Jakarta, majalahjustforkids.com – Delapan orang anak berusia 7 – 13 tahun memasuki panggung Wikibex Baby & Mama Festival dengan percaya diri, pada Sabtu siang (4/3) lalu. Sambil memegang mikrofon di tangan, mereka mulai menyanyikan lagu “Tik tik Bunyi Hujan” ciptaan Ibu Sud dengan riang gembira.
Sejumlah orangtua yang menonton di depan panggung, tak lupa mengabadikan melalui kamera smartphone masing-masing. Tak kalah antusias, penonton anak-anak yang duduk di bangku penonton maupun berdiri di sekitar panggung, sesekali bergoyang menyaksikan penampilan mereka.

Rupanya tak sekadar bernyanyi, sebagian anak bahkan menjelaskan asal muasal turunnya hujan kepada penonton. Bernyanyi sambil menyelipkan edukasi dari lagu yang dinyanyikan, sungguh suatu konsep hiburan yang sangat mendidik! Tak berhenti di sana, penonton anak-anak pun lalu diajak ke panggung untuk bersama-sama berkreasi melalui aktivitas DIY “Membuat Hujan & Angin” yang disediakan oleh Mydoremi.
Ya, selama 3 hari, Mydoremi, platform virtual untuk anak anak Indonesia berkreasi didunia digital, hadir di ajang WIKIBEX Baby dan Mama Festival yang bertempat di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada tanggal 3 – 5 Maret 2023 lalu.

Panggung Virtual dan Offline
Sebagai wadah edutainment, Mydoremi memberikan sarana edukasi dan panggung untuk anak-anak bisa berkreasi dan bereksplorasi didunia digital melalui lagu-lagu anak yang penuh manfaat dan sesuai dengan perkembangan anak melalui saluran YouTube “Mydoremi Musical Garden”. Selain itu, Mydoremi juga memiliki berbagai program seperti “Mydoremi Kids On Stage” dan “Mydoremi Youtuber Class”.
Baca juga: Moms, Yuk Dukung si Kecil Berkreasi di Dunia Digital. Pahami Rambu-rambunya!
Nah, sebagai bagian dari program Mydoremi Kids On Stage tersebut, Mydoremi ikut berpartisipasi dengan menampilkan bakat dan anak dalam panggung Wikibex Baby & Mama Festival lalu. Anak-anak tersebut juga diajak berinteraksi dengan karakter Doro, Rere, dan Mimi yang merupakan ikon Mydoremi dan menyanyikan lagu anak-anak Indonesia secara bersama-sama.
Hal tersebut ditegaskan oleh Anne Marie Harjati, Mydoremi Founder & Creator ketika ditemui Just For Kids seusai pertunjukan. “Selama 3 hari ini, kita hadir dalam bentuk performance anak-anak, dengan melibatkan anak-anak yang sudah sering tampil di dunia online melalui Youtube Mydoremi Musical Garden. Nah, setelah sering tampil secara virtual, kita mengajak mereka juga untuk tampil secara offline. Dalam kesempatan ini, Mydoremi diajak ikut serta di acara Wikibex Baby Mama Festival. Ini kesempatan baik untuk anak-anak tersebut bisa menunjukkan bakat mereka dan mempraktikkan apa yang mereka pelajari secara langsung di hadapan pengunjung pameran,” terangnya.
Alice (7 tahun), salah satu anak yang ikut tampil dalam Kids On Stage di panggung Wikibex 2023, mengaku sangat senang dengan penampilannya bernyanyi bersama teman-teman. Tidak ada sedikitpun ketakutan atau kecemasan saat akan tampil di hadapan orang banyak. Alice dan teman-temannya, sangat terlihat percaya diri.
“Aku sudah sering perform. Tadi menyanyikan lagu “Tik tik Bunyi Hujan,” terang Alice yang pernah mengikuti “Youtuber Class” di Mydoremi dan sering tampil pula secara online di saluran YouTube Mydoremi.
Ia bahkan mengaku bahwa persiapannya terbilang singkat. “Aku baru latihan tadi pagi hehe,” tawanya. Wah, meskipun berlatih sangat singkat, Alice terlihat keren!
Selain penampilan anak-anak di panggung Wikibex 2023, Anne mengatakan pihaknya juga membuka booth Mydoremi Kids on Stage. Di sini anak-anak diajak untuk beraktivitas dan belajar lagu-lagu Indonesia. Contohnya, belajar lagu “Kupu-kupu yang Lucu” lalu anak diajarkan untuk memahami darimana asal muasal kupu-kupu.
“Contohnya anak diajarin untuk memahami kupu-kupu terjadi dari mana, karena adanya metamorfosis. Jadi bernyanyi lagu sambil belajar. Kita juga menjual DIY (Do It Yourself) metamorfosis kupu-kupu. Setelah anak-anak beraktivitas dari tools itu, pengunjung anak-anak bisa perform di studio mini, sambil bernyanyi dan menceritakan lagunya dari alat DIY yang tadi dia buat,” terang Anne yang menjelaskan bahwa alat-alat DIY tersebut juga bisa didapatkan melalui website Mydoremi.

Kenalkan Lagu Khusus Anak-anak
Sejak awal, Anne mengatakan bahwa Mydoremi fokus untuk mengenalkan lagu anak-anak kepada generasi Alfa yang sudah sangat melek teknologi. Ya, seperti Moms ketahui, anak-anak generasi Alfa (Alpha) bisa dibilang adalah generasi pertama yang benar-benar telah hidup berdampingan dengan teknologi canggih sejak mereka dilahirkan. Tak heran jika anak-anak ini sangat akrab dengan teknologi digital.

Di tengah banyak manfaat positif, kecanggihan teknologi juga bisa berdampak buruk pada anak, jika orangtua maupun guru tidak melakukan pengawasan. Segala informasi bisa sangat cepat ditangkap oleh anak, termasuk konten yang seharusnya belum boleh anak dengar atau lihat. Untuk itulah, anak-anak generasi Alfa ini perlu memiliki fasilitator yang bisa menangkap kebutuhannya untuk berekspresi dengan aman dan nyaman.
Itulah mengapa Mydoremi hadir. Anne sendiri, mendirikan Mydoremi pada tahun 2021 silam kala pandemi karena terinspirasi dari sang putra bungsunya, Michael (7 tahun), yang ingin memiliki saluran YouTube sendiri. “Kita ingin anak-anak Indonesia jadi anak yang pintar dan cerdas. Jujur saja, saat ini ada banyak konten yang beredar di platform digital yang belum waktunya untuk anak-anak konsumsi. Walaupun tak mudah, tapi kita ingin mengajarkan anak-anak ini kepada konten yang baik dan sesuai umur mereka. Untuk itu, Mydoremi terpanggil untuk membuat platform anak-anak, agar anak-anak itu hidup di dunia anak-anak, bukan dunia orang dewasa,” pungkas ibu dari 3 orang anak ini sambil tersenyum.
Sesuaikan Konten dengan Dunia Anak-anak
Atas dasar pertimbangan itu pula, Mydoremi gigih memperkenalkan lagu-lagu anak. Jujur saja, banyak anak-anak yang tidak mengenal lagu anak-anak populer masa dulu. Mereka mungkin lebih hapal dengan lagu Blackpink, BTS, dan lagu dewasa lainnya. Melihat hal ini, Mydoremi menyesuaikan lagu anak-anak dengan kesukaan masa kini, lewat beat atau tempo yang cepat dan dinamis, sehingga lagu anak-anak Indonesia lebih enak dinyanyikan dan didengarkan.
“Mydoremi hadir dengan konsep experience learning dengan melibatkan dan mengeksplorasi keseluruhan indera mereka, supaya apa yang dipelajari lebih gampang dipahami dan diingat,” imbuh Anne.
Anne berharap, ke depannya akan lebih banyak orangtua yang terdorong untuk memberikan materi-materi yang sesuai dengan usia anak sehingga tidak terkontaminasi secara negatif dengan dunia digital. “Kalau kita tidak mulai dari sekarang, kita akan ketinggalan. Harapannya, akan lebih banyak lagi orangtua terdorong dan bersemangat memberikan edukasi dan konten yang sesuai usia anaknya,” tutup Anne.
Bagi Moms yang ingin si kecil mengasah bakat dan minatnya di dunia digital secara terarah, Mydoremi bisa menjadi rekomendasi yang tepat. Moms bisa mengetahui informasi lebih jauh tentang Mydoremi melalui akun Instagram @mydoremi.id.
Foto: Efa