Di sebuah kota, ada toko ikan hias yang menjual bermacam-macam ikan. Toko itu bernama Akua. Banyak sekali jenis ikan hias di toko itu, tapi ikan-ikan hias yang paling terkenal adalah Cupa si cupang, dan Panda si ikan mas koki panda. Kedua ikan ini selalu bertengkar.

Pada suatu hari, Panda  memuji dirinya sendiri. “Aku adalah ikan tercantik di toko Akua. Aku dikenal sebagai salah satu ikan mas koki paling unik,” kata Panda. “Tidak, kau adalah ikan terjorok yang suka mengotori air akuarium. Oh ya, penyuka air dingin dan rakus,” cerca Cupa. Panda sangat marah mendengar ini. “Aku berbeda dari kalian semua!” serunya. “Ingat ini, sampai kapan pun ikan koki akan menjadi ikan hias paling terkenal di dunia! Tidak sepertimu!” Panda ganti mencerca Cupa.

Cupa hendak membalas cercaan Panda, tapi Lo si ikan louhan, ikan tertua yang dihormati di toko Akua, menghentikan mereka. “Hentikan pertengkaran kalian, hari masih pagi, tapi kalian sudah bertengkar. Jangan mengganggu ikan-ikan lain,” kata Lo. Cupa dan Panda lalu melihat ikan-ikan di sekeliling mereka. Ikan-ikan lain memandang Cupa dan Panda dengan tatapan kesal. Cupa dan Panda terpaksa meminta maaf.

Beberapa minggu kemudian, ikan-ikan mendengar kabar gembira. Pembeli langganan toko Akua akan datang membeli ikan! Dibeli oleh si pembeli merupakan kehormatan bagi ikan-ikan karena si pembeli akan memberikan akuarium indah untuk ikan-ikan yang dibelinya. “Aku pasti akan dibeli,” kata Panda yakin. Cupa ingin sekali menimpali perkataan Panda, tapi kali ini dia memilih untuk diam karena Lo memandang padanya dengan penuh peringatan.

Terdengar suara mobil si pembeli berhenti di depan toko Akua. “Ini saat yang kutunggu!” seru Panda sambil berenang kesana kemari penuh semangat. Tak lama kemudian, ikan-ikan bisa mendengar langkah kaki si pembeli dan pemilik toko Akua. Panda berhenti berenang, berdiam diri untuk menarik perhatian. Tapi si pembeli dan pemilik toko Akua melewati Panda dan berhenti tepat di depan Cupa. Si penjual mengangkat Cupa dan memasukkannya ke dalam wadah. Cupa-lah yang dibeli si pembeli. Panda yang tidak bisa menerima kenyataan, langsung jatuh pingsan. Cupa terkejut melihat keadaan Panda, dia berenang kesana kemari bingung. ”Panda! Panda!” panggilnya khawatir. Tapi sia-sia, karena Cupa sudah dibawa pergi oleh si pembeli.

Berkat perawatan si penjual, Panda pulih kembali. “Syukurlah kau sembuh. Cupa benar-benar khawatir melihatmu pingsan. Dia terus menerus memanggilmu sampai si pembeli membawanya pergi,” kata Lo si ikan louhan.  “Kukira dia benci padaku!” seru Panda kaget. “Lebih tepatnya, berani memberikan kritik akan sifatmu yang sombong dan angkuh. Panda, ketenaran tidak bertahan lama. Lihat aku. Dulu ikan louhan sangat dicari, tapi sekarang tidak lagi. Namaku sudah tenggelam, diganti dengan ikan lain. Kali ini giliran Cupa,” kata Lo. Panda merenungi nasihat Lo. Dia memikirkan Cupa yang ternyata peduli padanya. Sejak itu, Panda berubah. Dia tidak lagi angkuh dan sombong.

Suatu siang, Panda yang terbangun dari tidurnya, terkejut melihat seorang pembeli memperhatikan dirinya. Tak lama kemudian, Panda dipindahkan ke wadah. “Aku dibeli!” serunya. Lo yang melihat itu, tersenyum dan melambaikan siripnya pada Panda. “Aku ikut senang, Panda!” serunya. Panda sampai di rumah besar dan dibawa ke ruangan luas yang penuh dengan akuarium. Panda diletakkan di sebuah akuarium cantik. “Panda!” sebuah suara yang tak asing, memanggil Panda dari akuarium di sebelah. “Cupa!” seru Panda. “Syukurlah, kau tidak apa-apa!” seru Cupa. “Aku senang sekali bertemu denganmu!” sahut Panda. “Maafkan aku yang selalu mengkritikmu,” kata Cupa. “Maafkan aku juga yang sudah bersikap sombong dan angkuh,” kata Panda. Begitulah, Cupa dan Panda, yang tadinya selalu bertengkar, kini menjadi sahabat!

 

 

 

Cerita: Seruni       Ilustrasi: Agung

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *