Moms, Ayo Jauhkan Anak dari Adiksi Game, Narkoba, dan Pornografi dengan Neuroparenting

Mom Kiara terbangun pukul 3 dini hari karena mendengar suara berisik dari kamar putranya, Rio (10 tahun). Dengan setengah terkantuk ia menyingkap selimut dan bangkit dari tempat tidur. Tanpa suara, ia berjalan menuju kamar putranya dan membuka pintu. Pemandangan di depan matanya membuat Mom Kiara marah dan kecewa. Bukannya tidur, ternyata Rio asyik bermain video game di depan komputer.

Pernah merasakan ilustrasi di atas? Ya, anak-anak zaman sekarang sudah sangat akrab dengan teknologi, sejak ia lahir. Internet, komputer maupun gawai bukan hal aneh bagi mereka. Sayangnya, meski menyimpan banyak manfaat positif, hal di atas juga bisa memberikan banyak manfaat negatif bila disalah gunakan.

Contohnya saja, kecanduan game bagi anak-anak seperti yang dialami oleh Rio. Yang membuat mereka bisa lupa tidur, makan, mandi ataupun beraktivitas.

Ya, banyak anak-anak suka memainkan game, entah di gawai atau komputer. Tapi ironisnya, konten pornografi terkadang banyak ditemukan dalam berbagai game tersebut, yang kadang susah untuk dihindari.

Berkaitan dengan hal itu, Neuronesia, komunitas pencinta ilmu neurosains menggelar Seminar neuroparenting bertajuk “Anak dan Adiksi Game, Narkoba, dan Pornografi” pada 29 Januari 2020 lalu di kantor pusat Maybank Syariah, Plaza Senayan, Jakarta Selatan. kawasan Plaza Senayan, Jakarta Selatan. Tujuannya untuk mensosialikasikan bahaya adiksi terutama game, narkoba, dan pornografi terhadap anak dan cara pencegahannya.

“Dahsyatnya pengaruh luas dan arus informasi yang tak mampu terbendung lagi, membuat kita tidak dapat lari dari kenyataan. Dengan semua orang memegang gadget (gawai), artinya akses informasi tak bisa lagi dibatasi. Setiap anak bangsa dapat dan berhak memperolehnya. Kemajuan teknologi membawa dampak positif, juga dampak negatif,” ujar Bambang Iman Santoso, salah satu Co-Founder Neurosia.

Ia menekankan bagaimana pentingnya orangtua mengajarkan pendidikan agama dan karakter kepada anak sejak dini. Dukungan sosial (social support), katanya, adalah faktor yang penting dalam upaya pencegahan, perawatan, rehabilitasi, maupun upaya pemberantasan terhadap adiksi game, narkoba, dan pornografi.

Pola asuh yang tepat, selain sangat penting bagi tumbuh kembang anak, juga berperan besar dalam memerangi adiksi tadi. Salah satunya adalah menerapkan pengasuhan anak sesuai dengan tahapan perkembangan otak anak. Hal ini sering disebut pula dengan neuroparenting, natural parenting, dan neuroteaching.

Kunci sukses dalam hal ini, katanya, orangtua perlu meningkatkan kemampuan soft skill (kecerdasan emosional) mereka, antara lain dengan memiliki cognitive flexibility (adaptasi cara berpikir / kemampuan diri mempelajari wawasan baru) serta menjalin komunikasi yang efektif antara anak dan orangtua.

“Berpikirlah terbuka, selalu perbaharui pengetahuan. Paling tidak, pahami proses tahapan perkembangan neuron atau sel-sel otak anak. Sehingga para ibu (neuromoms) ini mengerti apa yang terjadi sebenarnya pada diri anak. Dari sana, kemudian bisa melakukan pencegahan sedini mungkin. Misalnya dengan memberikan pemahaman kepada anak mengenai dampak bahaya kerusakan otak berjangka panjang dan merugikan akibat dari adiksi game, narkoba maupun pornografi tersebut,” anjurnya.

Ya, tak hanya narkoba (NARkotika, psiKOtropika, BAhan adiktif), menggunakan gadget untuk bermain game secara berlebihan tak baik buat anak. “Kita sebagai orangtua harus pintar-pintar memilah dan menularkan kepada anak bagaimana mengatur waktu untuk diri sendiri. Akses internet juga berisiko kepada anak terjangkit adiksi pornografi. Merusak fokus belajar anak, sehingga perlu pedampingan orangtua,” imbuh dr. Aisah Dahlan, CHt. sesama anggota komunitas Neuronesia yang ikut menjadi pembicara dalam seminar tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, para mantan pengguna narkoba dibantu dengan komunitas yang menamakan dirinya Cukup Gue Aja” di bawah asuhan Yayasan Sahabat Rekan Sebaya, ikut menghibur bermain musik dan melakukan peragaan-peragaan terkait pengetahuan adiksi. Mereka, telah berhasil keluar dari ‘dunia hitam’ dan berhasil menorehkan prestasi.

“Kita harus sering-sering dan tak bosan memberikan informasi dan pengetahuan ini kepada para orangtua, khususnya para ibu, seluas mungkin,” ujar Bambang sembari menutup acara seminar.

Foto: Istimewa

 

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *