan membelikannya untuk Kakak,” kata Peri Novi bersemangat. “Minyak wangi mawar tidak dijual bebas. Hanya bangsa kupu-kupu yang bisa membuatnya. Tempat tinggal bangsa kupu-kupu jauh dan berbahaya. Lupakan saja,” ujar Peri Dinda sedih.
(One day, Dinda the fairy looks gloomy. “Sister, what’s going on?” asks Novi the fairy, Dinda’s little sister. “I ran out of rose perfume, the prize from the flute competition,” says Dinda. “I will get some for you,” says Novi. “Rose perfumes aren’t sold freely. Only the butterflies can make them. The butterflies live far away through treacherous land. Just forget it,” says Dinda, feeling sad.)
Tapi, Peri Novi tidak tahan melihat kesedihan Kakaknya. Diam-diam, ia pergi ke tempat tinggal bangsa kupu-kupu. Peri Novi melewati banyak rintangan, antara lain kawanan gagak jahil. Tapi dengan cekatan, Peri Novi menggunakan tongkat ajaibnya untuk menghindari mereka.
(But, Novi couldn’t stand the sight of her saddened sister. She quietly travels to the place where the butterflies live. Novi overcomes many obstacles, one of them are the pesky crows. Novi skillfully dodges the crows with the help of her magic wand.)
Ketika Peri Novi sampai di taman mawar bangsa kupu-kupu, ia bertemu dengan kupu-kupu yang sebaya dengannya. “Aku ingin membeli minyak wangi mawar untuk Kakakku,” kata Peri Novi pada si kupu-kupu. “Demi Kakakmu, kau datang jauh-jauh ke sini. Mengagumkan! Aku akan memberikan minyak wangi mawar buatanku padamu,” kata si kupu-kupu. “Terima kasih! Siapa namamu? Aku Novi,” kata Peri Novi. “Namaku Zanna,” kata si kupu-kupu. “Zanna, ayo bermain bersamaku sekarang!” ajak Peri Novi pada teman barunya. “Maaf, tidak bisa, aku harus bekerja, kalau tidak, Ibuku tersayang akan marah,” kata Zanna. “Oh baiklah, lain kali aku akan kesini lagi, sampai jumpa!” kata Peri Novi.
(When Novi arrives at the butterflies’ rose garden, she meets a butterfly that is about her age. “I would like to buy some rose perfumes for my sister,” Novi asks the butterfly. “You have come all the way here for your sister. Impressive! I will give you the rose perfume I made,” says the butterfly. “Thank you! What is your name? I am Novi,” says Novi. “My name is Zanna,” says the butterfly. “Zanna, come on let’s play with me now!” Novi asks her new friend. “I’m sorry, I can’t. I have to go to work, otherwise my dearest mommy will get upset,” says Zanna. “Alright then, I’ll be back here next time, good bye!” says Novi.)
Peri Dinda terkejut melihat Peri Novi datang membawakan minyak wangi mawar. “Aku senang,, tapi tolong jangan bertindak gegabah. Aku tak ingin kau celaka!” kata Peri Dinda sambil memeluk adiknya. “Maafkan aku, Kak,” kata Peri Novi. Dia teringat pada Zanna yang sangat patuh pada Ibunya. Dalam hati, Peri Novi berjanji akan mencoba patuh seperti Zanna.
(Dinda is surprised to see Novi arriving with a bottle of rose perfume. “I’m happy, but please don’t be reckless. I don’t want to see you get hurt!” says Dinda as she hugs her sister. “I’m sorry, sister,” says Novi. She is reminded of Zanna who always listens to her mom. Novi promises to be obedient just like Zanna.) (Seruni)