Lewat Pendidikan Holistik, Sinarmas World Academy Maksimalkan Potensi Anak untuk Sukses di Masa Depan

Pada Hari Anak Sedunia yang diperingati tanggal 20 November lalu, UNICEF mengangkat tema yang sangat relevan dengan situasi pandemi yang terjadi yaitu untuk ‘membayangkan kembali masa depan yang lebih baik untuk setiap anak’. Sejalan dengan hal tersebut, Sinarmas World Academy (SWA), sekolah yang menyediakan edukasi internasional untuk usia Toddler hingga kelas 12, semakin fokus untuk membekali para muridnya dengan berbagai pengetahuan untuk bekal masa depan.

“Di masa depan, murid-murid akan dihadapi permasalahan yang tidak kita pahami dan belum terbayangkan. Mereka perlu dilengkapi dengan kemampuan dan kekuatan dalam menganalisa masalah, kepedulian untuk membantu sesama, dan mencari solusi terhadap semua masalah yang dihadapinya tersebut. Karena itu, SWA menekankan pada edukasi yang memberikan pengalaman dan mengimplementasikan pendidikan holistik yang disesuaikan kepada pribadi dan potensi anak. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi tumbuh kembang mereka sehingga dapat berprestasi dan memberi dampak positif di dunia,” ujar Bapak Deddy Djaja Ria, General Manager SWA dalam acara webinar beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, sekolah SWA menerapkan sistem pendidikan holistik yang seimbang. Enam aspek yang perlu dikembangkan secara seimbang dalam pendidikan anak, yaitu: kognitif dan intelegensi, fisik, teknologi dan artistik, lingkungan dan komunitas, spiritual dan moral, serta afektif.

“Membimbing anak untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan yang mereka pahami dapat memacu kreativitas dan kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan ragam situasi yang tidak dapat diprediksi. Saat murid menciptakan sesuatu bersama-sama, mereka diajak untuk menciptakan solusi yang membantu dunia sekaligus dilatih berkomunikasi dan bekerjasama dengan tujuan positif. Konsistensi stimulasi pendidikan dan lingkungan inilah yang menjadi fondasi solid dari karakter dan kepribadian anak bernilai moral yang kuat,” papar Bapak Alex T. Nenes, anggota senior tim akademik SWA.

Hal menarik lainnya, sekolah SWA juga mengambil langkah ekstra dalam memastikan potensi dan perkembangan anak tergali secara maksimal melalui program khusus bernama Personal and Social Development (SEL). Melalui program SEL, konselor mengajak anak melakukan manajemen diri, membangun kesadaran diri, mendampingi anak dalam berlatih mengambil keputusan yang bertanggung jawab, membina anak mengembangkan keterampilan dalam membangun relasi sosial, serta meningkatkan kesadaran sosial mereka.

“Anak butuh bimbingan, arahan, dan lingkungan yang positif. Melalui program SEL, anak diajarkan untuk mengenal dan memahami diri mereka, sehingga tidak akan kehilangan identitas dirinya. Saat diri mereka dipahami, potensi mereka akan tergali kemudian karakter positif mereka akan terbentuk. Untuk selanjutnya akan disertai bekal ilmu pengetahuan yang sudah mereka kuasai, maka pada saat itulah mereka akan dapat berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya,” ucap Bapak Danny Tania, DISE, Magister Pendidikan, sebagai konselor sekolah SWA.

Danny Tania, DISE, Magister Pendidikan, sebagai konselor sekolah SWA

Untuk menggali beragam potensi yang dimiliki para murid karena mereka adalah harapan masa depan, SWA mengacu pada konsep Bloom Taksonomi, yang menitikberatkan pada kegiatan pengajaran kompleks dengan penerapan metode analisis-evaluasi-mencipta, lebih menyeluruh dari pengajaran dasar yang berupa hafalan dan pemahaman.

Layaknya sekolah lain, SWA juga melakukan pembelajaran online selama pandemi, termasuk siswa-siswa yang masih berada di kelas Early Years. “Yang paling menantang di masa pandemi ini adalah murid PAUD (pendidikan anak usia dini). Mereka masih sangat muda, masih kecil. Pada usia tersebut, anak sedang belajar eksplorasi sekitar, bisa dari melihat, menyentuh, dan sebagainya. Di masa new normal ini, kita lakukan adaptasi dan sinkronisasi. Guru menyiapkan materi. Sesi online cukup sebentar saja pada usia preschool, kita berikan instruksi sehingga anak bisa mempraktikkan bersama orangtua di rumah. Saat mengajar online, guru-guru juga jadi lebih kreatif. Mereka men-desain ruang kantor di rumah mirip kelas. Ada background yang mendukung, misalnya lagi belajar soal cuaca, ada gambar matahari, dan sebagainya, dibuat semenarik mungkin. Untuk kelas Early Years,  siswa tetap belajar online Senin – Jumat tapi banyak fleksibilitas dan adaptasi di sana sini agar anak tidak capek menatap layar gadget terus,” ujar Bapak Danny.

Meskipun belajar online di masa pandemi, tak menghalangi siswa-siswi SWA untuk berprestasi, bahkan di tingkat dunia. Terbukti, sejumlah murid SWA berhasil menjadi pemenang Indonesia pertama dalam kompetisi robotik prestisius tingkat dunia, World Robot Olympiad (WRO) 2020 Kanada. Sekelompok murid SWA lainnya memenangkan kompetisi dunia dalam mencipta lagu yaitu 2020 Bow Seat Ocean Awareness Contest Music Category. Lebih dari itu, murid SWA juga menjadi pemenang dalam Kompetisi Sains Nasional-Matematika, Virtual Wushu Championship 2020, SEAMO 2020, dan 2020 UCC video contest.

Foto: Efa, Ist

 

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *