Begitu bel pulang berbunyi, Bakti dan Andi langsung menuju salah satu dari lima mobil jemputan sekolah. “Cepat, Ndi, sebelum tempat yang dekat jendela ditempati yang lain!” seru Bakti. Dalam beberapa menit saja, mobil jemputan itu sudah kelihatan penuh.

“Heh, kamu!” tiba-tiba terdengar suara menggertak di belakang Bakti. Bakti tahu benar suara siapa itu. Namanya Fahmi. Anak kelas enam yang terkenal paling badung di sekolah.

“Ayo, pindah dari tempat ini!” hardik Fahmi. “Jangan mau, Bak,” Andi menahan Bakti yang hendak berdiri. “Enak saja. Kita kan sudah lebih dulu duduk di tempat ini!” kata Andi.

“Eh, kamu berani melawan ya!!” bentak Fahmi. “Sudah… sudah, aku pindah,” ujar Bakti berusaha meredakan suasana. Ia takut sekali melihat tangan Fahmi sudah mulai mengepal.

Bakti dan Andi kemudian duduk di bagian belakang mobil. Tempat yang tidak menyenangkan. Tetapi, apa boleh buat.

“Mestinya, tadi kita jangan mau mengalah, Bak,” bisik Andi. “Dia tidak pernah main-main dengan ancamannya. Kamu ingat Endro? Anak kelas lima yang juga pernah diusir Fahmi dari tempat duduknya. Ia melawan. Esok harinya ia ditinju oleh Fahmi,” ujar Bakti.

“Anak itu tidak melapor ke Kepala Sekolah?” tanya Andi. “Mana berani! Kalau ia berani melapor, Fahmi akan memukulnya lebih keras lagi,” tukas Bakti.

“Kita harus cari cara agar ia tidak berbuat seenaknya di atas mobil jemputan ini,” kata Andi kemudian. “Maksudmu bagaimana? Apakah kita akan mengadukan kelakuannya kepada Bapak Kepala Sekolah? Atau kita lawan? Wah, salah-salah malah nanti terjadi keributan di atas mobil ini,” ucap Bakti.

“Aku punya ide. Kamu bantu aku ya, Bak,” tandas Andi. “Tentu. Aku mau saja. Dengan catatan, tidak ada perkelahian ya,” ujar Bakti.

Andi tersenyum. Sesungguhnya, ia sendiri tidak yakin apakah nantinya akan ada perkelahian atau tidak. Ya, lihat saja besok.

Sesuai rencana, esoknya Andi dibantu Bakti mulai melakukan rencana mereka. Mereka menemui teman-teman yang satu mobil jemputan dengan mereka. Lalu, Andi menceritakan rencananya.

“Kamu tidak takut, jika ia nanti memukulmu?” tanya Endro ketika Andi menghampirinya. “Kalaupun ia memukulku, aku akan melaporkannya kepada Bapak Kepala Sekolah,” jawab Andi.

“Nanti dia memukulmu lagi,” kata Endro. “Akan kulaporkan kepada orangtuaku. Atau kalau perlu kepada polisi. Biar dia tahu rasa,” kata Andi yakin.

Esoknya, Andi dan Bakti adalah yang paling pertama naik ke atas mobil jemputan. Tidak begitu lama, Fahmi naik ke atas mobil dengan lagak seperti seorang jagoan.

“Heh, kenapa kamu masih duduk di sini lagi?! Sudah kukatakan ini tempat duduk kesukaanku,” hardik Fahmi. “Oh, jadi kamu ingin jadi raja di mobil ini? Silakan saja!” ucap Bakti. “Tapi asal kamu tahu saja. Tidak seorang pun yang ingin tunduk kepada raja sepertimu!” sahut Andi.

Andi dan Bakti turun dari mobil jemputan. Teman-teman yang lain juga ikut turun. Tinggal Fahmi sendiri yang berada di dalam mobil jemputan.

“Biarkan saja dia begitu. Pak Qomar tak akan mau menjalankan mobil kalau cuma dia penumpangnya,” ujar Andi kepada yang lain.

Benar saja. Pak Qomar tidak menjalankan mobilnya. Ia heran melihat anak-anak cuma berdiri di sekitar mobil dan tidak segera naik.

“Ada apa sebenarnya ini?” tanya Pak Qomar keheranan.

“Kami tidak ingin naik mobil jemputan yang juga dinaiki oleh anak kelas enam yang sok kuasa, Pak Qomar,” sahut Endro.

Pak Qomar mulai mengerti apa yang dimaksud oleh Endro. Ia lalu naik ke atas mobil dan menghampiri Fahmi. Setelah itu, teman-teman melihat Fahmi turun dari mobil dengan muka merah. Ia sama sekali tak berani menengok ke arah teman-teman yang memandangnya dengan muka kesal.

“Ayo, kalian segera naik sekarang. Mulai besok, tidak perlu lagi takut dengan Fahmi. Bapak sudah katakan padanya kalau mobil jemputan ini tidak akan jalan kalau dia tetap sok jagoan!” teriak Pak Qomar.

“Horeee!” semua anak berteriak senang. Mereka bergegas naik ke atas mobil. Semua duduk di tempat kesenangan mereka tanpa takut diusir lagi. Yang lebih senang tentu Bakti dan Andi. Mereka bisa memecahkan masalah tanpa harus ada perkelahian.

 

Cerita: JFK   Ilustrasi: JFK

 

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *