Sejak dulu, masyarakat Aceh memang telah mengenal tradisi adu lembu atau dalam istilah bahasa Aceh disebut “Peupok Leumo”. Tradisi ini hingga sekarang masih ada, khususnya warga di Kabupaten Aceh Besar yang digelar saat musim kering atau usai panen.
Lembu yang ukuran postur tubuhnya besar ini diadu di lapangan terbuka dan diikuti oleh puluhan lembu dari beberapa desa yang ada di Aceh Besar. Tujuannya, selain untuk menguji kekuatan lembu sekaligus menjadi ajang hiburan bagi warga yang memelihara lembu.
Tontonan Rakyat
Ajang adu lembu ini selalu menjadi tontonan yang menarik bagi warga Banda Aceh dan Aceh Besar. Sebelum adu lembu dimulai, para penonton sudah memadati sisi lapangan untuk menyaksikan jagoan mereka bertarung. Bagi penonton, cukup membeli tiket seharga Rp 15.000 agar dapat menyaksikan pertarungan lembu yang belum tentu bisa disaksikan dalam sebulan sekali ini.
Harga Mahal
Lembu yang menang diadu, otomatis nanti harganya akan menjadi mahal. Dari harga Rp 10 juta, bisa meningkat menjadi Rp 18 juta per ekornya. Tapi, untuk harga dagingnya saat dipotong, tidak berpengaruh. Alias tetap sesuai dengan harga di pasaran. Harga lembu adu ini ada yang mencapai Rp 35 juta per ekornya.
Adu Kuat Tanduk
Pertandingan adu lembu ini berlangsung selama 10 menit untuk masing-masing lembu yang diadu. Kedua hewan yang diadu itu, masing-masing dikendalikan oleh seorang joki dengan memegang tali kekang yang diikatkan ke hidung lembu tersebut. Jika dalam waktu 10 menit tidak ada lembu yang lari akibat serangan tanduk lawannya, maka pertandingan dinyatakan seri.
Jika sebelum usai waktu yang diberikan, salah satu lembu lari akibat serangan tanduk lawan, maka lembu tersebut dinyatakan kalah oleh juri.
Yang Khas dari Aceh:
Bahasa : Aceh, Gayo
Tarian : Seudati, Likok phulo, Pho
Rumah adat : Rumoh Aceh
Senjata : Rencong
Seni : Saman, Didong, Peusijuek
Pahlawan : Cut Nyak Dien, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar
Ibukota : Banda Aceh
Teks: JFK Foto: Istimewa