Tepat pukul 12 malam, mobil yang dikemudikan Ayah sudah berada di tol Cipularang. Esok pagi, Ayah dan Melissa akan menghadiri pernikahan Om Arya di Bandung.
Melissa yang duduk di kursi depan di samping Ayah, mulai mengantuk. “Melissa, sebelum tidur, botol minumnya taruh dulu yang benar,” pinta Ayah. Melissa pun lantas menaruh botol minum berwarna pink kesayangannya tersebut di tempat botol yang ada di pintu samping.
Tak lama kemudian, Melissa tertidur pulas.
Suara musik terdengar samar-samar. Melissa pun terbangun dari tidurnya. “Maaf, ya, gara-gara Ayah menyetel musik ini kamu jadi terbangun,” ucap Ayah. “Kita sudah sampai mana, sih, Yah?” tanya Melissa.
“Baru masuk Kilo Meter 97,” jawab Ayah sambil serius mengemudikan mobilnya. Melissa mulai duduk tegak, matanya melihat ke sekeliling.
Melissa sungguh terkejut saat melihat anak kecil berdiri di pinggir jalan tol. Tangannya menggenggam botol minum berwarna pink, mirip kepunyaan Melissa. Karena gelap, Melissa tak bisa melihat dengan jelas. Yang pasti, anak kecil itu tersenyum kepadanya.
“Mmm.. Ayah, anak kecil itu, kok, main di pinggir tol tengah malam begini?” tanya Melissa. “Anak kecil? Ayah tidak melihat ada anak kecil tadi, lagipula mana ada anak kecil main di tol dekat gunung seperti ini!” jawab Ayah masih sambil mengemudi.
Melissa pun berusaha melupakan anak kecil tersebut. Saat akan mengambil botol minumnya, ia kembali terkejut. “Botol minumku ke mana?” tanya Melissa setengah berteriak. “Lho, tadi kamu taruh di mana?” Ayah balik bertanya.
“Tadi aku taruh di sini, kok,” jawab Melissa sambil menunjuk pintu kiri tepat di samping ia duduk. “Mungkin kamu lupa, nanti saja kalau sudah sampai, kita cari lagi,” ujar Ayah sambil menenangkan.
Begitu tiba di Bandung, Melissa dan Ayah menuju ke rumah Om Arya untuk menginap. Pagi-pagi, Om Arya melangsungkan pernikahannya. Perayaan diadakan dari siang hingga sore hari.
Selepas Maghrib, Melissa dan Ayah mulai berkemas. Mereka harus segera kembali ke Jakarta. Sekitar pukul 7 malam, Melissa dan Ayah sudah berada di dalam mobil kembali. Mereka melewati tol Cipularang seperti saat berangkat.
“Kok, kamu nggak tidur?” tanya Ayah sambil memegang kemudi. “Belum mengantuk, Yah,” jawab Melissa seraya menatap jendela samping. Papan tulisan KM 97 samar-samar terlihat. “Ayah, itu anak kecil yang kemarin!” seru Melissa sambil menunjuk ke jendela.
Meski tidak terlihat jelas, Melissa yakin anak kecil itu tersenyum kepadanya. Namun kali ini, anak kecilnya tidak menggenggam botol minum. “Mana, ah?” timpal Ayah.
“Mungkin khayalan kamu saja,” ucap Ayah lagi.
Lagi-lagi, Melissa terkejut. “Botol minumku!” seru Melissa. Botol minum berwarna pink kesayangannya tiba-tiba kembali muncul di tempatnya di pintu samping kiri. “Ayah yang menaruhnya lagi, ya?” tanya Melissa.
“Bukan, kok, tadi pagi memang Ayah berusaha mencarinya, tapi tidak ketemu,” cerita Ayah. “Kenapa air minumnya berkurang setengah, ya? Kemarin kan masih penuh,” ujar Melissa.
Jangan-jangan, anak kecil misterius itu yang meminjam botol minum Melissa dan meminumnya? Kenapa bisa begitu? Kenapa kejadian aneh dan misterius selalu terjadi di KM 97? Melissa bingung. Bulu kuduk Melissa tiba-tiba merinding dan membuatnya makin ketakutan.
Cerita: JFK Ilustrasi: JFK