GUBRAAAAKK…
Seorang gadis menabrak Hilda. Gadis tak dikenal itu jatuh tersungkur. Untung saja Hilda tidak ikutan terjatuh. “Kamu tidak apa-apa?” tanya Hilda.
Gadis berambut lurus panjang itu tak menjawab. Wajahnya terlihat pucat dan ketakutan. Secepat kilat, ia kembali berdiri dan berlari. “Dia kenapa?!” Hilda bergumam.
“Wah, kotak apa itu?” Hilda bertanya-tanya saat melihat sebuah kotak persis di tempat gadis misterius itu terjatuh. Buru-buru, Hilda mengambilnya dan hendak mengembalikan kepada gadis tersebut. Namun, sang gadis sudah tak terlihat lagi.
Tak sengaja, jarinya menyentuh sebuah tombol pada kotak berwarna pink itu. Tiba-tiba, kotak terbuka dan muncullah sebuah patung balerina kecil yang berputar-putar diiringi alunan musik indah.
“Ternyata, ini kotak musik!” bisik Hilda. Tepat di bagian atas kotak musik tersebut terdapat ukiran nama ‘JESSICA’. Ia pun membawa kotak musik itu pulang ke rumah.
Hilda lalu meletakkan kotak musik di atas meja belajar di dalam kamar.
Malam hari tepat pukul 12 malam, saat Hilda tertidur lelap, terdengar alunan musik. “Hmm… Bunyi darimana itu?” ujar Hilda sambil menggeliat di atas tempat tidur. Hilda berusaha membuka mata dan bangkit dari tempat tidur.
Ternyata, kotak musik terbuka dengan sendirinya. Sehingga mengeluarkan alunan musik merdu. “Siapa yang membuka kotak musik ini, ya?” ujar Hilda sembari menutup kotak musik misterius itu.
DUG… DUG… DUG…
Pintu kamar Hilda digedor kencang berulang-ulang. Wajah Hilda pucat pasi. Ia kaget dan ketakutan. Hilda lantas berjalan mendekati pintu kamar. Gagang pintu sudah digenggamnya. Namun, pintu tak berhenti digedor dari luar.
Setelah dibuka, tak ada siapa-siapa di balik pintu. “Ibu? Ayah? Bi Hani?” tanya Hilda. Tapi, tetap saja tak ada orang.
Hilda kembali terkejut! Alunan musik lagi-lagi terdengar. Saat menoleh ke arah meja belajar, kotak musik itu nampak terbuka kembali.
Jantungnya berdebar makin kencang. Baru kali ini, Hilda diselimuti ketakutan yang teramat besar. Buru-buru, ia berlari ke tempat tidur. Hilda langsung bersembunyi di balik bantal dan berusaha untuk tidur sambil berharap ini hanyalah mimpi.
Paginya, Hilda bergegas berangkat sekolah sambil membawa kotak musik temuannya itu. Ia berlari kencang seraya menggenggam kotak musik. Wajah Hilda benar-benar pucat menahan rasa takut yang dipendamnya. “Semoga aku bisa bertemu gadis yang kemarin,” ujar Hilda.
Saking kencangnya Hilda berlari, tak sengaja ia bertabrakan dengan orang lain. Hilda pun terjatuh. Namun, ia berusaha untuk berdiri dan kembali berlari menuju gerbang sekolah tempatnya bertemu dengan gadis misterius berambut panjang.
Setibanya di depan gerbang sekolah, Hilda tak menemukan gadis misterius itu. Ia juga baru menyadari kotak musik yang dibawanya sudah hilang dari genggaman. “Waduh, kemana kotak musik itu?” tanya Hilda.
“Jangan-jangan, kotak musik itu terjatuh saat tadi aku jatuh!” ujar Hilda cemas. Namun, jam telah menunjukkan pukul 7 pagi. Sudah waktunya untuk masuk sekolah. “Semoga saja, kotak musik itu kembali ke pemiliknya,” ucapnya sembari berjalan masuk ke sekolah.
Sementara itu, di sudut jalan, seorang gadis yang sebelumnya ditabrak Hilda, menemukan kotak musik ‘JESSICA’ yang terjatuh. “Kotak musik ini bagus juga, ya! Aku bawa pulang, ah,” ujar gadis tersebut. Tak disangka, kejadian aneh di malam hari juga dialami oleh gadis itu dan penemu kotak musik lainnya.
(Cerita: Just For Kids/ Ilustrasi: Just For Kids)