Ada seorang nona besar kaya raya bernama Laurin yang sebatang kara. Sayangnya, Laurin sangat malas. Dia sama sekali tidak peduli dengan pelajaran sekolah yang menurutnya melelahkan dan sulit. (There lived a wealthy little miss named Laurin who lived on her own. Unfortunately, Laurin is very lazy. She does not care about school that she finds tiring and difficult.)
“Aku tidak ingin pergi ke sekolah,” gumam Laurin. Kemudian, Laurin mendapat ide. “Kalau ada robot kembaranku, aku tidak perlu pergi ke sekolah lagi,” pikirnya. (“I don’t want to go to school,” Laurin mumbles. Then, Laurin has an idea. “If I have a robot twin, I don’t have to go to school anymore,” she thinks.)
Laurin pun menemui seorang professor jenius yang bisa membuat robot. “Aku ingin dibuatkan robot kembaranku, Professor,” pinta Laurin. “Aku bisa membuat yang lebih bagus dari robot. Dengan menggunakan pasir dan sihir. Apakah kau mau?” tanya Professor. “Tentu saja aku mau. Aku sangat kaya. Uang bukan masalah,” ujar Laurin angkuh. (Laurin then meets a genius professor who can make robots. “I want a robot twin for me, Professor,” Laurin asks. “I can make something even better than a robot. By using sand and sorcery. Would you like that?” asks the Professor. “Of course I do. I’m very rich. Money is not an issue,” says Laurin in arrogance.)
Sesuai permintaan Laurin, Professor membuatkan kembarannya. Laurin terkejut melihatnya. “Luar biasa! Mirip sekali! Kau kuberi nama Laurin 2 dan mulai sekarang, kau akan menggantikanku ke sekolah,” perintah Laurin. “Baik,” jawab Laurin 2. (As Laurin’s request, the Professor made her a twin. Laurin is surprised to see her. “Incredible! Very much alike! I will name you Laurin 2 and from now on you will replace me for school,” commands Laurin. “Alright,” replies Laurin 2.)
Pada suatu hari, Laurin 2 berkata pada Laurin, “Aku suka pergi ke sekolah, pelajarannya sangat berguna dan menarik. Semua orang sekarang menganggapku sebagai Laurin asli. Mereka senang karena aku rajin dan baik. Aku akan mengurungmu!”. (One day, Laurin 2 tells Laurin, “I really like going to school, the lessons are useful and interesting. Everyone now sees me as the real Laurin. They are happy because I am diligent and kind. I will lock you up!”)
Laurin ketakutan dan berlari menemui Professor jenius. “Tolong aku, Professor! Laurin 2 ingin mengurungku!” seru Laurin panik. Professor segera menepukkan kedua telapak tangannya, dan “Bruk!” Laurin 2 berubah menjadi gundukan pasir. (Laurin is terrified and runs to meet the genius Professor. “Help me, Professor! Laurin 2 wants to lock ke up!” says Laurin in panic. The Professor claps his hands, and POOF! Laurin 2 turns into a pile of sand.)
“Aku tidak akan jadi pemalas lagi,” ujar Laurin menyesal. “Bagus. Aku kenal almarhum orangtuamu. Mereka orang yang giat belajar hingga menjadi sukses. Kemudian, mereka mengumpulkan banyak uang yang diwariskan padamu,” cerita Professor. Sejak saat itu, Laurin berubah menjadi rajin dan baik sehingga disukai banyak orang. (“I will never be a lazy person anymore,” says Laurin sorry. “Good. I know your late parents. They were diligent in studying that they became successful. Then they collected fortune that’s inherited for you,” tells the Professor. Since then, Laurin transforms into a diligent and kind person everyone likes.)
(Cerita: Seruni/ Ilustrasi: Just For Kids/ Translator: Yos)