Siang yang terik di Firdaus School, salah satu Sekolah Standar Nasional di Jawa Timur, ada Lika yang terkenal usil. ”Uh, panas sekali siang ini nggak biasanya aku keringatan sampai basah begini,” keluh Lika usai istirahat siang. ”Bagaimana kalau teman-teman lihat, bauku seperti kambing. Bisa diolok teman-teman nih,” gumam Lika sambil berpikir bagaimana cara mengeringkan baju dan menghilangkan bau badannya.

Di toilet, Lika sibuk dengan usahanya. ”Kenapa tambah bau sih? kan sudah aku kasih parfum punya Desi yang mahal dan terkenal itu,” pikir Lika. Parfum tersebut diambil Lika dari tas Desi kemarin karena dia iri melihat Desi selalu cantik dan wangi ke sekolah.

Parfum tetesan air mata Putri Duyung, tertulis di label botol. ”Kenapa baunya tidak enak begini tetapi ketika dipakai Desi kenapa wangi sekali?” tanya Lika kepada dirinya sendiri.

”Desi… Desiiiii…,” teriak Lika lantang dari lorong tembok sekolah. Sembari celingukan sana sini Desi mencari sumber suara tersebut. “Ada apa Lika? kamu memanggil saya?” tutur Desi dengan mimik ketakutan.

“Kok parfum kamu tidak wangi seperti yang kamu pakai?” ujar Lika sambil memperlihatkan parfum tetesan air mata Putri Duyung milik Desi. “Kenapa parfum itu ada di kamu, Lika?” tanya Desi.

“Iya, kemarin aku ambil dari tas kamu,” ucap Lika sambil garuk-garuk kepala malu. ”Itu punya Bi Inah pembantu aku, kemarin dia minta aku belikan,” lanjut Desi.

“Wah, kamu bau sekali, nih aku pinjamkan kemeja seragam aku yang baru dikembalikan Ismi tadi. Cukup kok di badan kamu, dan ini aku pinjamkan parfum juga biar wangi,” tutur Desi kasihan dengan seragam Lika yang basah. “Benar kamu mau pinjamkan aku? kenapa kamu begitu baik padahal aku kan sering jahat dan usil sama kamu?” lanjut Lika tertunduk malu.

“Tidak apa-apa, aku sudah memaafkan semua kelakuan kamu kok. Lagi pula Bu Guru kan pernah mengajarkan kalau kita saling berteman harus saling memaafkan,” jelas Desi sambil menggandeng tangan Lika dan mengantarkannya ke toilet untuk segera ganti baju.

“Teeet-teeet-teeet…” “Bel berbunyi, saya harus masuk ke kelas sekarang. Cepat ganti bajunya, sekarang pelajaran Bu Ani lho. Nanti aku ijinkan ke Bu Ani kalau kamu sedikit terlambat,” tutur Desi seraya berlari menuju kelas. “Terimakasih ya, Dessss…,” teriak Lika.

“Hmm… mulai sekarang aku tidak akan usil lagi pada teman-temanku,” janji Lika kepada dirinya sendiri sambil bergegas mengganti seragamnya.

 

 

Cerita: JFK    Ilustrasi: JFK

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *