Putri Alda dari kerajaan Helga, bangun dari tidurnya yang nyenyak. Ia lalu pergi membuka jendela kamarnya. Matahari yang terbit, membuat pemandangan di sekitar istana sangat indah!

Putri Alda kemudian mandi dan memilih gaun sederhana. Ia pun pergi ke dapur untuk membuat kue. Para pelayan tersenyum gembira dan membantu putri Alda.

Ya, putri Alda memang ahli membuat kue! Rakyat mencintai puteri mereka yang bisa membuat kue lezat. Setelah selesai membuat kue, putri Alda mengganti gaun sederhananya dengan gaun yang indah. Dia pun pergi membagikan kue pada teman-temannya yaitu para binatang di hutan.

“Aku membuat kue untuk kalian!” seru putri Alda. Tapi, keadaan sunyi. Tidak lama kemudian, terdengar suara kepak sayap. Seekor burung gagak datang menghampiri putri Alda dan berkata, “Putri Alda, hewan-hewan pergi karena ketakutan. Tidak lama lagi, kerajaan Helga akan diserang oleh kerajaan Dargo!”

Putri Alda pun segera menemui Bron, kepala prajurit istana. “Bron, mengapa kerajaan Dargo bermaksud menyerang kerajaan Helga?” tanya putri Alda. “Terjadi bencana kelaparan di kerajaan Dargo, tuan putri. Rakyat Dargo menjadi miskin, dan raja Dargo menginginkan kerajaan Helga yang kaya. Kita tidak punya pilihan lain selain melawan mereka!” kata Bron.

Malam itu, putri Alda mengurung diri di kamarnya. Ia merenung. “Perang hanya membuat semua orang menderita dan penuh kebencian! Mendiang Ayahanda juga membenci perang! Tapi, apa yang harus kulakukan? Aku hanya bisa membuat kue!” seru putri Alda bingung.

“Kau harus menemui ratu peri. Aku akan membawamu ke sana,” kata sebuah suara dari jendela. “Gagak! Terima kasih, kau mau menolongku! Tolong antarkan aku ke ratu peri!” seru putri Alda bersemangat.

Putri Alda mengikuti si gagak yang membawanya ke danau. Di seberang danau, terlihat sebuah rumah kayu yang diselimuti bunga. Rumah ratu peri! Putri Alda mendayung perahu untuk pergi ke rumah itu. “Putri Alda! Selamat datang ke rumahku. Aku sudah mendengar tentang kepintaranmu membuat kue. Maukah kau membuat kue untukku?” kata ratu peri.  “Tentu saja ratu,” jawab putri Alda.

Ratu peri mengayunkan tongkat sihirnya dan bahan-bahan untuk membuat kue muncul. Putri Alda menggunakan bahan-bahan itu untuk membuat kue lezat. “Enak sekali! Bahkan di negeri peri pun tidak ada yang bisa membuat kue seenak ini!” seru ratu peri ketika makan kue buatan putri Alda.

“Apa yang harus kulakukan untuk mencegah perang?” tanya putri Alda. “Kau hanya perlu membuat kue dan memberikannya pada raja Dargo. Tenanglah putri Alda, kelezatan kue buatanmu adalah sihir yang bisa meluluhkan hati sekeras besi,” kata ratu peri.

Tibalah hari dimana pasukan kerajaan Helga dan Dargo saling berhadapan. Putri Alda telah memberitahu Bron tentang nasihat ratu peri. “Baiklah tuan putri, tapi aku akan tetap menjagamu,” kata Bron.

Raja Dargo datang dengan pakaian perangnya yang gemerlap. Dia terkejut ketika putri Alda membawakan sepiring kue untuknya. “Raja Dargo, perang hanya membawa penderitaan. Kuharap rasa lezat kue buatanku dapat membuat Anda memilih perdamaian,” kata putri Alda.

Raja Dargo mengambil kue dan memakannya. “Aku ingat rasa kue ini! Persis seperti kue buatan puteriku yang sudah meninggal. Dia benci perang!” seru raja Dargo sambil menangis. Putri Alda terkejut dan memegang tangan raja Dargo. “Raja, Ayahku yang sudah lama meninggal  juga benci perang. Mari kita berdamai! Aku menyambut rakyatmu ke kerajaan Helga!” seru putri Alda.

Rakyat Helga dan Dargo gembira karena perang tidak terjadi. Raja Dargo menjadikan putri Alda sebagai anak angkatnya. Kedua kerajaan itu pun bergabung damai dan sejahtera!

 

 

 

Cerita: Seruni     Ilustrasi: JFK

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *