Pagi hari di sebuah ruang kelas. “Aku datang kepagian! Benar-benar menyebalkan!” keluh Mila. “Hallo, Mila! Kau sekarang datang pagi sekali! Bagaimana rumah barumu?” ujar Dudu dan Helly, teman Mila yang datang beberapa saat kemudian. “Kacau sekali! Sebenarnya bukan rumahku yang kacau, tetapi rumah di sebelahnya yang kosong, rumah nomor E3,” ucap Mila tersenyum. “Haaah!?” seru Dudu dan Helly terkejut.
“Pak Bubun, penjaga keamanan di kompleks rumahku, selalu merinding kalau berjalan di depan rumah E3. Katanya, rumah E3 itu pernah ditinggali sepasang suami isteri dengan anak mereka yang masih kecil. Nah, pada suatu hari, si anak meninggal mendadak di kamar mandi. Ayah dan ibunya yang sedih lalu pindah entah kemana,” cerita Mila. “Katanya lagi, Pak Bubun pernah mendengar suara tawa anak kecil dari rumah E3 itu saat sedang ronda malam! Seorang tukang nasi goreng juga pernah melihat bayangan anak kecil di jendela rumah E3 itu,” tutur Mila melanjutkan ceritanya.
“Hiiiii!” seru Helly ngeri. “Eh, Mila, kenapa Mama dan Papamu mau pindah ke dekat rumah kosong itu?” tanya Dudu. “Mama dan Papa nggak percaya sama hantu. Mereka bilang, orang jahat lebih seram daripada hantu. Hantu tidak bisa melukai kita, orang jahat bisa,” ucap Mila mengingat perkataan orangtuanya.
“Kamu sendiri tidak takut hantu, Mila?” tanya Dudu ingin tahu. “Aku lebih penasaran daripada takut!” seru Mila berani. “Mila pasti belum pernah ketemu hantu! Kalau sudah ketemu, aku yakin pasti takut juga!” seru Helly. “Memangnya kamu sudah pernah ketemu hantu, Helly?” tanya Mila. “Belum sih…cuma kalau lihat di TV kan seram!” ujar Helly meringis. “Kalau acara TV kan bisa saja dibuat di studio atau menggunakan efek dari komputer!” jelas Dudu. “Benar sekali!” seru Mila. “Tapi, bagaimana dengan foto hantu?” tanya Helly tidak mau kalah. “Wah! Kalau bisa membuat foto hantu di rumah E3, pasti keren sekali! Kebetulan aku dapat kamera baru dari Papa!” ucap Mila yang tiba-tiba mendapat ide. “Aku ikut!” seru Dudu. “Ayo Helly, kamu harus ikut! Belajar jadi anak berani!” kata Mila dan Dudu. “Huuh..iya deh!” kata Helly tak semangat.
Hari Sabtu, Dudu dan Helly menginap di rumah Mila. Mereka bertiga siap berburu hantu! “Non Mila, masa mau ajak teman-teman pergi lihat hantu di rumah kosong sebelah. Tadi malam saya mendengar ada suara air di kamar mandi belakang rumah kosong itu!” ucap Mbok Sum bergidik sambil menaruh minuman segar untuk Mila, Dudu, dan Helly. “Jangan-jangan…hantu anak kecil itu main air!” bisik Helly ketakutan. “Iya Non…mungkin juga. Soalnya, kata orang sih, anak itu meninggal di kamar mandi belakang rumah itu,” kata Mbok Sum. “Wah! Makin seru jadinya!” ucap Mila dan Dudu.
Teng! Jam dinding di rumah Mila berbunyi. Waktu menunjukkan pukul 6 sore. “Senja telah tiba! Waktu bagi para hantu dari dunia lain untuk muncul! Ayo kita mulai perburuan!” kata Mila dan Dudu menari-nari senang. Helly meringis kesal.
Mila, Dudu, dan Helly memanjat dinding rendah batas rumah E3 menggunakan tangga. Mereka bertiga sampai di halaman belakang rumah kosong itu. Kamar mandi belakang rumah itu tepat berada di sebelah kiri. Tidak ada kunci di pintunya, dan kini pintu itu bergerak terkena angin dingin yang entah berhembus dari mana.
Tiba-tiba……Kecipak! Kecipak! Suara air terdengar dari dalam kamar mandi! “Hantu!” Helly menjerit ketakutan dan dia menaiki tangga kembali ke rumah Mila!
Dudu dan Mila yang membawa kamera, berlari ke arah pintu kamar mandi dan membukanya dengan cepat. Kamar mandi itu luas dan dingin. “Suaranya berasal dari bak mandi yang tertutup tirai..,” bisik Mila. Dudu berjalan pelan-pelan ke arah bak mandi dan… SREK! Ia membuka tirainya dengan cepat.
“AAAAAA!” Dudu berteriak dan berlari ke luar kamar mandi. Mila segera melihat apa yang membuat Dudu sangat ketakutan. Seekor tikus besar. Tikus itu terjatuh dalam bak mandi yang terisi air dari keran bocor. Si tikus berusaha memanjat naik keluar dari bak mandi tapi tidak berhasil. Dia selalu saja terpeleset dan terjatuh. Dan tubuhnya yang terjatuh menimbulkan bunyi kecipak yang keras.
“Huahaha! Jadi, ini dia hantunya!” Mila tertawa terbahak-bahak. Dia mengambil foto lalu membantu tikus malang itu keluar dari bak mandi menggunakan batang kayu.
Seminggu berlalu sejak perburuan hantu. Mila dan Helly tertawa mengingat Dudu yang takut dengan tikus. “Tikus itu kan kotor! Wajar kalau aku takut sama penyakit yang dibawanya!” seru Dudu kesal.
“Oh iya, foto yang kuambil di rumah kosong itu sudah jadi, tapi belum sempat kulihat. Ayo kita lihat bersama!” ajak Mila. Helly dan Dudu terdiam ketika melihat sebuah foto. “Ada apa, sih?” kata Mila bingung.
Helly menyerahkan sebuah foto pada Mila dengan wajah pucat. Rupanya, ada bayangan tangan putih kecil yang tampak jelas pada foto yang diambil Mila di kamar mandi.
“Menarik ya?! Hehehe…tentu saja ini salah cetak!” seru Mila pada Dudu yang menggaruk kepalanya tidak yakin dan…Helly yang sepertinya harus dihibur agar tidak ketakutan. (Cerita: Seruni / Ilustrasi: JFK)