Indonesia Hygiene Forum 2020 Angkat Pentingnya Kewaspadaan Ruang Publik dan Fasilitas Umum dalam Hadapi Tatanan Baru Pasca PSBB

Apa sih yang paling membuat tidak nyaman, bahkan stres, selama pandemi corona virus atau Covid-19? Semua kalangan, tak terkecuali para Ibu tentunya mengkhawatirkan pandemi yang masih terus berlangsung, dan belum jelas kapan akan berakhir.

Nah, dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, informasi yang paling banyak dicari para ibu adalah mengenai cara pencegahan Covid-19 (29 persen), edukasi terkait Covid-19 (23 persen). Ibu yang bekerja di kantor terlihat paling kritis, disusul dengan ibu yang bekerja dari rumah dan ibu yang stay at home. Kemudian, para ibu juga mengaku membutuhkan informasi mengenai persebaran dan jumlah kasus ter-update. Daftar rumah sakit rujukan dan call center menempati dua peringkat terakhir. Dari sini, dapat dilihat bahwa para ibu bersikap aktif-preventif dan mempunyai willingness yang cukup tinggi dalam mencari informasi mengenai issue Covid-19 terbaru.

Temuan ini sesuai dengan beberapa kali sesi Instagram Live yang dilakukan oleh Guesehat maupun Teman Bumil, sepanjang bulan April 2020. Instagram Live bersama Guesehat yang menghadirkan dr. Jaka Pradipta, spesialis paru, menunjukkan sebagian besar peserta menanyakan cara mencegah penularan virus SARS-Cov2, penyebab Covid-19. Misalnya, apakah berjemur bisa mengurangi penularan corona virus. Menurut dr. Jaka, sebenernya berjemur bertujuan tidak semata-mata membunuh virus corona. “Waktu yang ideal berjemur adalah jam 10 pagi. Di waktu inilah, kita bisa mendapatkan asupan vitamin D gratis secara alami karena tubuh manusia tidak dapat memproduksi vitamin D dengan sendirinya. Apalagi makanan kaya vitamin D sangat terbatas. Dengan asupan vitamin yang semakin lengkap, daya tahan tubuh juga semakin kuat dan diharapkan bisa tahan dari penularan infeksi virus corona,” jelas dr. Jaka.

Pertanyaan lain adalah kekhawatiran memesan makanan menggunakan ojek online. Mungkinkan pembungkus makanannya terkontaminasi? Menurut dr. Jaka, memperlakukan makanan melalui pesan antar sebenarnya mudah. “Sejak awal kita janjian dulu sama abang ojolnya untuk taruh makanan di tempat yang ditentukan di depan rumah. Setelah itu ambil kemasan atau plastik makanan. Segera buang kemasan ke tempat sampah. Lalu cuci tangan dengan sabun pakai air yang mengalir. Setelah itu baru kita bisa makan,” jelas dokter dari RS Dharmais ini. Peserta Instagram Live juga menanyakan vitamin apa yang cocok untuk meningkatkan kekebalan tubuh. “Suplemen memang dapat memberikan kita asupan nutrisi yang dibutuhkan guna menunjang kesehatan dan daya tahan tubuh. Akan tetapi, bukan berarti hal tersebut dapat mencegah penularan virus secara langsung. Kita tetap harus mengonsumsi makanan yang bergizi setiap hari, termasuk sayuran dan buah-buahan. Kandungan gizi dari makanan, seperti protein, serat, vitamin, atau mineral, memiliki peran lebih besar dalam mendukung sistem imun tubuh,” jelas dr. jaka.

Selain menghadirkan dokter, Guesehat dan Teman Bumil juga menghadirkan pakar keuangan untuk memberikan ilmu finansial menghadapi risiko resesi ekonomi akibat pandemi. Ibu Ligwina Hananto, Financial Trainer dari QM Training, membagikan tips mengatur keuangan keluarga agar tetap sehat. Wabah Covid-19 ini memang bukan semata-mata mengguncang pelayanan kesehatan, melainkan juga ekonomi dunia. Salah satu dampak yang langsung terasa adalah ribuan karwayan dirumahkan tanpa digaji atau bahkan PHK karena beberapa sektor industri berhenti beroperasi. Bagi yang lebih beruntung, tetap digaji dengan bekerja dari rumah. Keluhan pun masih tetap ada, yakni merasa menjadi lebih boros selama di rumah saja. “Mungkin kesannya memang menjadi lebih boros karena di minggu pertama kita seperti kaget dan euforia. Segala dibeli melalui online. Tak hanya makanan, melainkan juga pernak-pernik rumah, alat memasak, bahkan meja kursi kerja agar bisa bekerja dengan nyaman di rumah,” ungkap Ibu Ligwina. Belum lagi fenomena panic buying untuk mengantisipasi PSBB (Pembatasan Wilayah Skala Besar). “Kita harus mulai berhitung, apakah benar memang bertambah boros. Boros atau hemat itu tidak berdasarkan asumsi, tetapi berdasarkan angka. Coba mulai sekarang hitung semua pengeluaran per bulan, apakah memang menjadi berlebihan?”

Menurutnya, selama pandemi ini memang ada pos pengeluaran yang membesar. Namun, ada pos pegeluaran yang berkurang, misalnya biaya transportasi dan gaya hidup. Menurut Ibu Ligwina, keuangan keluarga dikatakan sehat jika mengikuti kaidah pembelanjaan berikut: dari 100 persen penghasilan, maka 30 persen maksimal digunakan untuk cicilan, pengeluaran rutin 40-60 persen,  menabung 10-30 persen, gaya hidup maksimal 20 persen, dan aktivitas sosial minimal 2,5 persen. “Namun, itu adalah saat kondisi normal. Saat seperti sekarang jika kondisi keuangan sudah masuk kondisi darurat, maka pengeluaran untuk menabung, gaya hidup, dan sosial bisa dihilangkan. Harus ada prioritas, terutama bagi yang mendapatkan penghasilan dari upah harian. Bagi yang masih mendapatkan gaji, biaya cicilan dan pengeluaran rutin tetap harus diprioritaskan,” jelas ibu Ligwina.

Sementara psikolog Ajeng Raviando, membagikan tips bagaimana mengelola stres selama pandemi. Salah satunya dengan membatasi bacaan yang membuat stres dan panik. “Kecenderungan orang kalau di rumah semua membaca, padahal itu bisa menganggu ketenangan batin. Media juga sedang gencar memberitakan corona. Jadi, banjir informasi yang belum tentu kita butuhkan. Tidak semuanya akurat, jadi sebaiknya tidak semuanya dibaca,” ujar Ibu Ajeng.

Agar tetap bahagia selama menjalani masa isolasi di rumah saja, hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengubah mindset untuk selalu berpikir positif. “Tips mudahnya, kalau muncul kekhawatiran, pejamkan mata sejenak dan membayangkan sesuatu yang menyenangkan. Penting bagi kita jeda dari pikiran yang negatif dan mencemaskan,” ujarnya. Langkah kedua adalah melakukan kegiatan yang membuat gembira. Misalnya berdandan di rumah, memasak, dan melakukan hobi positif lainnya. Jangan lupa untuk bermain bersama anak setelah lelah mendampinginya sekolah di rumah. “Buat aktivitas seru di dalam rumah. Libatkan suami, sehingga para ibu tidak merasa stres sendirian,” imbuh Ibu Ajeng.

(Ilustrasi : Novi)

 

 

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *