Smile Train telah membantu lebih dari 75.000 anak Indonesia mendapatkan senyumnya kembali.
Bayi laki-laki itu melonjak-lonjak gembira dalam dekapan ibunya. Pipi-nya yang tembam menambah keimutan wajahnya. Bibirnya terangkat ke atas ketika Just For Kids memanggilnya. Senyum di wajahnya, memancar sempurna. Akhtar Faeyza (7 bulan) namanya. Bila diperhatikan sekilas, tak ada bekas operasi sayatan di bibirnya. Padahal, empat bulan lalu ketika Faeyza berusia 3 bulan, ia mendapatkan operasi perbaikan celah bibir (sumbing), lho! Celahnya, lumayan lebar kala itu.
Tapi lihatlah, tak ada lagi celah di bibirnya yang mungil. Berkat bantuan operasi gratis dari Smile Train, organisasi amal terbesar di dunia yang khusus menangani celah bibir dan langit-langit, kini senyum Akhtar Faeyza sama manisnya dengan anak-anak yang terlahir normal lainnya.
Sembilan Ribu Per Tahun
Faeza, adalah salah satu dari sekian banyak bayi di Indonesia yang terlahir dengan kondisi celah bibir atau celah langit. Celah bibir dan langit ini sering disebut dengan sumbing. Merupakan kondisi adanya celah di antara rongga mulut dan rongga hidung akibat ketidaksempurnaan proses penyatuan bibir dan langit-langit pada masa perkembangan janin.
Ya, berdasarkan data Smile Train, rata-rata setiap tahunnya tercatat sebanyak 8.000 – 9.000 bayi di Indonesia terlahir dengan sumbing. Banyak sekali, ya? Perlu kamu ketahui, anak dengan celah langit/bibir tidak bisa makan dan berbicara dengan benar, serta seringkali tidak bersekolah atau melakukan aktivitas seperti pada umumnya.
Fisik yang tidak sempurna itu, kerap mempengaruhi aspek psikologi mereka. Seiring besar, kepercayaan diri anak-anak penderita celah bibir maupun langit, bisa terganggu. Bahkan, tak jarang mereka menjadi korban bullying akibat kondisinya itu. Kasihan, kan?
Pengaruhi Fisik dan Mental
Tak hanya para penderita saja, kebanyakan orangtua juga sempat merasa susah hati. Bahkan banyak dari mereka yang sempat menolak kenyataan tersebut. Salah satunya adalah ibu dari adik Faeyza, Ibu Nurhasanah (37 tahun). Setelah melahirkan secara sesar, keluarganya mencoba menutupi kondisi putranya yang terlahir sumbing. Mungkin, mencegah agar ia tidak syok.
“Keluarga awalnya nyembunyiin. Hari ke-2 setelah melahirkan, baru diberitahu kalau dedek (Faeyza) lahir sumbing. Sempat gak percaya karena gak lihat sendiri. Setelah saya bilang ‘siap’ baru keluarga ngeliatin dedek ke saya. Jujur aja, saya sempat kepikiran, ah mungkin ini bukan anak saya. Apa anak saya ketuker? Soalnya, dua kakaknya normal-normal aja, kok dia bisa lain sendiri,” ujar penduduk Bekasi tersebut ketika dijumpai pada acara Bincang Media bertajuk “Penanganan Cepat dan Tepat untuk Kualitas Hidup dan Masa Depan Anak yang Lebih Baik” yang diselenggarakan oleh Smile Train di Hotel Mercure Jakarta (13/05/19).

Operasi Celah Bibir, Gratis!
Walau terguncang, penduduk Bekasi ini akhirnya menerima fakta, bahwa anaknya terlahir beda. Beruntung, ia tak berlarut-larut dalam kesedihan tanpa ujung. Sepulang dari rumah sakit, ia dan keluarga mencari informasi soal sumbing. Hingga akhirnya, ada yang memperkenalkan mereka dengan “Smile Train”.
“Proses pengajuannya tidak lama. Saya kasih data-data, foto. Lalu nunggu hingga usia anak saya 3 bulan dan berat badannya 5 kg. Lalu dilakukan screening (tes pemeriksaan). Hasilnya bagus. Gak lama setelah itu, tepatnya Januari 2019, anak saya dioperasi, benar-benar gratis. Mulai dari screening, operasi hingga rawat inap. Dan alhamdulillah, anak saya sekarang bisa tersenyum dengan ceria. Bekas operasinya hampir tidak terlihat, padahal celahnya lumayan besar, tapi syukurnya gak sampai ke celah langit-langit, ” ungkapnya bahagia.
Rule of Ten, Syarat Operasi
Ya, operasi adalah tindakan medis paling utama untuk menyatukan celah bibir/langit pada bayi maupun anak-anak. Dengan operasi, tidak hanya mengembalikan bentuk anatomi mendekati normal dengan memperhatikan aspek estetis wajah, namun juga memperbaiki fungsi bicara, makan dan psikologis anak serta keluarganya.
Namun, tidak semua anak akan melalui operasi yang sama. Hal ini bergantung pada usia dan kondisi celah yang dialami. Perlu kamu ketahui, ada anak yang mengalami celah di bibir saja, atau langit-langit saja, atau gusi. Namun, ada pula yang menderita kelainan multipel, yakni celah di bibir, langit-langit dan gusi sekaligus.

“Pada beberapa kasus, terkadang perlu operasi tambahan seperti operasi cangkok tulang, rhinoplasty atau operasi untuk memperbaiki bentuk hidung, operasi perbaikan rahang, atau operasi saluran telinga,” ujar Letkol. Ckm. dr. Denny Irwansyah, SpBP-RE, dokter spesialis bedah plastik dan rekonstruksi dari RSPAD Gatot Soebroto, yang juga merupakan Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik (PERAPI).
Menurut dr. Denny, sebelum dilakukan operasi bibir sumbing, orangtua perlu menjaga kondisi kesehatan bayi/anak. Pun juga pasca-operasi, orangtua harus lebih ekstra memberikan asupan gizi yang cukup.
“Ada rule of ten yang perlu diperhatikan sebelum anak dioperasi. Yakni, anak harus memiliki berat badan lebih dari 10 pon (lebih dari 4,5 kg), umur harus diatas 10 minggu (sekitar 3 bulan), dan hemoglobin harus di atas 10g%” ungkapnya.
Bantu 75 Ribu Anak
Pada kesempatan tersebut, Ibu Deasy Larasati, Program Director dan Country Manager Smile Train Indonesia menyampaikan bahwa Smile Train menyediakan 100 persen operasi gratis perbaikan celah bibir/langit. “Kami menggunakan pendekatan berkelanjutan dan komprehensif. Di Indonesia, Smile Train beroperasi sejak tahun 2002 dan telah mengembangkan kemitraan di lebih dari 85 rumah sakit. Hingga saat ini, Smile Train telah membantu lebih dari 75.000 anak Indonesia mendapatkan senyumnya kembali,” katanya.

Ia menambahkan bahwa setiap tahunnya, Smile Train menerima sekitar 500 – 600 permohonan operasi, dan itu akan terus bertambah. “Bantuan ini tidak dikenakan biaya 1 Rupiah pun. Bagi kami, merupakan suatu tantangan bila ada pasien yang berharap dioperasi tapi ada penyakit penyerta lain atau berat badan kurang. Tim kami akan terus memantau dan menyemangati sehingga pasien bisa memenuhi syarat operasi,” katanya.
Nah, kalau ada keluarga atau orang di sekitarmu yang menderita kelainan celah bibir dan langit, kamu bisa membantu menyebar luaskan berita bahagia ini. Syarat dan ketentuannya bisa dibaca lebih lanjut di https://www.smiletrainindonesia.org/ atau Instagram @smiletrainindonesia.
Tidak hanya memberikan operasi gratis, Smile Train juga memberikan perawatan paska operasi dan terapi, lho! Tujuannya adalah untuk memastikan kemampuan anak agar dapat makan, berbicara, mendengar dan bernapas seperti seharusnya. Terapi yang dilakukan di antaranya terapi bicara, ortodontik, dan lainnya. Tim dokter spesialis yang terlibat akan mencakup dokter anak, dokter bedah, dokter gigi, dokter THT, hingga ahli gizi.
Kita juga bisa membantu berdonasi melalui Yayasan Kitabisa.com atau mentransfer dana ke rekening Smile Train Indonesia. Dengan begitu, semoga semakin banyak penderita sumbing di Indonesia yang mendapatkan senyumnya kembali, dan memiliki masa depan yang jauhhhhh lebih baik. (Foto: Efa)