Tingkat perhatian masyarakat terhadap isu kesehatan mental, masih terbilang minim. Hal ini ditegaskan oleh Saskhya Aulia Prima, M.Psi, Psikolog, Psikolog & Co-Founder TigaGenerasi.
Minimnya kesadaran tentang kesehatan mental ini tak jarang memunculkan stigma-stigma tertentu. Akibatnya, hal ini kerap membuat orang yang mengalami tantangan dalam kesehatan mentalnya, menjadi tertutup atau bersikap seolah baik-baik saja.
“Jika ini terus terjadi, akibatnya penanganan terhadap masalah kesehatan mental menjadi terhambat dan bisa mempengaruhi aspek hidup lainnya, misalnya produktivitas karir, rumah tangga, dan lainnya,” ucap Saskhya dalam acara konferensi pers yang digelar TikTok dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia, Rabu (12/10/22).
Keengganan masyarakat untuk membicarakan soal kesehatan mental yang dialaminya, tak lepas dari reaksi yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya. Seperti yang pernah dirasakan oleh Sania Leonardo, Kreator TikTok (@panggilkubambang). “Sebagai penyintas gangguan bipolar disorder, saya melihat sendiri bagaimana orang dengan gangguan kesehatan mental masih merasakan berbagai stigma, seperti dikucilkan, dipandang rendah, diremehkan dan semacamnya,” katanya.
Hal ini diperkuat dengan survei kolaborasi antara TikTok dengan YouGov. Mereka menggali topik seperti kenyamanan responden dalam berbicara tentang kesehatan mental serta bentuk dukungan yang diperlukan.
Dari hasil temuan survei, diketahui bahwa lebih dari 70% responden di Indonesia mulai merasa nyaman untuk berbicara tentang kesehatan mental, di mana 57% memilih untuk bercerita ke keluarga, 52% ke tenaga profesional seperti psikolog, dan 40% ke teman dekat.
Meski demikian, 2 dari 4 responden masih khawatir akan potensi dampak negatif dari berbicara mengenai kondisi kesehatan mental mereka, baik dampak negatif seperti penolakan atau penghakiman dari keluarga dan teman dekat, maupun konsekuensi di tempat kerja.
Lebih lanjut, 1 dari 4 responden (28%) di Indonesia merasa terbantu apabila mereka dapat mengakses sumber daya dan sarana seputar kesehatan mental yang bersifat bebas biaya di platform media sosial yang mereka gunakan. 26% responden pun merasa lebih terinspirasi dan nyaman untuk berbicara mengenai masalah kesehatan mental jika ada pengguna lain yang juga berbagi pengalaman serupa di media sosial.
Berangkat dari hasil temuan ini, TikTok berinisiatif untuk meluncurkan Pusat Kesehatan Digital, sebuah portal sebagai pusat informasi, edukasi, dan bantuan kesehatan mental yang dibalut dalam kampanye bertajuk #SeeingTheUnseen.
Di sini, pengguna dapat mengakses layanan bantuan, menikmati berbagai video interaktif seputar kesehatan mental hasil kolaborasi TikTok bersama para mitra, kreator, dan pakar kesehatan mental, sekaligus tips atau inspirasi seputar topik kesehatan mental melalui konten livestream dari sejumlah kreator, seperti Ananza Prili, Analisa Widyaningrum, Fardi Yandi, dan kreator lainnya.
Dikemas dengan kreatif dan mudah dimengerti untuk menjangkau masyarakat lebih luas, kampanye #SeeingTheUnseen juga dimeriahkan dengan peluncuran video tentang gelombang pikiran penyintas gangguan kesehatan mental yang diubah menjadi motif batik yang indah, in-app challenge, serta sejumlah kegiatan seru di Mahabarata Hall, Desa Wisata Taman Mini Indonesia Indah pada 16 Oktober.
Kegiatan ini juga akan diisi dengan talk show tentang kesehatan mental bersama Sania Leonardo, kreator TikTok yang giat memberikan edukasi tentang kesehatan mental.
“Melalui platform digital, termasuk TikTok, saya bisa menceritakan pengalaman saya, memberikan edukasi, agar orang-orang yang menghadapi masalah kesehatan mental tidak merasa sendiri, ataupun tidak terlihat. Oleh karena itu, semoga dengan hadirnya Pusat Kesehatan Digital ini, kesadaran masyarakat akan kesehatan mental dapat meningkat dan stigma kepada pejuang kesehatan mental seperti saya juga dapat berubah,” urai Sania.
Informasi lengkap terkait survei kesejahteraan mental dari TikTok dan YouGov dapat dilihat pada tautan di sini, sedangkan informasi mengenai Pusat Kesehatan Digital dan kegiatan kampanye #SeeingTheUnseen, dapat dikunjungi melalui http://bit.ly/PusatKesehatanDigitalTikTok.
Foto: Efa