“Ah, sekarang jadi legaan, deh, setelah ngobrol sama kamu. Aku nggak sesedih tadi.” Pernah merasakan hal itu, Kids? Saat galau, kamu memilih mengobrol dengan teman atau sahabat dekatmu. Perhatian dan dukungan mereka, bikin kamu jadi lebih semangat.
Teman atau sahabat, menurut Ibu Monica Sulistiawati, M.Psi, Psikolog, adalah salah satu bagian dari support group, yakni individu atau sekelompok individu yang mampu mendukung atau membantu kita dalam kondisi apapun. Sistem dukungan ini, bisa berupa keluarga (orangtua, istri, suami, kakek, nenek, tante, om, kakak, adik, mertua, dan sebagainya), teman/sahabat, internet, dan media sosial (forum online).
Setiap orang, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua membutuhkan kehadiran support system ini sebagai tempat berbagi (curhat), mendapatkan informasi, inspirasi, dukungan moral guna meringankan beban mental yang dihadapi.

“Nah, selain keluarga, support system yang paling dekat adalah teman atau sahabat,” terangnya. Faktor usia yang sebaya atau tidak berbeda jauh, kesamaan kondisi, menjadi salah satu faktor yang terkadang membuat kita lebih nyaman curhat kepada teman atau sahabat, dibandingkan keluarga.
Tapi, tentu saja, kita harus bijak. Pilih teman yang bisa memberikan masukan positif saat kita menceritakan masalah kita, bukan malah menjerumuskan.
“Cari teman itu trial error, kadang kala kita bisa jatuh, tapi bisa juga bertemu dengan teman yang luar biasa baiknya. Teman yang benar-benar setia atau tidak, bisa dilihat saat kita berada dalam kondisi paling sulit,” ungkap Psikolog Anak dan Remaja dari Personal Growth ini ketika ditemui seusai acara talkshow bertajuk “Mother to Mother’s Unconditional Love” yang diselenggarakan oleh gerai kebutuhan ibu dan anak, Mothercare Indonesia, di XXI Lounge, The Djakarta Theatre, Jakarta Pusat (12/02/19).
Kita bisa jadi punya banyak sekali teman, tapi belum tentu cocok untuk berbagi. Untuk menyaring teman yang bisa dijadikan tempat berkeluh-kesah, ia menganjurkan untuk melihat respons mereka. “Bila kita bercerita, teman tersebut seperti sudah ogah-ogahan, tidak senang, tidak memberikan tanggapan yang baik, berarti ia belum menjadi teman yang tepat untuk kita saat itu. Dengarkan kata hati, sejauh mana kita mempercayai teman tersebut. Jika dirasa ia bukan teman yang tepat, rem untuk tidak terlalu terbuka dulu,” anjurnya.

Tak hanya kamu, Kids, Mama pun butuh teman curhat. Para ibu juga akan lebih nyaman bila berbagi pengalaman mengasuh anak juga di antara temannya sesama ibu.
Seperti yang dialami oleh Mom cantik Sandra Dewi, ”Curhat sama suami dan sahabat itu, beda. Suami belum tentu bisa memahami kondisi psikologis kita yang naik – turun saat hamil atau setelah mempunyai anak. Bagi suami, apa yang kita alami mungkin ‘lebay’, tapi coba deh curhat ama sahabat, atau sesama ibu yang juga pernah merasakan hal yang sama, respons mereka jauh lebih menenangkan hati, hehe…” urainya.
Nah, mengingat pentingnya dukungan sahabat ini, Mothercare meluncurkan sebuah video bertema ‘Mother to Mothers Unconditional Love’ sebagai bagian dari kampanye #senangnyajadiibu. Video ini menceritakan bagaimana para sahabat menjadi bagian dari sistem dukungan bagi para orangtua dalam mengasuh dan membesarkan anak.
Dan, untuk memeriahkan momen Hari Kasih Sayang di bulan Februari, kampanye #senangnyajadiibu mengajak para ibu dan calon ibu untuk membagikan momen berharga bersama sahabat dalam dukungan mengasuh anak. Berlangsung di seluruh aset digital Mothercare sejak tanggal 12 – 26 Februari 2019. Tiga pemenang dengan foto & cerita terbaik akan mendapatkan masing-masing gift card Mothercare senilai 1 Juta Rupiah.
“Harapannya, para ibu bisa berbagi momen bersama sahabatnya dan semakin senang sekaligus menikmati menjadi ibu. Sebab, ibu adalah pengatur dalam keluarga. Bila ibu senang, maka seluruh anggota keluarga, mulai dari suami dan anak-anak, juga akan happy,” tutup Kak Abi Shihab, Marketing and Communications Manager Mothercare Indonesia.
Nah, ajak orang terdekatmu untuk ikutan, yuk! Bisa ibu-mu, tante, atau kerabat, yang sudah menjadi ibu atau calon ibu. (Foto: dok. Mothercare)