Siang itu, matahari bersinar terik. Tepat saat Ilham pulang dari sekolah menuju rumahnya yang tak begitu jauh. Meski dekat, namun Ilham tetap mengeluh. “Duh, hari ini udaranya panas sekali!” ujar Ilham terus berjalan hingga tiba di sebuah tikungan, kemudian ia berhenti.

Ilham terpaku melihat secarik kertas yang tertempel di sebuah papan. Di sana ada pengumuman bahwa siang ini akan diadakan pertandingan sepak bola di lapangan. “Wow, sepak bola. Aku harus datang. Tapi…hari ini kan banyak PR! Dan aku juga belum minta ijin pada Ibu. Bagaimana, ya?”
gumam Ilham bingung. Tapi akhirnya Ilham memutuskan untuk pergi menonton pertandingan sepak bola tersebut tanpa meminta ijin terlebih dahulu pada ibu dan juga tanpa mengerjakan PR-nya terlebih dahulu.

Lapangan sepak bola sudah ramai saat Ilham datang. Ilham segera mencari tempat duduk. Pertandingan berlangsung sangat riuh. Kelompok sepak bola yang digemari Ilham, terus memimpin hingga akhir pertandingan.

Setelah 2 jam berlalu, akhirnya pertandingan usai. Ilham pun segera beranjak dari lapangan dan berjalan pulang menuju rumah. Pukul 03.30 Ilham sudah sampai di depan pintu rumahnya. Ia mengetuk pintu lalu masuk sembari mengucapkan salam.

“Ilham, dari mana saja kamu seharian? Pergi tanpa meminta ijin dulu!” omel ibu pada Ilham. “Menonton pertandingan bola, Bu,” jawabnya santai. Tanpa memberi ibu kesempatan berbicara lagi, Ilham langsung masuk ke kamarnya. Karena terlalu lelah, ia langsung merebahkan badannya di atas tempat tidur. Ilham sama sekali tidak ingat dengan PR-nya. Ilham pun terlelap dalam tidurnya.

Sampai keesokan harinya, Ilham baru terbangun dan ingat akan PR-nya. Ia terlonjak dari atas tempat tidur. “Bagaimana, nih? Aku belum mengerjakan PR. Bisa-bisa aku dihukum pak guru lagi!” serunya dengan nada gelisah. Tiba-tiba, “Ilham ayo bangun! Nanti kamu terlambat pergi ke sekolah!” teriak ibu dari luar membangunkan Ilham yang sebenarnya sudah bangun dari tadi.

Ilham segera berlari menuju kamar mandi dengan membawa handuk untuk mandi. Setelah mandi, Ilham segera berlarian lagi menuju ruang makan. Ia terburu-buru karena sudah telat. Tiba di sekolah, tampak pintu gerbang hampir ditutup. Ia segera berlari dan langsung masuk ke kelasnya.

Ilham tiba di kelas tepat saat pak guru memasuki kelas. Ilham teringat kembali akan PR-nya yang belum ia kerjakan. Jantungnya langsung berdebar.
“Anak-anak, kumpulkan PR kalian yang Bapak beri kemarin!” perintah pak guru dengan wajahnya yang penuh wibawa. Serentak semua teman-teman Ilham mengumpulkan PR mereka masing-masing ke meja pak guru. Hanya Ilham sendiri yang tidak mengumpulkan. Ilham duduk di bangkunya tanpa berbuat apa pun.

“Ilham, mana PR-mu?” tanya pak guru tegas. “Ti…dak ad..a, Pak,” dengan sedikit gagap Ilham menjawab. “Kenapa kamu tidak membuat PR-mu, Ilham?” kata pak guru lagi masih dengan suaranya yang tegas. “Saya kelelahan. Kemudian tertidur hingga pagi, Pak,” jawab Ilham lagi dengan suaranya yang sudah tidak gagap lagi. Kemudian pak guru kembali bertanya, “Kenapa kamu merasa lelah?”

Sebentar suasana terasa begitu hening. Tak ada yang berani berbicara termasuk Ilham. “Kenapa Ilham, kenapa kamu tidak menjawab?” tanya pak guru lagi. Mendengar suara pak guru yang bertambah tegas, Ilham tambah takut dan langsung menjawab, “Saya menonton pertandingan sepak bola, Pak Guru,” ujar Ilham dengan suara yang masih terdengar lemas. Ada beberapa anak yang terdengar menertawakannya.

Akhirnya, Ilham diberi hukuman oleh pak guru yaitu mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali. Ia lelah setelah berlari melaksanakan perintah pak guru. Ilham juga menyesal sekali, kenapa ia melupakan pelajaran hanya karena menonton sebuah pertandingan sepak bola. Ilham berjanji pada dirinya sendiri, tidak akan melakukan sesuatu yang tidak berguna bila ada suatu hal yang lebih penting. Kejadian ini akan terus Ilham ingat. Ia juga berjanji untuk memegang teguh janjinya tersebut.

 

Cerita: JFK   Ilustrasi: JFK

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *