Jika Moms memiliki anak perempuan, maka ia pasti akan mengalami menstruasi seiring ia bertambah besar. Pada umumnya, menstruasi pertama bisa dialami seorang anak perempuan ketika ia berusia 10 – 16 tahun. Tapi, tahukah Moms, menurut penelitian, 10 persen anak perempuan tidak tahu bagaimana cara memasang pembalut. Ini menunjukkan, adanya kurang informasi. Padahal, kita tidak tahu kapan menstruasi pertama menyerang mereka dan di mana. Bisa saja saat di sekolah, di perkemahan, di rumah teman, di jalan, dan sebagainya.

Tak hanya itu, bayangkan jika anak perempuan kita tak tahu apa itu menstruasi. Bagaimana mereka melihat darah keluar dari organ intimnya, lalu mengotori rok atau celananya? Bila tidak dipersiapkan secara mental, anak pra-remaja atau remaja tersebut akan merasa cemas, gelisah, malu dan takut. Nah, untuk itu, ada beberapa hal yang mesti dipersiapkan orangtua sejak awal.

Persiapkan Anak Hadapi Tanda Menstruasi

Diuraikan oleh dr. Yassin Yanuar MIB, Sp.OG, KFER, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dari survei antroprometrik di tujuh daerah di Indonesia, didapatkan bahwa usia menarke (menstruasi pertama) anak Indonesia bervariasi. Mulai dari usia 2,5 tahun sampai dengan 13,6 tahun.

“Kondisi kesehatan reproduksi saling mempengaruhi dengan kesehatan reproduksi secara umum, karena status nutrisi dari anak tersebut. Anak yang kegemukan akan lebih cepat menarke (menstruasi pertama), karena hormon estrogen yang disimpan pada jaringan lemak menyebabkan peningkatan bioaktivitasnya,” ujar dr. Yassin dalam webinar Rahasia Talks: 911 Super Parents Kit by Hers Protex, Sabtu (15/4/23).

Lebih lanjut, ia mengatakan, penting bagi orangtua untuk mempersiapkan tanda – tanda menstruasi pada remaja putri. Menurutnya, orangtua perlu mengajarkan kepada remaja putrinya untuk tidak takut menyentuh organ kemaluannya sendiri, sama seperti memegang organ tubuh lainnya layaknya tangan dan jari-jari.

“Ajarkan nama-namanya, ada labia mayora, dan lain sebagainya. Untuk higienitas, ajarkan anak untuk membasuh atau mengusap organ intimnya dari depan ke belakang mencegah timbulnya koloni kuman dari anus ke vagina, dan pembalut sebaiknya diganti setiap 4-6 jam sekali ketika menstruasi demi mencegah infeksi. Di atas 90 persen perempuan mengalami setidaknya satu gejala menstruasi yang menyulitkan – minimal mengganggu setiap bulan sampai mengalami gangguan aktivitas. Tolong dampingi putrinya untuk menjalani masa pubertas, dan mereka menjadi lebih paham mengenai tubuhnya sehingga menjadi figur dewasa yang menjaga kesehatan tubuhnya,” ujar dr. Yassin.

Jelaskan Perihal Menstruasi Sejak Dini

Tidak hanya pendampingan dari sisi medis atau biologis, anak remaja juga butuh pendampingan orangtua dari sisi psikologis.

Menurut Roslina Verauli, M.Psi, Psi., Psikolog Klinis Anak, Remaja dan Keluarga, 10% remaja putri tidak tahu bagaimana cara memasang pembalut, ukurannya, dan lain sebagainya, dan tidak memiliki akses utk bertanya. Itulah mengapa, katanya, orangtua seharusnya menjadi teman diskusi bagi anaknya.

Ia mengatakan, sedari awal, orangtua perlu mempersiapkan putrinya mengenai menstruasi sehingga saat hal itu terjadi, anak perempuan tidak akan kaget maupun takut.

Kapan usia tepat mendiskusikan perihal menstruasi pada anak? Vera, demikian ia disapa, mengatakan tidak ada patokan baku untuk hal itu. “Yang menjadi acuan adalah ketika ada pertanyaan mengenai nampon (pembalut) itu apa dan untuk apa, misalnya si anak perempuan pernah melihat ibunya menggunakan itu, maka ini adalah momen yang tepat untuk menjelaskan pada anak bahwa itu adalah pembalut yang digunakan pada fase menstruasi.”

Sejauh mana penjelasannya? “Biasanya usia kelas 3 dan 4 SD di sekolah sudah diajarkan tentang materi-materi organ reproduksi di mata pelajaran sains. Maka saat itu anak sudah dikenalkan mengenai fungsi organ reproduksi, termasuk periode menstruasi dan kehamilan. Ini saat yang tepat untuk belajar bareng, jadi sebenarnya orangtua dimudahkan karena pada usia 8, 9 atau 10 tahun anak sudah mendapatkan pelajaran soal organ reproduksi di sekolah. Yang menjadi PR sebenarnya usia di bawah itu, bagaimana orangtua memiliki kewajiban untukmengajarkan pendidikan seks terkait menstruasi kepada anak, supaya anak tidak kaget ketika suatu saat ia harus mengalaminya,” imbuh Vera.

Karena bagaimanapun, seyogianya orangtua adalah pihak terdekat dari anak. Sehingga orangtua, dalam hal ini ibu, perlu memberi penjelasan maupun pendampingan. Sebab, jika anak tidak mendapatkan informasi yang jelas terkait hal itu, ia bisa bingung bahkan tidak mengerti harus melakukan apa saat periode menstruasi pertama menimpanya.

Pentingnya mempersiapkan masa mestruasi pada anak perempuan juga diakui oleh artis Novita Angie yang juga serorang ibu dari 2 remaja. Ia menceritakan pengalamannya dalam mendampingi anaknya memasuki masa remaja, “Aku selalu sediakan waktu buat ngobrol sama anakku satu-satu. Salah satunya ketika anak perempuanku masih pre-teen (pra-remaja). Anak perempuanku suka ikutan aku ke kamar mandi, jadi aku bisa jelaskan soal higienitas dan soal reproduksi wanita pada saat aku ganti pembalut. Jadi dia sudah ready, malahan menunggu-nunggu kapan sih dia mendapatkan haid pertamanya,” cerita Angie.

Ya, menstruasi adalah salah satu tanda dimana anak perempuan memasuki masa pubertas. Tidak hanya menstruasi, perubahan hormon pada saat pubertas juga dapat menimbulkan perubahan pada tubuh anak perempuan yaitu payudara yang mulai tumbuh dan membesar, tumbuhnya rambut di kemaluan dan ketiak, serta bisa juga terjadi perubahan suara. Oleh karena itu, diperlukan informasi yang akan pengetahuan tersebut pada remaja, agar mereka tidak mendapatkan informasi yang salah dan merugikan dirinya di kemudian hari.

Edukasi Ribuan Remaja Putri

Untuk itulah, produk sanitary napkins Hers Protex milik WINGS Group Indonesia, perusahaan fast moving consumer goods terkemuka di Indonesia, mengajak para orangtua untuk berperan aktif mendampingi remaja dalam menjalani masa pubertas lewat edukasi, salah satunya webinar Rahasia Talks : 911 Super Parents Kit by Hers Protex. Webinar ini merupakan lanjutan dari rangkaian edukasi roadshow school to school mengusung campaign #SenyamannyaKamu #PuberAntiBaper yang telah menyambangi ribuan remaja putri SMP di Jabodetabek.

“Kadang anak-anak remaja kita kurang mengerti apa yang sedang terjadi di dirinya. Oleh karena itu, Hers Protex ingin menjadi support system yang bisa hadir menemani remaja putri di Indonesia menghadapi fase pubertas dan bisa menjadi wadah #SenyamannyaKamu untuk mengekspresikan bakat dan minat. Hers Protex hadir dalam dua varian, Hers Protex Daily Comfort Day dan Hers Protex Daily Comfort Night. Dirancang dengan Soft-Edges, Pin Hole Area, dan Easy open technology, Hers Protex Daily Comfort bekerja untuk mencegah bocor ke samping, depan, belakang, plus menyerap lebih cepat. Hers Protex secara aktif juga mengajak parents dalam mendampingi remaja memasuki masa pubertas dengan segala tantangannya, salah satunya melalui webinar ini,” ujar Mita Ardiani, Marketing Manager Personal Care Wings Group Indonesia.  

Rangkaian kampanye Hers Protex #SenyamannyaKamu #PuberAntiBaper telah mengedukasi ribuan remaja putri di Jakarta, serta mengajak remaja putri untuk berani menampilkan bakat yang dimilikinya dalam acara Hersquad Talent Hunt. Nantinya grup siswi terpilih dari masing-masing sekolah akan berkompetisi dengan grup lain dari sekolah di Jadetabek yang akan diselenggarakan di Hublife tanggal 13 Mei mendatang.

Foto: Ist

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *