Buga adalah gagak yang bisa berbicara. Kemampuannya itu didapatkan dari leluhurnya yang diajarkan berbicara oleh majikan manusianya yang sangat menyayanginya dan menganggapnya sebagai keluarga sendiri.

Karena itulah, keluarga Buga selalu membantu manusia, sebagai rasa terima kasih mereka. Karena kecerdasannya, Buga juga selalu dimintai bantuan dalam menyelesaikan berbagai macam masalah kehidupan manusia.

“Aku punya cara pandang yang berbeda, karena itulah manusia mengandalkan aku,” kata Buga pada seorang tamunya. Tamu Buga kali ini juga minta bantuan padanya. Namanya Osa, dan dia seorang Perdana Menteri.

“Suatu hari, aku tidak sengaja mendengar seseorang di kota berbicara tentang negeriku, memberikannya julukan Negeri Tanpa Hadiah. Hal ini membuat aku sedih. Entah dari mana datangnya julukan itu! Untung saja Ratu Lidia, Ratu negeriku, tidak tahu akan hal ini. Aku ingin negeriku hanya dikenal dengan nama resmi negeri kami yaitu Negeri Berlian, karena negeri kami penghasil berlian,” kata Perdana Menteri Osa. “Aku akan membantu Anda,” ucap Buga menenangkan Osa.

Pertama-tama, Buga mencoba mencari tahu dari mana julukan Negeri Tanpa Hadiah berasal. “Aku yakin ada seseorang yang membicarakan hal ini, kemudian pembicaraan ini jadi tersebar keluar,” kata Buga.

Buga menyelidiki dari tempat yang terpenting di Negeri Berlian, yaitu istana. Menjadi burung sangat menguntungkan, karena Buga bisa hinggap dimana saja dan mendengarkan pembicaraan orang.

Buga hinggap di pohon dekat jendela ruang istirahat para pengurus istana. Seorang pengurus gudang istana sedang berbicara. “Apa yang harus kulakukan dengan hadiah-hadiah ulangtahun untuk paduka Ratu tahun ini? Gudang sudah penuh dengan hadiah-hadiah Ratu yang tidak dibuka dari tahun-tahun sebelumnya!” keluh si pengurus. “Ratu tidak ingin membuka semua hadiah ulangtahunnya. Dia membenci hal itu. Sudah kubilang, tak lama lagi negeri ini akan resmi berganti nama menjadi Negeri Tanpa Hadiah!” seru seorang pengurus lain. “Stt! Suaramu terlalu keras!” kata seorang pengurus istana bagian dapur.  “Jadi, penyebab ini semua adalah sang Ratu!” gumam Buga.

Buga segera melaporkan penemuannya pada Perdana Menteri Osa. Perdana Menteri sangat terkejut dan bingung. “Ya, aku tahu sang Ratu tidak suka membuka hadiah secara langsung. Tapi aku tidak menyangka dia benci membuka hadiah! Bagaimana ini? Padahal hadiah-hadiah ulangtahunnya berasal dari negara-negara sahabat yang penting. Mereka akan tersinggung dan kekacauan akan terjadi! Sebentar lagi ulangtahun paduka Ratu tiba! Bagaimana ini?!” kata Perdana Menteri Osa panik.

“Mari kita selesaikan masalah ini bersama,” kata Buga. “Aku tahu! Bagaimana kalau kau diam-diam membuka hadiah sang Ratu? Jadi, tidak ada masalah kalau ada negara sahabat yang menanyakannya. Kau bisa memberitahu isinya padaku!” kata Perdana Menteri Osa. “Perdana Menteri, itu tidak akan menyelesaikan masalah. Ratu-lah yang harus membuka hadiah-hadiah yang ditujukan padanya, bukan kita. Ratu takut hadiah, lebih tepatnya dia khawatir kalau isi hadiah-hadiahnya itu membuatnya sakit atau terluka. Kita harus menolong Ratu, membuatnya tidak takut membuka hadiah. Menderita sekali kalau seseorang tidak bisa menerima hadiah,” ujar Buga.

Seminggu sebelum ulangtahunnya tiba, Ratu Lidia mendengar suara ramai di aula istana. Dia melongok ke aula dan terkejut melihat Perdana Menteri Osa, dan para pengurus istana duduk bersama di antara hadiah-hadiah yang sangat banyak.

“Paduka Ratu, maafkan kami! Sebentar lagi ulangtahun Anda. Kami ingin mengganti bungkus hadiah-hadiah Anda yang sudah rusak. Tapi ternyata isi hadiah-hadiah ini bermacam-macam. Banyak sekali yang isinya makanan, dan makanan ini menjadi busuk. Kami terpaksa harus membuangnya,” kata Perdana Menteri Osa.

“Makanan… jadi, isi hadiah-hadiah untukku bukan ular berbisa?” tanya Ratu dengan suara pelan. Rupanya sewaktu kecil, Ratu Lidia pernah menerima dan membuka hadiah berisi ular berbisa yang hampir saja menggigitnya. Hadiah itu ditujukan pada Ayah sang Ratu, Raja terdahulu, dari negara yang waktu itu musuh Negeri Berlian!

Sejak itu, sang Ratu sangat takut dengan hadiah. Tapi sekarang, Ratu bisa melihat isi semua hadiah yang ditujukan padanya, dan tidak ada yang menakutkan. Sang Ratu sangat lega. “Aku tak sabar menerima hadiah di hari ulangtahunku nanti!” kata Ratu Lidia. “Anda bisa meminta kami untuk membantu membukanya,” kata Perdana Menteri Osa. “Terima kasih!” ucap Ratu Lidia bahagia.

Sebulan kemudian, Perdana Menteri Osa mengunjungi Buga. “Idemu untuk membuka semua hadiah di depan Ratu berhasil. Kami juga membuka hadiah untuk Ratu di hari ulangtahunnya, seperti permintaanmu. Terima kasih, Buga! Dan ini hadiah untukmu,” kata Perdana Menteri sambil menyerahkan sebuah bungkusan.

“Berlian!” kata Buga bahagia ketika melihat isi bungkusan itu. “Inilah julukan negeri kami sekarang,” kata Perdana Menteri Osa bangga.

 

 

 

 

Cerita: Seruni    Ilustrasi: Agung

 

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *