Kasih Ibu memang besar sekali, ya, Kids. Ia mencintai anak-anaknya, bagaimanapun keadaannya. Itu yang coba disampaikan oleh Ibu Reshma Wijaya, pendiri Saraswati Learning Center (SLC), sebuah sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Bertepatan dengan Hari Sindroma Down Sedunia tanggal 21 Maret 2019 lalu, Ibu Reshma bersama NSG Music meluncurkan sebuah lagu yang didedikasikan untuk anak perempuannya yang istimewa beserta anak-anak Down Syndrome lainnya.
Lirik lagu ini ditulis oleh Kak Surya dari NSG Music Production. Terinspirasi dari sebuah puisi yang ditulis dengan sangat indah oleh Ibu Reshma. Puisi berisi curahan hati seorang ibu, yang berisi ungkapan kasih terhadap anaknya. Betapa ia sangat mencintai putri keduanya tersebut, yang ia sebut anugerah terindah dari Tuhan, bagaimanapun keadaan dan kemampuannya.
Bersama suaminya, Ibu Reshma sempat membacakan puisi tersebut di hadapan putri mereka, Cheryl (9 tahun), gadis kecil manis penyandang Down Syndrome. Ya, hari itu, di pelataran Saraswati Learning Center, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (21/03/19), digelar peringatan Hari Sindroma Down Sedunia bertema “Life is a Blessing”.

Barisan kata-kata puisi yang ia bacakan bermakna sangat dalam. Mengundang rasa haru dari para undangan, yang terdiri dari para orangtua, guru, dokter, perwakilan dari pemerintah daerah Jakarta Pusat, hingga awak media.
Dari pengembangan puisi tersebutlah, tercipta sebuah lagu. Berisikan pesan bahwa hidup adalah karunia (life is a blessing), yang harus dipergunakan sebaik-baiknya. Lagu ini mengajak para orangtua maupun anak-anak berkebutuhan khusus untuk tidak menyerah dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan. Kuncinya adalah cinta kasih yang tulus, yang bisa menjadi sumber kekuatan.
Anak-anak (berkebutuhan khusus) adalah anugerah dari Tuhan. Tak perlu mempertanyakan apapun kepada Tuhan, mengapa semua ini terjadi. Yang bisa kamu lakukan adalah, rangkul dan peluk mereka. Sekali kamu merangkul mereka, kamu akan merasakan cinta. Dan cinta itu akan membantumu untuk menemukan tujuan dalam hidup” Reshma Wijaya
Lagu tersebut bisa diunduh di platform musik digital Spotify dan Itunes dengan judul “Hold On to Life”. Dinyanyikan oleh Kak Surya beserta penyanyi remaja lainnya, antara lain Anov Aldrin, Kim! (second runner up The Voice Kids Indonesia musim kedua), Willy Winarko, dan Nitya Shamdasani.
Lagu ini, menurut Ibu Reshma, diluncurkan sebagai bagian dari kampanye “Jakarta Inklusif” yang giat digaungkan oleh SLC. Ya, visi mereka salah satunya adalah memperjuangkan agar anak-anak berkebutuhan khusus berhak untuk mendapatkan pendidikan dan terapi yang tepat, mendapat kesempatan untuk mencapai potensi mereka secara maksimum dan berada pada komunitas inklusif yang mendukung dan mengembangkan kemampuan (ability) dan bukan ketidakmampuan (disability) mereka.

Sebagai Kepala Sekolah sekaligus pendiri SLC, ia berharap agar warga Jakarta bergandengan tangan untuk mau peduli dan menerima individu-individu dengan kemampuan yang berbeda (differently abled).
“Kenapa pilih lagu? Untuk menjangkau pesan yang ingin kami sebarkan seluas-luasnya, lagu adalah media yang tepat. Mungkin sudah banyak acara di televisi perihal ajakan positif untuk merangkul anak-anak berkebutuhan khusus, tapi orang-orang enggan mendengar. Jadi, kami ingin menyampaikan pesan lewat wadah berbeda, salah satunya lewat lagu. Kami juga melakukan kegiatan seperti “Light up Monas” dan “Awareness Walk” di bulan Desember lalu, sebagai kegiatan mengampanyekan Jakarta Inklusif,” terang Ibu Reshma yang menerima penghargaan “Outstanding ASEAN Woman Leaders 2018” pada Desember tahun lalu yang diberikan oleh “World Woman Leading Change.”

Selain meluncurkan lagu, acara peringatan Sindroma Down Sedunia juga dimeriahkan oleh sesi talk show yang mengupas seputar “Down Syndrome” dan penampilan dari murid-murid SLC termasuk sang putri, Cheryl. Anak-anak istimewa tersebut tampil di panggung, bernyanyi dan menari dengan semangat dan energi yang luar biasa.
Murid-murid dari kelas vokasi yang berusia 12-27 tahun, juga memamerkan hasil karya kerajinan tangan mereka untuk dijual. Mulai dari pensil, gelang, tas, dan lainnya.

Bahkan, sejak Januari 2019, SLC bergabung dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) untuk menjual produk-produk karya kelas vokasi pada seluruh kegiatan bazaar yang diadakan oleh Dekranasda.
Program ini merupakan bagian dari misi SLC untuk memberdayakan para remaja dengan keterampilan dan rasa percaya diri untuk menjadi individu yang sukses di kemudian hari.
Ya, teman-teman kita yang berkebutuhan khusus juga mampu berkarya dan mandiri. Adalah tugas kita semua untuk selalu mendukung mereka dengan kemampuan istimewa yang mereka punya. (Foto: Efa, Istimewa)
https://youtu.be/PC2Dk0ygs64