Fiona sangat menyukai makanan Barat. Menurutnya, makanan Indonesia tidak enak dan tidak keren! Papa dan Mama berusaha membuat Fiona menyukai makanan Indonesia. “Boleh saja kalau kamu suka makanan Barat, tapi jangan anti pada makanan Indonesia! Kamu kan anak Indonesia, masa tidak suka makanan Indonesia?” keluh Papa dan Mama. Tapi, tetap saja, Fiona lebih suka steak dan kentang daripada tempe dan nasi.
Bulan Juni, Fiona dan teman-teman kelas 5 SD Melati pergi ke Planetarium Jakarta. Di dalam bis, Fiona membuka bekal makan siangnya. “Lauknya tempe!” keluh Fiona kesal. Fiona melihat bekal Weli, teman sekelas yang duduk di sebelahnya. Steak! Makanan Barat memang paling enak!
Fiona menyimpan bekalnya lagi ke dalam tas, memutuskan untuk jajan. Sampai di Planetarium, Fiona langsung pergi ke sebuah café yang menyediakan makanan Barat. Karena café ramai, Fiona terpaksa menunggu cukup lama. Fiona memandang Planetarium, dan dia terkejut! Bangunan itu dikelilingi sinar kuning! “Ini pasti karena aku lapar, jadi berkhayal yang tidak-tidak!” bisik Fiona. Akhirnya, pesanan Fiona datang. Dia segera makan dan bergegas pergi ke Planetarium.
Fiona bingung ketika masuk ke Planetarium. “Sepi sekali!” bisiknya. Tiba-tiba, cahaya kuning menyelimuti tubuh Fiona dan dia berpindah tempat! Ketika membuka mata, Fiona mendapati dirinya di sebuah jendela observasi yang luas. Di luar jendela itu….luar angkasa! “Ini pertunjukan Planetarium?” bisik Fiona bingung. “Bukan. Namaku Bol. Aku membawamu ke pesawat luar angkasaku, karena membutuhkan lauk istimewa yang kau simpan dalam tasmu!” sosok bulat berwarna biru berkata pada Fiona. “Bol, kau makhluk dari planet lain?” seru Fiona kaget. “Benar! Bangsa kami dijajah makhluk jahat dan kami memerlukan tempe dari kedelai untuk menjadi kuat dan mengalahkan mereka!” jelas Bol. “Selama ini aku tidak pernah menganggap tempe sebagai makanan yang keren!” kata Fiona menyesal, lalu membuka kotak bekalnya. Lauk tempe di dalam kotak itu melayang mendekati Bol. “Aku, Bol dari planet Centurion, berterima kasih padamu makhluk Bumi!” ucap Bol tersenyum senang. “Namaku Fiona. Bisakah kita menjadi teman?” tanya Fiona. Sebuah batu merah muncul di hadapan Fiona. “Aku akan menghubungimu lewat batu itu. Sampai jumpa Fiona!” kata Bol. Fiona mengambil batu merah itu lalu merasakan dirinya diselimuti sinar kuning lagi. Syut! Dalam sekejap, Fiona sudah kembali ke Planetarium. “Fiona, teaternya akan dimulai!” seru Weli. “Baik!” kata Fiona sambil menggenggam batu merah dari Bol. Semoga perjuangan Bol berhasil!
Di bulan Juli, Fiona akhirnya mendapat kabar dari Bol lewat batu merah. Saat itu, Fiona sedang belajar di kamarnya. Batu merah pemberian Bol bersinar terang dan wajah Bol yang tersenyum bahagia terbentuk dari sinar itu. “Perjuangan kami berhasil! Makhluk jahat sudah kalah!” kata Bol. Fiona melompat bahagia dan berseru, “Aku ingin makan tempe! Tempe memang luar biasa! Semua makanan Indonesia luar biasa!”
Bulan Agustus tiba! Tanggal 17 Agustus, Fiona mengikuti berbagai macam perlombaan yang diadakan di SD Melati. Fiona berhasil memenangkan beberapa lomba. Malamnya Fiona, Papa, dan Mama makan bersama. “Fiona beruntung lahir di Indonesia yang merdeka,” kata Mama dan Papa. “Fiona tidak boleh menyia-nyiakan perjuangan para pahlawan. Fiona harus bangga pada hasil Bumi Indonesia, contohnya tempe! Mungkin berkat makan tempe, Fiona tadi berhasil memenangkan lomba,” kata Fiona. Papa dan Mama tersenyum bangga lalu berkata, “Begitu, dong! Anak Papa dan Mama sudah dewasa!” Fiona tersipu senang. “Tenang saja, Bol! Jika ada makhluk lain yang menyerang planetmu, aku siap dengan lauk tempeku yang istimewa!” bisik Fiona.
Cerita: Seruni Ilustrasi: JFK