Breeek.. Breeek… Breeek…
Nicko berusaha mencari sumber bunyi misterius yang mirip dengan langkah kaki orang berbaris itu. Ia menyusuri dapur dan ruang tengah. Namun, Nicko tak berhasil menemukan sumber bunyi tersebut. Ia lalu berjalan menuju jendela di ruang tamu. “Mungkin berasal dari luar,” gumam Nicko.
Dari kaca jendela, Nicko mengintip ke arah luar. Tapi, tak ada siapa-siapa di jalanan kompleks. Yang ada hanya remang-remang lampu jalan di tengah gelapnya malam. “Ehmm.. Mungkin hanya suara tikus,” ucap Nicko menduga-duga.
Nicko lalu membalikkan badan dan kembali berjalan menuju toilet. Tiba-tiba, ia berhenti melangkah persis di depan lukisan tentara yang tadi sore dikaguminya. Nicko berusaha mengamati lukisan tersebut dengan serius. Sesekali, ia mengucek matanya dengan harapan bisa melihat lebih jelas.
“Para tentara yang ada di lukisan ini kemana? Kok nggak ada?!” ucap Nicko keheranan. Ya, lukisan yang tadinya bergambar sekelompok tentara sedang berbaris di sebuah lapangan, tiba-tiba menjadi lukisan yang hanya berisi gambar lapangan saja. Para tentara itu tiba-tiba menghilang dari lukisan.
Breeek.. Breeek… Breeek…
Bunyi itu terdengar kembali. Kali ini, bunyinya terdengar cukup kencang dan terasa sangat dekat. Nicko menoleh ke jendela. Samar-samar terlihat bayangan sekelompok orang yang berjalan berbarengan di teras rumah.
Rasa penasaran membuat Nicko kembali berjalan mendekati jendela. Ia mengintip di sela-sela tirai. Untungnya, lampu di teras cukup terang. Sehingga siapa pun yang ada di teras saat malam hari, terlihat dengan jelas.
Alangkah kagetnya Nicko saat melihat sekitar 8 orang berpakaian tentara zaman dulu, sedang berbaris di teras rumah. “Bukankah mereka yang ada di lukisan?” Nicko bertanya-tanya sendiri sambil menahan rasa takut yang tiba-tiba muncul.
Tanpa berpikir panjang, Nicko balik badan dan berjalan dengan cepat menuju kamar. Ia berhenti sejenak saat melewati lukisan tentara buatan mendiang kakeknya. Ya, benar sekali! Lukisannya masih bergambar lapangan kosong tanpa ada tentara yang sedang berbaris.
Nicko makin ketakutan. Ia langsung berlari menuju kamar dan bergegas tidur di balik selimut. “Kenapa tentara itu bisa keluar dari lukisan? Jangan-jangan tentara itu adalah hantu!,” bisik Nicko kepada dirinya sendiri.
Breeek.. Breeek… Breeek…
Bunyi derap langkah tentara berbaris terdengar makin dekat menuju kamar. Nicko semakin erat memegang selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Bunyi itu makin terdengar jelas, seolah-olah masuk ke dalam kamar.
“Arghhh.. Arghhh.. Arghhh..”
Tanpa sadar saking takutnya, Nicko berteriak sekencang-kencangnya.
“Nicko.. Nicko.. Nicko..”
Terdengar suara memanggil. Nicko mengintip dari balik selimut. Ternyata Ayah dan Bunda sudah berada di dalam kamar. “Ayah, Bunda, aku takut!” ujar Nicko sambil memeluk keduanya. “Kamu takut kenapa?” tanya Bunda. “Aku melihat hantu tentara!” jawab Nicko. “Hantu tentara?” timpal Ayah seperti tak percaya dengan cerita Nicko. (BERSAMBUNG)
Cerita: JFK Ilustrasi: JFK