Siapa, sih, yang tak suka cokelat? Rasanya yang manis dan lezat, bikin kita ketagihan, ya, Kids.

Dulu, cokelat yang berasal dari biji kakao ini hanya diolah sebagai minuman. Rasanya sangat pahit. Seiring perkembangan industri, cokelat akhirnya diolah dan dicampur dengan berbagai bahan hingga menjadi camilan lezat.

Sebelum jadi camilan, kakao mengalami perjalanan panjang. Proses fermentasi setelah memanen kakao justru paling penting dalam menentukan kualitas dan rasa cokelat.

Setelah dijemur sampai kering dan dipanggang, biji kakao kemudian digilas sampai menjadi cokelat murni berbentuk cair (cocoa liquor). Cocoa liquor tersebut kemudian diproses menjadi mentega kakao (cocoa butter) yang lebih padat.

 “Untuk menjadi camilan cokelat yang siap dikonsumsi, cocoa liquor kemudian dicampur dan dipanaskan dengan cocoa butter, gula, dan susu selama beberapa jam untuk kemudian didinginkan dan dibentuk sesuai produk yang diinginkan,” ujar Ibu Andi Sitti Asmayanti, Cocoa Life Director for Southeast Asia, Mondelez International pada acara Diskusi Media x Mondelez “Serba-serbi Cokelat” beberapa waktu lalu.

Kita patut berbangga hati, Kids. Cokelat Indonesia tak kalah, lho, kualitasnya dengan negara-negara lain. Bahkan, Indonesia adalah produsen cokelat terbesar ketiga dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.

Meski begitu, pertanian kakao di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Antara lain masih ditemukannya teknik tradisional pada pertanian kakao, sehingga produktivitasnya rendah, lalu kecilnya minat petani untuk membudidayakan kakao.

Itulah mengapa, Mondelez  meluncurkan program Cocoa Life sejak tahun 2013 untuk membantu petani menjaga keberlangsungan kakao di Indonesia.

Meski negara penghasil kakao terbesar ke-3 dunia, ternyata konsumsi cokelat orang Indonesia lebih rendah dibandingkan negara lain, sekitar 0.5 kg per orang per tahun. Bandingkan dengan Malaysia yang sekitar 1,1 kg per orang per tahun dan negara-negara lain di Eropa.

“Untuk itu, kami terus berupaya menciptakan inovasi dan momen keceriaan baru masyarakat dalam memakan cokelat dengan menghasilkan cokelat berkualitas tinggi, harga terjangkau, dan disesuaikan dengan perilaku ngemil di Indonesia. Misalnya, orang Indonesia suka makan cokelat dengan biskuit, kami ciptakan Cadbury Oreo, ada pula Cadbury Fruit & Nuts, Cadbury Dairy Milk, dan Cadbury Cashew,” tutup Bapak Sachin Prasad, President Director Mondelez Indonesia. (Efa, Foto: dok. Mondelez)

 

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *