Jakarta, majalahjustforkids.com – Kalbe memperingati Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) yang tahun ini bertema “Close The Care Gap”, dengan mengadakan agenda bersama masyarakat untuk menyatukan kesadaran terkait kanker pada anak. Sebab, penyakit kanker juga dapat terjadi pada anak-anak, apalagi tingkat keberhasilan penanganannya di Indonesia masih rendah.

“PT Kalbe Farma Tbk melalui World Cancer Day 2023 berperan aktif meningkatkan awareness terhadap kanker anak dengan mengundang tenaga medis yang terlibat langsung pada kasus kanker anak. Kalbe juga menghadirkan Mom Denada Tambunan selaku pekerja seni sekaligus orang tua dari cancer warrior untuk memotivasi orang tua yang sedang menemani anak yang berjuang terhadap kanker,” ujar Presiden Direktur PT Global Onkolab Farma, Kalbe Group, dr. Selvinna M.Biomed, di One Satrio, Karet Kuningan, Jakarta Selatan.

Berdasarkan data World Health Organization, sekitar 400.000 anak tiap tahunnya mengalami kanker, dan leukemia yang paling banyak menyerang anak-anak. Begitu pun di Indonesia, kanker darah pada anak berada di posisi tertinggi, yakni sekitar 2000-3000 kasus per tahun. Kondisi ini juga dialami anak Mom Denada Tambunan yang berjuang melawan leukemia pada usia 5 tahun.

“Awalnya aku lihat ada memar di tubuhnya dan dia juga demam. Setelah diperiksa dokter ahli darah, ternyata ada kecurigaan leukemia. Aku langsung bawa anakku menjalani berbagai perawatan seperti kemoterapi, tapi setelah kemoterapi dia enggak mau makan apa pun, maka aku cari cara supaya anak aku makan,” ucap Mom Denada.

Dokter Spesialis Anak Subspesialis Hemato-Onkologi RS Cipto Mangunkusumo, dr. Ludi Dhyani Rahmartani, Sp.A-KHOM, mengungkapkan fakta yang terjadi di Indonesia. Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan kanker anak di Indonesia adalah rendahnya kesadaran terhadap tanda dan gejala kanker anak. “Hampir 50 persen kasus kanker anak yang datang ke fasilitas kesehatan sudah dalam keadaan stadium lanjut. Oleh sebab itu, tingkat keberhasilan penanganan kanker pada anak hanya sekitar 30 persen,” ungkap dr. Ludi.

Angka tersebut, kata dr. Ludi, jauh di bawah Malaysia (60 persen), Thailand (50 persen), dan negara maju yang tingkat keberhasilannya mencapai 80-90 persen. Padahal, apabila dapat terdeteksi secara dini, kanker pada anak dapat disembuhkan dengan pengobatan dan nutrisi yang baik. “Terkadang status gizi pada pasien kanker anak dinomor-duakan, padahal pasien kanker sering mengalami malnutrisi akibat pengobatan dan efek samping dari terapi. Kondisi gizi yang buruk dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi dan meningkatkan angka mortalitas pada pasien kanker,” papar dr. Ludi.

Kalbe Farma memperhatikan kasus kanker di Indonesia dengan edukasi kesehatan melalui ekosistem ONE Onco, yakni meningkatkan kesadaran melakukan skrining, deteksi dini, dan pentingnya menjaga pola hidup sehat. Selain itu, untuk menjawab tantangan rendahnya keberhasilan penanganan kanker anak di Indonesia, Kalbe menyediakan Nutrican Xential. “Nutrican Xential merupakan nutrisi pertama dan satu-satunya untuk pasien kanker anak, yang tinggi kalori, tinggi protein, dilengkapi dengan EPA dan DHA untuk membantu perkembangan kecerdasan anak, serta rendah laktosa. Kami berharap, dengan membantu meningkatkan status gizi dapat turut meningkatkan keberhasilan terapi kanker pada anak. Produk ini akan dipasarkan pada bulan April 2023,” jelas dr. Selvinna.

“Pasien kanker sangat membutuhkan nutrisi yang tepat untuk membantu proses perawatan. Karena, ketika menjalankan perawatan seperti kemoterapi berisiko mengalami mual, muntah, tidak nafsu makan, dan mempengaruhi kondisi tubuh. Apalagi jika terjadi pada anak-anak yang menghadapi proses tumbuh-kembang,” kata Brand Ambassador Nutrican dan Penyintas Kanker Ovarium, Mom Shahnaz Haque.

Mom Denada menambahkan, puterinya sempat tidak mau makan apa pun selama proses berjuang melawan leukemia. Itu merupakan pukulan terberat dalam hidupnya. Mom Denada yang dahulunya tidak bisa masak pun berusaha kreatif dalam menyajikan makanan sehat yang dapat diterima sang buah hati. “Intinya, kita semua tahu pada saat kanker terjadi pada anak kita, ada tantangan bagaimana caranya supaya anak kita mau makan. Supaya perjuangan kita sama-sama ketika anak kita berjuang,” tutur Mom Denada.

Di sisi lain, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP, mengatakan, ada tiga program utama yang dilakukan YKI dalam menghadapi kasus kanker. Di antaranya, program promotif, preventif, dan supportif. Program promotif menitikberatkan pada penyuluhan dan pendidikan pada masyarakat awam.

“Untuk program preventif, YKI juga memfasilitasi program pemeriksaan dini. Yayasan Kanker Indonesia juga mendirikan paguyuban relawan kanker serta menyediakan tempat singgah bagi pasien berserta keluarga. Seluruh kegiatan YKI dilakukan dengan Kerjasama dengan semua pihak baik pemerintah, organisasi profesi, dan Lembaga swadaya masyarakat di dalam maupun luar negeri,” tutup Prof. Aru.

(Foto : Ist)

 

 

 

 

 

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *