Biasanya, jawaban pertama yang muncul di benak sebagian kita adalah karena pantulan dari laut. Laut berwarna biru dan menguasai 70 persen permukaan Bumi, warna biru laut akan dipantulkan ke langit sehingga langit berwarna biru. Tapi, jawaban ini sebetulnya kurang tepat, lho.
Warna langit sebetulnya bermacam-macam. Waktu malam, langit berwarna kehitam-hitaman atau gelap karena tak ada cahaya Matahari. Di lain waktu, langit memancarkan warna merah keemasan seperti saat senja tiba.
Dengan kata lain, warna langit dipengaruhi oleh posisi Bumi terhadap Matahari serta kebersihan udara dan pencemaran polusi. Di kota besar yang berpolusi atau daerah industri pabrik, langit umumnya menunjukkan warna cokelat atau kehitam-hitaman karena begitu banyaknya asap dari cerobong pabrik dan polusi kendaraan.
Cahaya Putih
Sinar yang terpancar dari Matahari sesungguhnya berwarna putih. Jika kita uraikan cahaya putih ini dengan menggunakan prisma, maka kita akan mendapatkan warna pelangi. Ini menunjukkan cahaya putih Matahari tersusun dari warna yang berbeda-beda.
Peristiwa ini sebetulnya bisa kamu temukan dengan percobaan cahaya putih yang dilewatkan pada prisma. Setelah melewati prisma, cahaya putih tersebut terurai menjadi tujuh warna yaitu merah, hijau, kuning, biru, dan ungu atau yang sering disingkat dengan akronim Mejikuhibiniu. Ini salah satu percobaan yang bisa dilakukan untuk mengamati cahaya tampak.
Nah, sama halnya dengan percobaan prisma itu, cahaya putih yang dipancarkan oleh Matahari juga terdiri dari ketujuh warna tersebut. Ungu memiliki cahaya yang terpendek, sedangkan merah sebaliknya, pancarannya paling panjang.
Melewati Atmosfer
Kembali ke cahaya Matahari tadi, untuk sampai ke Bumi, cahaya Matahari haruslah melewati atmosfer atau lapisan udara. Jika kita uraikan cahaya putih ini dengan menggunakan prisma, maka kita akan mendapatkan warna pelangi. Ini menunjukkan cahaya putih Matahari tersusun dari warna-warna di sekeliling Bumi. Atmosfer merupakan sederetan gas berupa oksigen, nitrogen, partikel air, serta debu. Cahaya putih Matahari kemudian melewati campuran ini.
Nah, akibat tumbukan antara partikel cahaya (foton) dan partikel penyusun campuran udara di atmosfer, itulah yang membuat kita melihat langit dalam aneka warna tadi. Cahaya yang terurai akan mengalami pengurangan energi akibat proses tumbukan dengan partikel dan mempengaruhi kekuatan pancaran cahaya sampai di Bumi.
Singkatnya, langit yang setiap hari kita pandangi berwarna biru disebabkan karena cahaya biru dan hijaulah yang paling kuat dipancarkan oleh Matahari. Warna biru ini kemudian tertangkap oleh mata kita, sehingga kita mengatakan langit tersebut biru. Begitu pula halnya pada senja hari. Langit cenderung berwarna merah karena cahaya merah dengan panjang gelombang terpanjanglah yang mampu menempuh perjalanan Matahari-Bumi.
Foto: Istimewa