Namaku Tuki. Aku yakin sekali sebagian besar dari kalian membenciku. Atau mungkin kalian semua membenciku. Ya, aku adalah seekor tikus yang lahir di gorong-gorong. Tikus yang kotor dan menakutkan. Tapi, sekali ini saja aku ingin kalian mendengarkan kisahku.

Aku tidak ingin mendapat pujian, hanya ingin bercerita. Dengan bercerita, kita bisa membuat hati yang gundah, menjadi lega, bukan? Tentu saja aku memiliki hati! Hihihi! Oh, ada satu lagi hal yang berguna dari sebuah cerita. Kalian bisa belajar tentang kehidupan. Jadi, kuharap apa yang kualami  bisa berguna bagi kalian.

Nah, kisahku dimulai dari awal bulan di tahun yang baru. Bulan ini penuh dengan awan hitam yang membawa hujan. Gorong-gorong tempatku tinggal dipenuhi air hujan, jadi aku harus mencari tempat tinggal baru. Setelah lama mengembara, akhirnya aku menemukan sebuah rumah yang sempurna. Rumah ini mempunyai tempat sembunyi yang kubutuhkan. Tempat sampah di rumah ini penuh dengan sisa makanan lezat! Selokan di rumah ini pun bisa kujadikan tempat tinggal dan berlindung jika aku sampai ketahuan. Tapi ternyata, kebahagiaan masih jauh dari jangkauanku.

Rupanya, rumah itu sudah dihuni oleh dua ekor binatang, seekor anjing dan kucing. Dua binatang itu dengan angkuh berkata kalau aku tidak bisa tinggal di rumah itu. “Kenapa? Aku tidak punya niat jahat,” kataku pada mereka. “Karena kau tikus gorong-gorong yang kotor dan bau!” kata si kucing. “Majikan kami sedang sakit. Dan kau bisa membuatnya lebih sakit lagi!” kata si anjing. “Hei, kalau majikan kalian sakit, dia harus ditolong!” seruku. “Kami  tidak tahu caranya!” kata anjing dan kucing itu. Sepertinya aku tahu cara agar  bisa tinggal di sini. “Aku tahu cara menolong majikan kalian,” kataku pada dua binatang itu.

Majikan mereka adalah seorang penjual makanan. Karena sakit, dia tidak bisa berjualan lagi. “Kalian yang harus berjualan,” kataku pada si anjing dan kucing. Di rumah itu aku menemukan daftar harga makanan dari kertas. Aku menyuruh si kucing menggigit daftar makanan itu di mulutnya. Lalu, si anjing membawa kantung berisi makanan yang dibuat oleh majikan mereka. “Pergilah berkeliling dari rumah ke rumah,” kataku.

Tapi, hanya sedikit dari makanan itu yang terjual. “Kami ini binatang, banyak orang yang jijik pada makanan yang kami bawa. Maafkan kami, Tikus, kami tahu sekarang bagaimana rasanya menjadi dirimu,” kata si anjing dan si kucing. Dan kami pun menjadi teman. Tapi ternyata kerja keras teman-temanku ini tidak sia-sia.

Pada suatu hari, datanglah orang-orang dari sebuah stasiun televisi. Rupanya, seorang anak membuat video rekaman teman-temanku yang sedang menjajakan makanan. Dan video itu disebarkan di internet. Orang-orang dari televisi ini melihat video itu dan sangat tertarik. Orang-orang ini lalu menolong majikan teman-temanku. Dan kehidupan mereka pun berubah. Majikan mereka sembuh dan memiliki kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, begitu juga dengan si anjing dan si kucing.

“Ini semua karenamu, Tikus. Maukah kau tinggal bersama kami?” tanya temanku, si anjing dan si kucing. “Tentu saja itu mustahil. Karena sampai kapan pun aku akan dianggap kotor dan bau. Setidaknya biarkan aku tinggal di gorong-gorong rumah kalian,” kataku. “Tentu saja!” seru mereka antusias. Dan disinilah kisahku berakhir!

 

 

 

 

Cerita: Seruni    Ilustrasi: Agung

 

 

 

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *