“Saya ini pelari, saya pun sering terpapar sinar matahari. Tapi, betapa kagetnya saya, setelah di cek, ternyata saya mengalami defisiensi atau kekurangan vitamin D,” cerita Melanie Putria, seorang Ibu dan juga penggiat gaya hidup sehat.

Ya, kita semua tahu, kalau vitamin D itu bisa didapatkan dari sinar matahari. Matahari mengandung sinar UV (ultraviolet) yang akan menyentuh permukaan kulit untuk kemudian diubah oleh tubuh menjadi vitamin D. Untuk diketahui, sekitar 80 persen vitamin D dalam tubuh, berasal dari previtamin D yang diproduksi di kulit yang diinduksi oleh sinar UV B (matahari). Walau demikian, penelitian menunjukkan, kebanyakan orang tak menyadari bahwa mereka kekurangan vitamin D.

Padahal, menurut Dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD, CHt, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, vitamin D sangat penting dan sangat bermanfaat untuk tubuh. “Vitamin D berguna untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam tulang, menjaga kekebalan tubuh, mencegah kanker, risiko penyakit jantung, diabetes, dan lain sebagainya,” ucap Dr. Jeff.

Diungkapkan oleh Bapak Edward Joesoef, Chief Strategy Officer, Konimex Group, kesadaran orang akan pentingnya vitamin D saat ini memang meningkat secara global. “Dimulai dari negara-negara dengan sinar matahari terbatas seperti Eropa dan Amerika, dan sekarang menjalar ke Asia termasuk Indonesia. Meski Indonesia merupakan negara tropis dimana mendapat sinar matahari melimpah, namun ternyata banyak yang kekurangan vitamin D, mulai dari anak-anak, wanita, usia menengah hingga usia lanjut,” terangnya.

Berdasarkan data dari SEANUTS 2011-2012, terjadi defisiensi vitamin D yang cukup tinggi, dimana 38,76% terjadi pada anak Indonesia yang berusia 2-12 tahun, sekitar 61,25% terjadi pada ibu hamil, 63% terjadi pada perempuan dewasa yang berusia 18-40 tahun, dan 78,2% pada usia lanjut.

“Terjadinya defisiensi vitamin D dalam tubuh disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, proses pembentukan vitamin D itu sendiri, seperti kondisi usia yang semakin tua yang dapat menyebabkan pembentukan vitaminnya berkurang, warna kulit yang semakin gelap yang membutuhkan semakin lama waktu berjemur, sedikitnya permukaan kulit yang terpapar saat berjemur dan berat badan. Kedua, hanya terdapat beberapa makanan yang mempunyai kandungan vitamin D, seperti jamur, kuning telur, dan ikan berlemak,” jelas Dr. Jeff.

Kebutuhan vitamin D pun semakin meningkat apalagi di masa pandemi saat ini. “Berdasarkan penelitian, dari 780 sampel, risiko kematian akibat virus Covid-19 meningkat 10-12 kali lipat pada orang yang mengalami kekurangan vitamin D,” kata Edward.

Melihat fenomena itu, Indocare Group (bagian dari Konimex Group) yang sudah sejak tahun 1991 ikut meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui produk suplemen kesehatan yang inovatif, salah satunya Holisticare, kembali meluncurkan inovasi baru yaitu Holisticare D3 1000. Suplemen vitamin D3 1000 IU untuk membantu memenuhi kecukupan vitamin D secara cepat dan praktis di tengah pandemi Covid-19.

“Produk Holisticare ini hadir untuk menjawab berbagai tantangan yang terjadi di masyarakat saat ini akan kebutuhan vitamin D. Kami ingin menjadi bagian untuk membantu pemerintah meningkatkan kesehatan masyarakat, baik dalam menekan jumlah kasus COVID-19 yang terus bertambah maupun tingkat mortalitasnya, membantu masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup sehari-hari dan menjadi pendamping yang tepat dalam menjalani aktivitas,” ujar Edward.

Holisticare D3 1000 hadir sebagai solusi untuk menjawab kekhawatiran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan vitamin D3 secara cepat. Suplemen yang mengandung vitamin D3 1000 IU ini dapat dikonsumsi untuk orang berusia 20 tahun ke atas dan telah mendapatkan sertifikasi BPOM untuk dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum setiap hari, yaitu 1 tablet/hari.

Foto: Ist

 

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *