Puluhan orang berdandan mirip Kerbau, lengkap dengan tanduk buatan dan dilumuri arang yang pekat di seluruh tubuhnya. Wah, ada apa, ya?
Di Banyuwangi, ada satu suku yang masih lekat dengan tradisi yang berbau mitos, Suku Osing namanya. Salah satu tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini adalah Tradisi Kebo-keboan. Ritual yang digelar setahun sekali ini merupakan bagian dari rangkaian selamatan desa atas hasil panen sekaligus upacara bersih desa.
Sahabat Petani
Istilah Kebo-keboan berasal dari bahasa Jawa yang berarti kerbau jadi-jadian (kerbau mainan). Kerbau adalah hewan yang sangat akrab dalam kehidupan masyarakat Osing karena banyak membantu petani dalam melakukan pekerjaan di sawah.
Perbedaan Ritual
Ritual yang kabarnya telah berlangsung selama 300 tahun ini, sudah menjadi tradisi Suku Osing. Khususnya, masyarakat di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi dan Dusun Krajan, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. Walau demikian, tradisi yang dilakukan di kedua desa tersebut, tidak sama, Kids.
Meski keduanya sama-sama ritual kerbau jadi-jadian, tapi tradisi di Desa Aliyan adalah Keboan bukan Kebo-keboan. Perbedaannya ada pada jumlah dan pemilihan pemeran Kerbau. Pemeran Kerbau pada ritual Keboan di Desa Aliyan dipilih oleh arwah leluhur, sedangkan Kebo-keboan dipilih oleh pemuka adat.
===
Yang Khas dari Daerah Asal Tradisi Kebo-keboan:
Provinsi : Jawa Timur
Kabupaten : Banyuwangi
Bahasa Daerah : Bahasa Jawa
Kesenian Tradisional : Tari Gandrung
Alat Musik Tradisional : Gamelan
Rumah Adat : Rumah Adat Osi
Teks: JFK Foto: Istimewa