Negeri Pelanduk hancur karena perang. Ada pelanduk-pelanduk yang suka perang dan banyak juga yang membencinya. Para pelanduk yang benci perang, hidup dengan ketakutan dan penderitaan. Peki adalah seekor pelanduk yang benci perang. Dia bersama teman-temannya yang benci perang, memutuskan untuk pergi ke negeri lain mencari perlindungan. “Apakah negeri yang kita datangi akan memperbolehkan kita tinggal?” tanya seorang teman Peki. “Mari berharap yang terbaik,” jawabnya meyakinkan teman-temannya.
Setelah lama mengarungi laut dengan kapal, Peki dan teman-temannya sampai di Negeri Satwa. Mereka senang karena semua hewan bisa hidup dengan rukun di negeri ini. Peki yakin dia dan teman-temannya akan diterima dengan hangat. Peki menghadap pemimpin negeri itu, yaitu Raja Kuda, dan minta ijin untuk tinggal di Negeri Satwa. “Kalian boleh tinggal di sini, hiduplah rukun dengan hewan-hewan lain,” tutur sang Raja. Peki dan teman-temannya sangat gembira. “Akhirnya, kita mendapatkan negeri bahagia!” seru mereka.
Peki dan teman-temannya tinggal di dekat perkebunan mentimun yang luas. Pemilik kebun itu adalah seekor anjing bernama Gu. Suatu hari, seekor monyet berusaha mencuri mentimun di ladang Gu, dan Peki dengan berani mengusirnya. Tapi, Gu menuduh Peki yang mau mencuri mentimun miliknya. “Aku tidak mencurinya,” bantah Peki. “Kau adalah pelanduk, dan kata orang, pelanduk suka mencuri mentimun. Lagipula, kau dan teman-temanmu pengungsi mencurigakan dari negeri yang berperang. Aku tidak suka kalian tinggal di dekat perkebunanku!” seru Gu. Peki dan teman-temannya terpaksa menjauh dari perkebunan Gu.
Peki dan teman-teman pelanduknya membangun tempat tinggal sederhana di dekat hutan. Tapi, kehidupan sehari-hari mereka sangat sulit. Teman-teman Peki berharap bisa tinggal di dekat perkebunan Gu karena dekat dengan desa tempat mereka bekerja. Suatu hari, si Kera pencuri menemui Peki. “Aku tahu kau hidup susah. Ayo, mencuri di kebun Gu bersamaku,” bujuk si Kera. “Mencuri itu perbuatan tercela!” seru Peki. “Aku akan mencuri mentimun untukmu. Aku melakukannya untuk menunjukkan kesetiaanku padamu. Kalau aku berhasil, kau harus mau mencuri bersamaku,” ujar si Kera.
Peki yang tak mau berbuat jahat, memperingatkan Gu, “Kau kan sudah kuusir!” seru Gu marah. “Si Kera akan mencuri lagi. Kalau aku memang salah, kau bisa menghukumku,” jawab Peki. Gu memilih memercayai Peki, dan berhasil menangkap si Kera. Gu menyesal telah mencurigai Peki dan teman-temannya. Ia pun mengundang mereka tinggal di dekat perkebunannya lagi. Akhirnya, Peki dan teman-temannya kini benar-benar bisa tinggal di Negeri Bahagia. (Teks: Seruni/ Ilustrasi: Fika)