Tradisi memanah di Kampung Cimanglit, Desa Pasir Biru Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ternyata sudah sangat lama, yaitu semenjak berdirinya kerajaan Sumedang Larang atau sekitar abad ke-15. Kini, panahan yang menggunakan pohon bambu tersebut telah menjadi olahraga tradisional yang dikenal dengan sebutan Panahan Kasumedangan. Semula kegiatan ini digunakan untuk berburu.
Bambu Pilihan
Namun, tidak sembarang bambu bisa dijadikan panah bermutu tinggi. Dari 13 jenis bambu yang tumbuh di wilayah Rancakalong, bambu bitung merupakan yang terbaik, tapi juga paling sulit dicari. Bambu jenis ini tebal, kuat, dan keras. Sementara itu, untuk membuat busur, juga dibutuhkan dua bilah bambu. Dua potong bambu tersebut, tidak disambung pada bagian ruasnya supaya lebih kuat.
Hiburan Masyarakat
Saat pertandingan Panahan Kasumedangan, merupakan saat yang dinanti-nanti warga Sumedang Larang. Seluruh warga, tanpa terkecuali, berbondong-bondong mendatangi lapangan tempat dilangsungkannya pertandingan. Para peserta mengenakan pakaian serba hitam, lengkap dengan ikat kepala berbagai bentuk.
Masing-masing membawa anak panah dan busur andalan mereka, sambil berharap hari itu menjadi hari keberuntungan mereka.
Untuk satu kali pertandingan, para pemanah harus menyiapkan 1 hingga 15 anak panah. Satu anak panah ditancapkan di gedebong pisang, untuk keperluan juri, sementara anak panah yang lain dipakai untuk bertanding.
Walau merupakan olahraga sekaligus kesenian, memainkan Panahan Kasumedangan butuh ketenangan. Sekali pemain terganggu konsentrasinya, arah anak panahnya akan melenceng, tidak mengenai sasaran. Ini terkait erat dengan makna di balik panahan itu sendiri, yaitu manah atau hati. Ibarat menjalani kehidupan, tanpa hati yang bersih, mustahil seorang pemanah mampu mencapai tujuannya dengan sempurna.
Yang Khas dari Jawa Barat:
Alat musik tradisional : Angklung, kecapi, suling
Tari tradisional : Jaipong, merak, topeng
Senjata tradisional : Kujang
Makanan : Peuyeum, sagon bakar, gegeplak, opak ketan, karedok
Pahlawan nasional : Koesoemah Atmadja, Laksamana Laut R.E.Martadinata,
K.H. Zainal Moestafa, Dewi Sartika
Rumah adat : Kesepuhan
Ibukota : Bandung
Foto: Istimewa