Tuki, si tikus pintar dan berani, tinggal di desa tikus yang membenci kucing. Pada suatu hari, ada berita mengejutkan di desa tikus. Kuku si tikus kenalan Tuki, diculik. “Pelakunya seekor kucing. Ada yang melihatnya membawa Kuku. Kucing itu berjalan menuju kota!” seru kepala desa tikus. Para tikus sepakat mengirim Tuki pergi ke kota untuk mencari Kuku.
Tuki yang belum pernah pergi ke kota, bingung melihat kendaraan yang berjalan kencang. Ia menghindari mobil yang berbelok tiba-tiba, dan “Byur!” Dia jatuh ke dalam saluran air yang lubangnya terbuka. “Tolong!” teriak Tuki. “Tangkap ekorku!” seru sebuah suara. Tuki meraih ekor binatang yang dijulurkan dari atas, dan dia selamat.
Tuki terkejut mengetahui penyelamatnya adalah seekor kucing. “Kau pasti kucing yang menculik Kuku dari desa tikus,” tuduh Tuki. “Namaku Hela. Aku sering ke desamu karena Kuku temanku. Kuku tidak diculik, dia sendiri yang ingin pergi bersamaku,” jelas Hela. “Aku tidak percaya!” tukas Tuki. “Kuku ada di rumahku. Kalau kau tak percaya, ikutlah denganku,” ajak Hela ramah.
Ternyata, Hela tidak bohong. “Aku tidak mau pulang ke desa. Aku ingin bersama temanku, Hela,” ujar Kuku pada Tuki. “Aku mengerti, Kuku. Sebelum ditolong Hela, aku percaya semua kucing jahat. Tapi, meninggalkan desa tidak menyelesaikan masalah. Kita harus membuat tikus di desa mengerti bahwa tidak semua kucing jahat,” ucap Tuki. “Tapi, bagaimana caranya?” tanya Kuku dan Hela. “Beri aku waktu untuk memikirkannya,” jawab Tuki.
Suatu hari, Tuki melihat pertunjukan sandiwara boneka. Dia pun mendapat ide. Tuki, Hela, dan Kuku yang kini bersahabat baik, bekerja keras membuat boneka tikus besar. Diam-diam, mereka bertiga membawa boneka itu ke desa tikus. Tikus-tikus desa terkejut melihat ada tikus besar dan jahat yang menyerang mereka. Padahal, boneka itu dikendalikan oleh Tuki dan Kuku.
“Jangan tertawa, Kuku, nanti siasat kita ketahuan,” bisik Tuki pada Kuku yang tertawa senang. “Sekarang saatnya Hela beraksi,” ujar Kuku sambil memberikan isyarat kepada Hela.
Di tengah keadaan desa tikus yang kacau, tiba-tiba Hela datang dan melawan boneka tikus yang dikendalikan Tuki dan Kuku. Dengan terampil, Tuki, Kuku, dan Hela berpura-pura bertarung hebat. Tikus-tikus di desa terperangah melihat peristiwa itu, seekor kucing menyelamatkan mereka.
Lalu, Tuki dan Kuku membawa boneka tikus itu mundur dan menyerah, meninggalkan Hela sendirian. Tikus-tikus desa bersorak gembira, mereka semua berterima kasih pada Hela.
Sejak saat itu, desa tikus tidak lagi membenci kucing. “Kita berhasil!” seru Tuki, Kuku, dan Hela senang. Mereka kini bisa bermain bersama tanpa sembunyi-sembunyi. (Teks: Seruni/ Ilustrasi: Fika)