Mengubah sebuah kebiasaan itu memang tak mudah! Misal saja, kalian terbiasa makan junkfood terus disuruh makan makanan yang sehat. Bagaimana rasanya? Pasti junkfood jauh lebih nikmat dari brokoli rebus kan Kids?
Sulitnya seseorang mengubah kebiasaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri maupun dari luar. Perlu kalian ketahui secara internal, tubuh memiliki mekanisme inertia yang memberikan perlawanan terhadap perubahan – bahkan peralihan yang positif, termasuk hidup lebih sehat-. Inertia ini berperan mempertahankan keseimbangan kondisi tubuh atau homeostasis. Artinya, ketika perubahan mulai berlangsung, tubuh menganggap terjadi gangguan homeostasis sehingga secara natural berupaya melawannya. Inertia dari sisi fisik bisa terdeteksi karena memicu perubahan fisiologis pada detak jantung, metabolisme, dan juga pernapasan.
“Memulai kembali aktivitas fisik setelah lama kurang bergerak, serta pergantian pola makan menjadi faktor penyebab gangguan homeostatis, akibat terjadinya perubahan fisiologis pada detak jantung, metabolisme, juga pernapasan. Kondisi inilah yang menjadi salah satu penyebab utama sulitnya tubuh untuk beradaptasi, ketika kita mulai menerapkan gaya hidup baru,” ungkap Kak Alvin Hartanto, Lifestyle Nutrition Expert.

Sedangkan dari sisi psikologis menurut Ibu Vera Itabiliana, pakar psikologi menyebutkan bahwa manusia adalah creature of habit, atau makhluk yang terbentuk dari kebiasaan. Habit sendiri bisa terbentuk bila sebuah aksi dijalankan dengan rutin dan terus menerus. Ketika melakukan tindakan baru, psikis manusia melawannya karena tidak sesuai dengan kebiasaan yang telah tertanam. Itulah mengapa mempraktikkan kebiasaan baru, seperti memulai berolahraga atau mengonsumsi makanan sehat, cenderung berujung kegagalan. Sebab, psikis manusia sudah terpola dengan kebiasaan lama dan menolak rutinitas baru.
Nah, untuk melawan inertia dan faktor psikologis, komitmen diri menjadi vital. Tak cukup itu, faktor penunjang eksternal juga krusial lho Kids. Melakukan langkah-langkah kecil untuk memulai perubahan kebiasaan berdampak yang jauh lebih efektif, asalkan konsisten. Untuk bisa menjalankannya, lingkungan di sekitar harus bisa mendukung dan memantik motivasi sehingga kebiasaan baru segera terbentuk.
Menyadari bahwa memulai kebiasaan baru merupakan fase yang sulit, maka dari itu Beko, menegaskan perannya sebagai bagian dari lingkungan pendukung yang dapat diandalkan. Beko, Europe’s number 1 freestanding home appliances brand, mendedikasikan diri menjadi healthy living starter guna mendampingi masyarakat Indonesia mengubah kebiasaan untuk hidup lebih sehat. “Harapan kami, hadirnya Beko bisa memantik motivasi dan merealisasikan tekad masyarakat Indonesia untuk segera beranjak menuju hidup yang lebih sehat” tutur Mr. Ali Cagri Gonculer, Country General Manager Beko Indonesia.