Teng..teng..teng! Bel pulang sekolah berbunyi. “Anak-anak, jangan lupa, besok bawa PR matematikanya ya,” kata Pak Budi, guru kelas V di SD tersebut. “Yang tidak mengerjakan, Bapak hukum menyapu lantai,” kata Pak Budi lagi. “Ya, Paaaak…,” teriak anak-anak serempak.
Namun ada dua anak yang menggerutu sambil keluar kelas, yaitu Hasyim dan Wahid. “Semua ini gara-gara Bu Indri! Kalau Bu Indri tidak pensiun, Pak Budi tidak akan menggantikannya mengajar kita!” kata Hasyim. “Dan kita tidak akan sering mendapat PR!” sahut Wahid. “Iya, mentang-mentang guru baru!” ucap Hasyim. “Tapi tenang saja Hid, kita jalankan rencana kita seperti biasanya. Siapa ya korban berikutnya?” ucap Hasyim lagi. Belum sempat Wahid menjawab, terdengar langkah kaki mendekati mereka.

“Hai Hasyim, Wahid, apa kabar? Sorry ya, aku harus segera pulang,” kata Nizar. Hasyim dan Wahid berpandangan heran. “Tidak biasanya Nizar menyapa kita,” bisik Wahid. “Iya, biasanya dia malah menghindar kalau kita dekati,” kata Hasyim dengan berbisik juga. Sejurus kemudian, mereka berdua bertatapan penuh arti dan tersenyum.

“Eh Nizar, jangan pergi dulu. Sini sebentar. Kita ada perlu nih sama kamu,” kata Hasyim. “Kita mau minta tolong seperti biasanya, untuk besok pagi,” tambah Wahid.

Nizar menghentikan langkahnya dan membalikkan badan, “Maksudmu, PR matematika besok?” tanya Nizar. “Iya, seperti biasa, kamu kerjakan PR tersebut, setelah selesai, kami akan mencontohnya,” kata Hasyim.

“Tapi…soal matematikanya kan sulit, aku juga tidak dapat mengerjakannya,” kata Nizar agak gemetaran. “Tidak dapat mengerjakannya?” tanya Wahid. “Iya, kan soalnya sulit,” ucap Nizar. “Tidak mungkin!” bentak Wahid. “PR matematika kali ini memang sulit sekali,” ucap Nizar. “Nggak mau tahu, pokoknya kamu kerjakan dengan betul siang ini, malam nanti kami ke rumahmu untuk menyalinnya!” ancam Hasyim.

Nizar berpikir sejenak, “Bagaimana kalau kita minta bantuan seseorang. Kebetulan Omku yang dari Semarang sedang ada disini, jadi kita bisa minta tolong dia untuk mengerjakan PR itu.”
Hasyim dan Wahid berpandangan, mereka ganti ragu-ragu.
“Tenang deh, aku jamin Om Pras pasti dapat mengerjakan soal matematika sesulit apa pun,” kata Nizar menenangkan mereka.

Malam harinya, Hasyim dan Wahid bersepeda berboncengan menuju rumah Nizar. Rupanya Nizar sudah menunggu kedatangan Hasyim dan Wahid. “Ayo, langsung masuk saja. Om Pras masih mandi, tapi sebentar lagi juga selesai,” kata Nizar.

“Betul nih, Om-mu bisa mengerjakan PR matematika yang sulit itu?” tanya Hasyim.  “Pasti dong! Dia kan jago matematika,” jawab Nizar.
“Soalnya, kalau kita tidak dapat mengerjakannya, besok pasti kita akan mendapat hukuman dari Pak Budi,” kata Wahid yang menjadi tenang setelah mendengar jawaban Nizar.

Tak lama, seseorang masuk ke ruang tengah, tempat Wahid, Hasyim, dan Nizar berkumpul. “Perkenalkan, ini Om Pras,” kata Nizar mengiringi kedatangan orang itu. Hasyim dan Wahid terkejut. “Pak…Pak Budi…,” kata mereka lirih, hampir tidak terdengar.
“Iya, perkenalkan namaku Budi Prasetyo. Baru saja lulus dari pendidikan matematika,” kata Pak Budi yang ternyata adalah pamannya Nizar.

“Bapak dengar dari Nizar, keponakan Bapak, kalian sering meminta teman-teman untuk mengerjakan PR kalian ya,” kata Pak Budi. Hasyim dan Wahid tidak menjawab, mulut mereka terasa terkunci. “Bet…betul, Pak,” kata Hasyim dan Wahid, tak mampu berbohong. “Bapak sengaja meminta Nizar agar mengajak kalian kesini. Apakah kalian tidak tahu bahwa perbuatan itu tidak baik. Tujuan Bapak memberi kalian PR adalah agar kalian dapat berlatih mengerjakan soal dengan baik. Dengan demikian, kalian akan dapat dengan mudah memahami materi pelajaran yang Bapak sampaikan,” kata Pak Budi lagi. “Bapak harap, kalian berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan kalian tersebut. Mau kan?” tanya Pak Budi kemudian. “Mau, Pak,” jawab Hasyim dan Wahid serentak. “Kami berjanji tidak akan memaksa murid lain untuk mengerjakan PR kami. Dan kami berjanji akan rajin belajar dan mengerjakan PR sendiri,” kata Hasyim dan Wahid sadar.

 

Cerita: JFK   Ilustrasi: JFK

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *