“Hai, namaku Sarah,” ucap Sarah memperkenalkan diri kepada teman sebangkunya yang baru. “Aku Keysa,” balas Keysa. Keysa dan orangtuanya baru seminggu tinggal di Bandung. Sang Ayah dipindahtugaskan ke kota ini. Keysa pun harus pindah sekolah.
Kriiiiiing…
Bel masuk, berbunyi. Keysa dan Sarah lalu menyiapkan buku dan alat tulis. Saat ingin memasukkan tas ke laci meja, Keysa tak sengaja menemukan sebuah pulpen.
“Mmm… Pulpen siapa ya ini?” tanya Keysa dalam hati. Pulpen berwarna cokelat itu terbuat dari kayu yang indah. Tertulis huruf N di bagian atas pulpen. Ia lalu menyimpannya di dalam tas.
Sepulangnya dari sekolah, Keysa langsung masuk kamar. Ia membuka tasnya. “Ternyata pulpen ini bagus juga,” gumam Keysa.
Malam hari, Keysa bersiap-siap mengerjakan PR matematika di meja belajarnya. “Aku mau coba pakai pulpen ini, ah,” kata Keysa. Beberapa menit kemudian, rasa kantuk Keysa tak tertahankan. “PR-nya besok pagi saja aku kerjakan di sekolah,” ujar Keysa. Ia lalu beranjak ke tempat tidur dan terlelap dalam tidurnya.
Keesokan pagi, Keysa terkejut bukan main. Ia melihat ada tulisan tangan di buku PR-nya.
Kamu jangan malas mengerjakan PR!
“Arrgghh… Siapa yang menulis ini?” ujar Keysa setengah berteriak.
Di sekolah, Keysa buru-buru mengerjakan PR. “Kenapa kamu baru mengerjakan PR?” tanya Sarah, teman sebangkunya. “Tadi malam aku mengantuk,” jawab Keysa singkat.
Siang hari setelah bel pulang berbunyi, Keysa langsung pulang ke rumah. Ia ingin segera istirahat karena esok ada ulangan matematika. Malam harinya, Keysa sudah duduk di depan meja belajar. Ia berusaha belajar dengan pulpen kayu antiknya. “Aduuuh, baru masuk sekolah kok sudah ulangan saja,” keluh Keysa. Malam itu, ia bermalas-malasan. Keysa malah tertidur di meja belajarnya.
Keysa terbangun keesokan paginya. Lagi-lagi ia terkejut saat melihat tulisan tangan di bukunya.
Kamu jangan malas belajar!
“Hah, siapa lagi yang menulis ini?” Keysa bergumam. Tiba-tiba, bulu kuduk Keysa berdiri. Ia merasa ketakutan. “Pasti kerjaannya Sarah,” ucap Keysa.
Sesampainya di sekolah, Keysa langsung mengeluarkan buku dan alat tulisnya. “Sarah, kamu yang menulis ini di bukuku, ya?” tanya Keysa sambil menunjukkan tulisan misterius di bukunya. “Bukan aku! Itu bukan tulisan tanganku,” jawab Sarah.
“Mmm… Tapi sepertinya aku kenal tulisan tangan ini,” ujar Sarah. “Sepertinya ini tulisan tangan Nadine,” jawab Sarah dengan yakin.
Keysa jadi penasaran. “Nadine adalah teman sebangkuku dulu. Bangku yang kamu duduki itu dulunya tempat Nadine,” jelas Sarah. “Tapi, 3 bulan lalu, Nadine menghilang sepulang sekolah. Ia tak pernah sampai ke rumah. Orangtuanya sudah mencari kemana-mana, tapi Nadine tak pernah diketemukan sampai sekarang,” cerita Sarah.
“Pulpen itu kamu temukan di mana?” tanya Sarah saat melihat pulpen antik di tangan Keysa. “Ehm, aku menemukannya di laci meja ini,” jawab Keysa. “Lho, ini kan pulpen kesayangan milik Nadine. Pulpen ini selalu ada di tas Nadine,” tutur Sarah.
“Jangan-jangan, pulpen ini menulis sendiri di bukuku!” ujar Keysa sambil buru-buru memasukkan kembali pulpen antik itu ke dalam laci meja. Sejak itu, Keysa rajin belajar. Pulpen antik pun tiba-tiba menghilang dari laci meja.
Cerita: JFK Ilustrasi: JFK