Kata siapa sampah styrofoam sulit didaur ulang? Di tangan teman-teman kita ini sampah styrofoam ‘disulap’ menjadi karya seni, lho, Kids.

Puluhan siswa SD Taruna Bakti Bandung, Jawa Barat sangat antusias ketika mengikuti kelas seni kreatif, yang diajarkan langsung oleh Bapak Eko Herry Waluyo, seorang seniman daur ulang styrofoam. Anak-anak diajarkan untuk memanfaatkan kemasan makanan berbahan polistirena bekas ini menjadi barang yang bermakna seperti lukisan. Kegiatan ini diprakasai oleh PT Trinseo Materials Indonesia, perusahaan material dan produsen plastik, lateks dan karet.

Dalam rangka merayakan Hari Badak Sedunia pada 22 September, hasil kreatifitas yang akan dibuat bertemakan Badak. Bapak Hanggara Sukandar, Presiden Direktur PT Trinseo Materials Indonesia mengatakan bahwa kegiatan ini adalah salah satu wujud komitmen Trinseo dalam menjaga lingkungan baik lokal maupun global. “Trinseo menyadari pentingnya pembuangan sampah yang tepat dan mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah untuk kebaikan lingkungan. Karena itu Trinseo hadir disini, untuk mengajarkan generasi muda kita pentingnya mendaur-ulang sampah menjadi suatu barang yang bermakna,” ujarnya.

Ibu Irma Meirani, S.Pd, Kepala Sekolah SD Taruna Bakti juga mengatakan bahwa SD Taruna Bakti senang menjadi bagian dalam kegiatan ini. “Kami sangat bangga menjadi bagian dari kelas seni kreatif yang terbuat dari Styrofoam bekas. Kegiatan daur ulang ini dapat membantu siswa kami untuk mengekspresikan kreatifitas mereka serta meningkan kesadaran mereka terhadap lingkungan. Selain itu, kegiatan ini sejalan dengan visi sekolah kami untuk menjadi sekolah yang ramah lingkungan,” imbuhnya.

Trinseo sebagai bagian dari Styrenics Circular Solutions (SCS), sebuah inisiatif dari kerjasama industri yang dibentuk oleh sekelompok produsen styrenics terkemuka di Eropa, berkomitmen untuk mengimplementasikan tujuan mengubah industri styrenics dengan memaksimalkan nilai polystyrene sebagai bahan yang dapat didaur ulang sepenuhnya dengan tanpa ada batasannya.

Sementara kemasan makanan yang terbuat dari kertas dikenal sebagai suatu hal yang jarang didaur ulang karena biayanya yang mahal, berbagai macam upaya yang dilakukan oleh Trinseo dalam melakukan penelitian dan pengembangan untuk menciptakan aspirasi mendaur ulang Polystryne tanpa batas agar menjadi bentuk aslinya.

Memiliki fasilitas produksi plastik/lateks di Merak, Indonesia, Trinseo berkomitmen untuk merawat lingkungan baik secara lokal maupun global, membantu mengatasi masalah untuk isu global. Trinseo telah berkomitmen untuk pengelolaan lingkungan salah satunya Operation Clean Sweep, sebuah program internasional yang berfokus pada pencegahan kehilangan butiran plastik dengan tujuan menjaga butiran plastik tersebut ramah dari lingkungan laut dan sungai di dunia. Trinseo juga mendukung Marine Litter Solutions Coalition, prakarsa dari industri plastik untuk perlindungan laut dan samudra.

Dalam managemen sampah, masyarakat sudah cukup familiar dengan konsep 3R (Refuse, Reduce, and Reuse). Namun para ahli telah mengenalkan konsep 5R, ada 2R tambahan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi saat ini, yakni Recovery dan Recycle. Pada Recovery, material sampah dapat dipecah, dipulihkan, dan diproduksi menjadi produk yang sama. Recycle berarti menciptakan sebuah barang berharga dari sampah tersebut. Keunggulan dari Styrofoam adalah material tersebut dapat di-recovery dan di-recycle 100 persen.

(Foto : Dok. Trinseo)

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *