Menjelang bulan Ramadhan ataupun Syawal (Lebaran), Kids pasti pernah mendengar orang-orang berkata, “Hilalnya belum terlihat”, “Hilalnya sedang diamati” dan kalimat lainnya. Lalu, sebenarnya apa, sih, Hilal itu?
Bulan Sabit
Bulan adalah satelit bumi atau benda langit yang bergerak mengelilingi bumi, sehingga kita yang di bumi akan melihat bentuk bulan yang bersinar secara berubah-ubah. Perlu diingat, cahaya bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya matahari. Perubahan bentuk bulan yang berbeda itu disebut dengan fase-fase bulan seperti bulan mati, bulan sabit, bulan setengah, bulan cembung, dan bulan purnama.
Posisi bulan sendiri berada di antara bumi dan matahari. Dari Bumi, bulan dan matahari akan tampak terbit dan terbenam dalam waktu bersamaan. Kemudian secara perlahan bulan akan bergerak menjauhi matahari, lalu menjadi Bulan Sabit yang terbenam setelah matahari terbenam. Bulan sabit di awal-awal itulah yang disebut dengan hilal.
Dari Bahasa Arab
Istilah Hilal berasal dari bahasa Arab yang berarti bulan sabit. Hilal adalah bulan sabit yang sangat tipis, karena umurnya yang masih sangat muda. Hilal merupakan penampakan bulan sabit atau bulan baru, yang nampak pertama kali setelah terjadinya fenomena ijtimak atau konjungsi.
Hilal sebenarnya bisa dilihat tanpa menggunakan alat optik astronomis atau dengan mata telanjang. Namun dengan catatan, cuacanya sedang cerah. Hilal baru bisa dilihat atau diamati setelah matahari terbenam. Hal itu dikarenakan intensitas cahaya hilal yang sangat redup dan sangat tipis. Sehingga penglihatan hilal akan sangat bergantung pada kondisi cuaca dan polusi cahaya di sekitar lokasi penglihatan hilal.
Nah, jika hilal sudah atau dianggap terlihat, maka keesokan harinya ditetapkan sebagai awal bulan Ramadhan dan ibadah puasa sudah bisa mulai dilakukan. Sedangkan saat menjelang bulan Syawal (Lebaran), jika hilal sudah terlihat, maka keesokan harinya ditetapkan sebagai 1 Syawal atau Hari Lebaran, Kids.
Teks: JFK Foto: Istimewa