“Gubraaak!” Suara batang pohon terjatuh. Sekumpulan manusia sedang menebang pohon-pohon berukuran besar di sebuah hutan. Semua hewan yang tinggal di dalam hutan ketakutan dengan suara mesin gergaji. Mereka mengungsi ke bukit yang jaraknya cukup jauh dari sekumpulan manusia itu. “Lihat! Tempat tinggal kita dihancurkan oleh manusia-manusia serakah itu!” ujar Moni, si kera yang merasa sedih dari atas bukit. Zebi, si kuda zebra pun ikut bersedih. “Kita tidak punya tempat tinggal lagi, Moni,” timpal Zebi.
Kedua sahabat itu, bersama sekumpulan hewan lainnya, berjalan mendaki bukit. Mereka sangat sedih karena hutan, tempat mereka tinggal mulai ditebangi manusia. Mereka pun memutuskan untuk meminta pertolongan kepada Lino, si singa yang menjadi penguasa hutan. “Lino… Lino…,” teriak Moni memanggil ke arah lubang gua. “Auuuum… Auuumm…,” terdengar auman Lino. Lino yang bertubuh besar dengan bulu lebat di sekitar lehernya, keluar dari gua. Ia tampak marah karena dibangunkan dari tidurnya. “Lino, hutan kita dihancurkan oleh manusia, semua pepohonan ditebang!” cerita Moni. “Apa?!!” ujar Lino marah besar. “Iya, semua pohon besar ditebang dan diangkut ke kota,” Zebi juga menjelaskan.
Akhirnya, Lino bersama sekumpulan hewan lainnya memutuskan untuk melihat kondisi sebagian hutan yang hancur. Semakin dekat, semakin terdengar suara deru mesin gergaji.
Tak jauh dari sekumpulan manusia yang sedang menebang pohon, Lino dan teman-teman melihat dua buah mesin traktor. Ada juga truk-truk besar untuk mengangkut batang pohon ke kota. “Sepertinya kita tidak bisa mengalahkan manusia,” ujar Lino. Lino yang dipercaya sebagai pemimpin yang kuat dan cerdas tak bisa berbuat apa pun untuk menolong para penghuni hutan. “Kau menyerah begitu saja, Lino?” tanya Moni penasaran. “Aku tidak menyerah, tapi kau lihat sendiri, manusia dilengkapi dengan mesin besar yang tak bisa kulawan,” jawab Lino bijak. “Lebih baik kita kembali ke bukit dan memikirkan cara yang terbaik untuk melawan para manusia itu!” kata Lino kemudian.
Namun tiba-tiba terdengar suara, “Tolooong…. Tolooong,” yang ternyata adalah teriakan seorang manusia. Tak jauh dari tempat mereka berdiri, seorang laki-laki sedang terbaring lemah tertimpa batang pohon besar. “Biarkan saja! Biar dia kesakitan karena telah menebang pohon-pohon kita!” ujar Moni. “Tunggu dulu, kita harus menolongnya!” ujar Lino.
Dengan tenaganya, Lino mendorong batang pohon besar dari tubuh laki-laki itu. “Zebi, coba kau ke sini dan naikkan laki-laki ini ke punggungmu,” perintah Lino. Dengan cekatan, Lino menggigit baju laki-laki itu dan mengangkatnya ke atas punggung Zebi. “Ayo kita antarkan manusia ini ke teman-temannya tadi!” ajak Lino.
“Lihat! Itu si Joko!” ujar salah seorang penebang pohon. “Kamu kenapa, Joko?” tanya salah seorang temannya. “Saat akan menebang, aku tadi tertimpa pohon,” ujar Joko terbata-bata. “Aku ditolong oleh hewan-hewan ini,” lanjut Joko.
Sekelompok manusia itu pun merasa terharu dengan perbuatan para hewan. “Ayo semuanya berhenti! Kita hentikan pekerjaan ini!” teriak seorang laki-laki yang menjadi pemimpin di kelompok manusia itu. “Horeee…,” teriak para hewan bahagia. “Ini karena kamu, Lino,” ujar Moni tertawa riang. “Bukan, ini semua karena kerja keras kita,” jawab Lino yang terlihat bijak dan gagah.
Cerita : JFK Ilustrasi: Agung